Tuesday, May 10, 2016

HMI (Mungkinkah) Salah Memahami Pernyataan Saut?


Dunia Hawa - Kalimat Saut Situmorang (SS) ini  "...Saya selalu bilang, kalau di HMI minimal dia ikut LK-1. Iya kan? Lulus tuh, yang anak-anak mahasiswa itu. Tapi, begitu begitu dia menjadi menjabat, dia jadi jahat, curang, greedy..." berbuntut masalah. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai pihak yang disunggung dalam pernyataan SS tersebut merasa dicemarkan nama baiknya dan atau difitnah. 

Kalau hanya melihatnya dari rangkaian kalimar yang sebegitu saja memang akan muncul kesan yang SS maksudkan dengan "dia" itu adalah "anak-anak mahasiswa (HMI) itu". Padahal menurut yang saya tangkap dan pahami dari keseluruhan rangkaian perkataan SS dari awal hingga akhirnya secara utuh dan denganmelihat konteks pernyataannya, yang dimaksud oleh SS sebagai "dia" itu adalah bukan "anak-anak mahasiswa (HMI) itu" . Melainkan "tokoh-tokoh politik". Kalimat "...kalau di HMI minimal dia ikut LK-1. Lulus tuh, anak-anak mahasiswa itu..." hanyalah contoh dari perkataan SS yang sebelumnya, yang berbunyi, "...Liat aja lagi tokoh-tokoh politik. Itu orang-orang pinter semuanya. Orang-orang itu orang-orang cerdas...". Nah itu lah si "dia" yang SS maksudkan. Dan setelah pernyataan itu barulah ke pernyataan "...kalau di HMI..." tadi itu. 

Apabila pernyataan "...kalau di HMI minimal dia ikut LK-1. Lulus tuh, anak-anak mahasiswa itu..." dipadukan dengan pernyataan SS yang sebelumnya itu tadi, "...Liat aja lagi tokoh-tokoh politik itu. Orang-orang pinter semuanya. Orang-orang itu orang-orang cerdas..." maka akan dengan mudah kita pahami bahwa disinggungnya "...anak-anak mahasiswa (HMI).." dalam pernyataannya SS adalah dalam rangka memberi contoh tentang kepintaran dan kecerdasannya tokoh-tokoh politik ketika masih bersekolah dulu. Tokoh-tokoh politik kan tidak pasti atau tidak mutlak dari HMI toh? Nah sampai sini, bagi saya jelas, disinggungnya soal HMI dalam pernyataan SS bukan dalam konteks negatifnya. Justru sebaliknya, SS menaruh pandangan positif pada program LK-1 HMI. Hanya saja, karena tidak jarang ketika seseorang berbicara rada cepat itu melupakan pada pentingnya kaidah-kaidah intonasi dan penggalan kalimat, hubungan kontekstual per kalimat sering kali tidak begitu jelaa tertangkap dan terpahami. Sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan pahaman

Demikian sedikit sharing dari saya berdasarkan sudut pandang dan pemahaman yang saya tangkap dari pernyataan SS yang memicu kontroversi dan demo ricuh di gedung KPK.

[a jul/ kompasioner]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment