Tuesday, July 26, 2016

Cat's Eye Nebula dan Bulan Terbelah


Dunia Hawa

Cat's Eye Nebula

Familiar dengan foto ini? Boleh jadi Anda pernah melihatnya di berbagai tempat. Lebih khusus lagi, mungkin Anda pernah melihatnya dalam sebuah artikel membahas mukjizat Quran. Orang menghubungkan foto ini dengan ayat 37 surat Ar-Rahman. "Ketika langit terbelah dan menjadi seperti mawar yang berminyak."

Tapi ini apa? Ini adalah benda langit yang dikenal dengan sebutan Cat's Eye Nebula. Tapi apa itu nebula? Nebula itu adalah awan gas dan debu di ruang angkasa yang bisa dilihat sebagai siluet di tengah benda lain yang berpendar. Cat's Eye Nebula adalah salah satu dari sekian banyak nebula di ruang angkasa kita.

Tapi apa hubungannya dengan ayat di atas? Kagak ada. Kok? Ya, tidak ada. Yang menghubungkannya adalah imajinasi spiritual sekelompok orang yang haus akan bukti kebenaran Islam. Bijimane ceritanya?

Ya, ada ayat di atas yang menyebut "langit" dan "mawar merah". Lalu foto ini langsung dihubungkan dengan ayat tadi. Tapi kan foto ini memang terlihat seperti mawar merah? Iya, karena dibuat demikian oleh pemotretnya. Saya lampirkan di bagian komentar bahwa foto ini dibuat demikian karena pemotretnya memasang filter tertentu untuk mendapatkan kontras yang baik pada gambar yang dihasilkan. Penggunaan filter yang lain menghasilkan foto yang sama sekali berbeda, dan sama sekali tidak terlihat seperti mawar.

Lalu, ayat tadi bicara tentang apa? Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat itu bicara tentang suasana kiamat, di mana langit terbelah. Tapi kenapa bisa sampai ada gathukan di atas? Ya itulah hasil karya kaum gaknyambunger, yang buta sains, juga buta agama.

Bulan Terbelah

Saya pernah dimarahi seorang teman saat membantah hoax yang dianggap sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah. "Kalau Allah berkehendak maka apapun bisa terjadi," katanya mencela saya. Lho? Padahal saya tidak membantah soal adanya dalil yang bicara tentang bulan terbelah. Saya hanya membantah bukti yang diajukan.

Sepuluh tahun lalu beredar email hoax yang menceritakan bahwa pihak NASA menemukan dari sampel batu yang dibawa dari bulan ditemukan fakta bahwa bulan pernah terbelah. Batu-batu itu katanya menunjukkan gejala bahwa ia pernah terpotong dan tersambung lagi.

Ini adalah hoax. NASA tidak pernah membuat pernyataan itu. Lagipula tidak nyambung antara sampel batu yang pernah terputus dan tersambung lagi dengan bulan yang pernah terbelah, seakan astronot kebetulan dapat batu di daerah tempat terbelahnya bulan.

Kabar ini kemudian disemarakkan oleh foto permukaan bulan yang terlihat terbelah. Inipun hoax. Foto yang dimaksud adalah Rima Ariadeus, yaitu semacam retak du permukaan bulan akibat aktivitas vulkanik. Ada juga yang menduganya sebagai akibat tumbukan dengan benda angkasa. Panjangnya pun sangat pendek dibanding keliling bulan.

Tapi apakah membantah hoax ini berarti mengingkari dalil? Tidak. Hoax ini sejak awal tidak ada hubungan dengan dalil. Sejak awal ia adalah hoax. Adanya dalil tidak membuatnya menjadi fakta atau kebenaran.

Adapun dalil, ia tidak memerlukan pembuktian. Dalil soal bulan terbelah adalah kabar dzan, artinya tidak bisa ditangkap panca indera. Kalau seseorang beriman, cukuplah ia mengimaninya sebagaimana pernyataan dalil itu. Bagaimana terbelahnya bulan tidak perlu dijelaskan maupun dibuktikan. Apakah ia terbelah secara fisik, secara optik, atau metafora tidak ada yang bisa memastikan.

[hasanudin abdurakhman, phd]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment