Saturday, June 25, 2016

Andai Indonesia Punya 5 Ahok Saja


Dunia Hawa - Sekali-kala perlu juga nongkrong di kedai tuak tak jauh dari rumah. Ya setor muka, namanya juga hidup bermasyarakat. Sekaligus numpang baca koran lokal ditemani segelas teh hangat dan rokok. Obrolan di kedai tuak ternyata enggak jauh beda Kompasiana. Kalau dulu yang sering dibicarakan adalah Jokowi kini berganti dengan Ahok. Tak dipungkiri Ahok memang trending topic maker.

Gaung Ahok sampai ke daerah, bukan milik warga Jakarta lagi. Nggak ada yang nggak tahu Ahok. Bayangkan saja, kemarin seorang abang penarik becak mesin saja omongannya sudah seperti pengamat politik. Saya cukup jadi pendengar yang baik saja. ternyata asyik juga diikuti perbincangan yang sebagian besar menggunakan bahasa Batak Toba itu. Bapak-bapak itu bicaranya lantang dan ekspresif khas sekali.

Ada yang menarik ketika mereka semuanya akur bahwa Indonesia ini butuh pemimpin seperti Ahok, khususnya Sumatera Utara. Nggak ada lagi PNS-PNS yang malas-malasan bekerja kalau nggak mau dipecat tentunya. Nggak ada lagi pungli-pungli kalau ngurus dokumen hdi kelurahan. Penyakit yang sudah kronis di sini. Pelayanan public bisa seperti Jakarta, seperti kisah-kisah yang didengar dari kerabat mereka yang ada di Jakarta yang sudah merasakan langsung hasil kerja Ahok.

Nggak ada lagi nepotisme-neportismean, hal yang biasa berlaku di sini. Orang bisa bekerja di pemerintahan bukan karena batak, melayu atau Jawa. Orang bisa jadi kepala ini dan itu bukan karena ia masih dalam kekerabatan marga. Semuanya didasarkan atas kompetensi.

Mereka membandingkan prestasi pemimpin-pemimpin Sumatera Utara yang prestasinya cuma dalam urusan korupsi saja. Gimana mau maju coba? Lalu salah seorang berpendapat: andai Indonesia punya 5 Ahok pasti akan jauh lebih baik. Orang-orang terdiam, berpikir lalu mengamini bahwa Indonesia perlu orang-orang seperti Ahok.

Ups…kebayang nggak sih kalau Indonesia punya 5 pemimpin seperti Ahok?

Indonesia bakal geger! lah koq? gimana nggak geger dan terguncang. 1 Ahok saja sudah bikin ramai seindonesia. Masyarakat jadi bingung, “Ahok” dari provinsi mana yang mau diikuti sepak terjanganya. Ahok dari Jakarta atau Ahok yang di Sumut?

Keguncangan melanda daerah-daerah. Perang dunia maya antara lover dan hater semakin masif. stasiun-stasiun TV beritanya hanya soal soal Ahok A sampai Ahok E saja. Majalah dan Koran Tempe sampai kebingungan Ahok mana yang akan dijadikan Headline dan sampul depan.

Satu yang pastinya ketar ketir terhadap Ahok-Ahok itu adalah partai politik. Bisa tinggal nama saja PDIP nantinya, apalagi partai seperti Perindo. Lalu disusunlah siasat-siasat hitam guna menggulingkan para Ahok tersebut. Intrik-intrik dilancarkan, aksi pembunuhan karakter dengan isu-su SARA digulirkan.  Disusupkannya pion-pion untuk membuat buruk citra para Ahok. Wakil-wakil rakyat yang berasal dari parpol pada bingung gimana caranya nutupin biaya kampanye mereka. Lubang untuk cari proyek nggak ada lagi.

Demonstasi terjadi dimana-mana.  Ibu-ibu lupa ngurusin anak-anak sebab mereka karena lebih memilih ikut demo yang jelas ada  duitnya. Anak-anak sekolah pada bolos demi ikut demo. Lumayan duitnya bisa buat main game di warnet. Polisi-polisi tiap hari kerjaannya hanya ngurusin aksi unjuk rasa. Nggak sempat lagi buat menggelar razia atau membasmi begal.

Untunglah di Indonesia ini Ahok-nya cuman ada satu dan itu pun hanya di Jakarta. Warga Jakarta sebagian besar sudah cukup bijak dalam memilih pemimpin. Lagi pula warga Jakarta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu SARA dan paham dengan permainan-permainan kotor para barisan sakit hati. Pertanyaannya adalah apakah kedepannya nanti bakal muncul Ahok-ahok lain di daerah? Susah, butuh nyali  10 kali lipat nyalinya Ahok. Bener khan.?

[venusgazer e p/ kompasioner]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment