Saturday, October 22, 2016

Jago Ngeles Nomor Satu se-DUNIA


DUNIA HAWA - Ternyata dogma memang bisa mematikan akal sehat dan hati nurani. Dan berdasar pengalaman sejarah, mungkin memang benar bahwa masih butuh waktu setidaknya hingga 400 tahun lagi bagi Kaum Gagal Paham untuk bisa menjadi lebih cerdas dan dewasa. Mayoritas mereka adalah anak muda yang emosinya labil, mereka yang minim wawasan dan mereka yang IQnya di bawah rata-rata hehe...

Selain itu Kaum Gagal Paham ini juga terbukti pinter sekali ngeles untuk menyembunyikan kebodohan mereka yang mulai terlihat. Saat awal ISIS muncul dan mampu menaklukkan kota kota di Irak dan Suriah mereka berteriak gegap gempita dan siap menyambut datangnya kemenangan Khilafah Dunia Islam yang baru. Bendera ISIS dikibarkan dimana-mana mulai dari Bundaran HI hingga kampung kampung sekedar untuk menunjukkan dukungan mereka. Bahkan ada juga yang berparade dengan membawa bendera ISIS di jalan-jalan kota Solo.

Setelah ISIS mulai terdesak dan kalah dimana-mana dan bukti kebiadaban ISIS terekspose (misal penggal dan mutilasi anak usia 4 tahun, perkosa anak usia 8 tahun dan kebiadaban di luar akal sehat yang lainnya) mereka tiba tiba ganti berkata : ISIS bukan Islam. Padahal jelas sekali ISIS selalu teriak takbir saat penggal ribuan korbannya. Tidak hanya itu, bukannya melakukan instropeksi tapi mereka malah mencari kambing hitam dan menyalahkan pihak lain dengan mengatakan bahwa ISIS itu buatan Amerika dan Yahudi.

Memang Amerika memiliki peran dalam munculnya ISIS tapi golongan radikal itu memang sudah terlebih dulu ada dan Amerika sekedar menunggangi dan memanfaatkan kebodohan mereka demi kepentingan politik dan ekonomi Amerika sendiri. Orang bodoh, keras kepala, anti kritik, suka memaksakan kehendak dan mau menang sendiri memang paling gampang buat ditipu, dipancing, dibodohin dan dimanfaatkan.

Terus ada juga Geng Senggol Bacok FPI yang menista Pancasila dengan mengatakan Pancasila haram, Pancasila thaghut, diplesetkan jadi Panca Gila, bahkan dibilang kalo Pancasila Sukarno letaknya ada di pantat dan lain-lain. Tapi saat muncul wacana pembubaran ormas anti Pancasila mereka langsung bilang : Kami adalah pendukung Pancasila dan NKRI.

Saat Prabowo kalah mereka juga menuding terjadi banyak kecurangan tapi terbukti ternyata merekalah yang telah membuat polling, survey dan quick count palsu dan abal-abal untuk menipu dan membodohi rakyat. Ini namanya maling teriak maling. Tidak hanya itu, meski Pilpres sudah lewat 2 tahun tapi mereka terus saja merasa sakit hati dan menghina dan mencari-cari kesalahan Jokowi tanpa mau mengakui prestasi yang sudah Jokowi lakukan untuk membenahi kebobrokan bangsa ini yang diwarisi dari mertua Prabowo sendiri.

Saat ada “ulama” nongol di TV dengan hasutan “Seharusnya dia (Ahok) dibunuh, disalib, dipotong dan diusir” dan kemudian “ulama” ini dibully mereka ngamuk dan protes bahwa tidak semestinya ulama dibully (termasuk juga si Ucup yang sampai nangis tersedu-sedu). Tapi mereka diam saja saat ulama yang asli seperti Gus Dur dihina oleh preman Rezek Brizik dengan sebutan buta mata dan buta hati atau saat ulama ulama besar lain seperti Quraish Shihab, Said Aqil Siradj, Mustofa Bisri, Gus Nuril, MH Ainun Nadjib dan lain-lain mereka hina. Rupanya otak mereka sudah konslet. Provokator justru dibilang “ulama” sedang ulama yang asli malah mereka rendahkan.

Kemudian kemarin saat terjadi peristiwa penusukan 3 orang polisi oleh simpatisan ISIS mereka malah bilang itu adalah strategi mengalihkan isu yang dilakukan oleh pemerintah saja. Emang dipikirnya pemerintah ini sudah segila Hitler kali ya? Alasan mereka, mana ada teroris yang alamatnya di komples kepolisian. Ini pasti polisi sendiri yang nyamar untuk jatuhkan nama Islam.

Belakangan terbukti pemuda usia 21 tahun antek ISIS tersebut memang tinggal bersama kakaknya yang seorang polisi. Bahkan ada juga rekaman video sesaat sebelum dia mati karena kehabisan darah akibat tembakan polisi yang berupa pengakuan bahwa dia adalah pendukung ISIS yang hanya mengakui Al Baghdadi sebagai Khalifah / pemimpinnya. Mana ada orang di ambang kematian masih bisa bersandiwara lagi? Jangan-jangan setelah mati nanti muncul isu konyol mayatnya berbau wangi lagi hihihi....

Pasti habis ini banyak yang kejang-kejang. Padahal tulisanku ini sekedar teguran kasih sayang agar akal sehat dan hati nurani mereka bisa berfungsi secara normal kembali. Tapi mau gimana lagi..... Memang begitulah watak para Mukidi.... Pokoknya diri sendiri pasti benar. Orang lain pasti yang salah.

Salam Waras

NB : Kaum Mukidi terdiri dari geng Sumbu Pendek, geng Senggol Bacok, geng Partai Ajaib dan geng Khilaf ahh...

[ muhanmad zazuli]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment