Sunday, November 13, 2016

Bom Samarinda, Tetap Tenang Dan Percaya Pemerintah

DUNIA HAWA - Siang tadi kabar duka menyebar cepat. Pasalnya seseorang melempar bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda. Empat orang jemaat menjadi korban. Ada anak balita menderita luka bakar akibat terbakar bom molotov itu.


Foto korban yang dibebat perban dan kulit melepuh terbakar membuat kita sedih dan menangis. Anak kecil yang tidak tahu apa apa harus menanggung perih dan cacat kulitnya. Belum lagi trauma.

Foto dugaan pelaku juga menyebar cepat di medsos. Pelaku yang berkaos hitam bertuliskan Jihad dengan cepat berhasil ditangkap masyarakat saat mencoba melarikan diri. Foto yang menyebar juga membuat kita perih. Sedih.

Dua gambar yang berbeda yaitu korban anak bayi dan foto dugaan pelaku pelemparan bom molotov menjadi bukti bahwa nilai kemanusiaan dalam bingkai kebhinekaan kita masih rapuh.

Kerapuhan ini semakin cepat merambat ketika kita yang berakal sehat ikut andil dengan menyebarkan foto foto korban dan pelaku pelemparan bom molotov itu.

Kebencian yang hendak kita lawan menimbulkan kebencian baru. Menjalar, merembet dan menyeret siapa saja yang melihat gambar gambar kelabu itu dalam ruang batin semua anak bangsa.

Rumah Besar Pancasila kita terus digempur oleh sejuta fitnah propaganda, hujatan, ejekan, berita bohong, provokasi, pengeroposan dan penggerusan. Dogma dan doktrin asing terus merangsek nilai nilai kohesi kebangsaan kita. Suara suara penuh racun terus menggelayuti akal sehat anak bangsa.

Akibatnya, banyak kita lihat dan saksikan sesama kita anak bangsa yang dulunya guyub kini saling menista, saling menghujat, saling mengejek dan mencemooh. Caci maki ini bahkan sudah menjadi hal biasa dalam relasi sosial kita.

Sahabat… Tidak ada yang paling bermanfaat bisa kita lakukan selain bersama sama dengan pemerintah dan elemen bangsa lainnya bergandengan tangan dan merapatkan barisan untuk menjaga rumah Pancasila kita tetap berdiri teguh dan kokoh.

Seperti Kahlil Gibran berkata kegelapan bisa menutupi pepohonan, namun kegelapan tidak bisa menutupi cinta dan kasih sayang. Jiwa jiwa insan Indonesia yang penuh kasih sayang masih mengisi ruang ruang masyarakat kita.

Saya percaya kebencian dan permusuhan yang mencoba menembus Indonesia akan kalah karena orang berakal sehat dan baik masih mayoritas di negeri penuh rahmat ini. Orang orang baik yang saling menyapa dan mengasihi.

Kita berempati dan berdoa buat para korban dan keluarganya. Kita kecam semua pihak yang menggunakan cara cara kebencian dan kekerasan dalam mengadu domba dan merusak perdamaian.

Semoga pemerintah bisa mengatasi persoalan ini. Dan mari kita tidak menjadi bagian untuk menyebarkan kebencian dan kemarahan bereskalasi lebih luas lagi.

Semoga Tuhan menyertai bangsa kita.

Salam NKRI Jaya

[bigaldo sinaga]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment