Sunday, October 2, 2016

Muridku Adalah Guruku


DUNIA HAWA - Bagi banyak guru, murid adalah murid. Banyak guru yang hanya mau "mengajar" saja, tidak mau "belajar". Tapi bagiku, murid adalah guru. Saya tidak hanya "mengajar" tapi juga "belajar". Mereka bukan hanya "murid" tetapi juga "guru" buatku (tepatnya "guru budaya") yang mengajariku berbagai tradisi dan budaya mereka. 

Karena muridku dari berbagai suku Arab, baik Arab Saudi maupun kawasan Arab lain di Timur Tengah, maka saya mendapatkan berbagai informasi yang sangat kaya-raya dan "eksklusif" tentang keanekaragaman tradisi dan budaya mereka yang tidak saya dapatkan di tempat lain, di berbagai literatur dan sumber tulisan.

Saya selalu mendesain kelas-kelasku seperti model workshop yang santai tapi serius. Saya selalu tegaskan tentang pentingnya proses belajar-mengajar dimana setiap dari kita bisa memberi pendapat, gagasan, dan informasi. Meski begitu ada "aturan main" atau "kode etik" yang tidak boleh dilanggar, misalnya harus saling menghormati setiap pendapat dan ekspresi kebudayaan orang lain. Pula, tidak boleh saling mengklaim kebenaran, tidak boleh mengafir-sesatkan kelompok lain, tidak boleh merasa superior dari orang lain, dlsb. Etnosentrisme adalah haram di kelasku.

Saya tidak hanya mendapat informasi di dalam kelas saja tetapi juga di kantor (seperti dalam foto ini dimana muridku sedang menuturkan berbagai perbedaan antara kultur Saudi dan kultur Bahrain) dan tempat-tempat publik lain di kampus, termasuk di kantin. Sering mahasiswa datang ke kantor untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan berbagi informasi apa-saja menyangkut suku-suku mereka maupun masalah sosio-kultural dalam komunitas mereka. Dari keterangan merekalah saya bisa memproduksi berbagai tulisan akademik di jurnal dan buku maupun tulisan populer di koran.

Sudah tentu bukan hanya saya yang mendapatkan berbagai informasi tentang perkembangan "dunia Arab". Mereka juga mendapatkan berbagai informasi tentang "dunia Indonesia" atau Asia Tenggara. Intinya kita saling belajar dan menghargai keanekaragaman. Saya sungguh berharap kelak, para muridku bisa memberi kontribusi positif bagi negara dan masyarakat mereka, menjadi bagian penting dalam proses perubahan sosial-kultural yang sedang mengglobal di kawasan Arab dan Timur Tengah. 

Jabal Dhahran, Arabia

Prof.Dr.Sumanto al Qurtuby, MSi, MA
Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment