Sunday, April 17, 2016

Waspadai Abortus Spontan


Dunia Hawa - Abortus spontan disebut juga keguguran, yaitu kehamilan yang berakhir ketika usia janin di bawah 20 minggu atau berat janin kurang dari 400gr.

Menurut Obgynfdc.com, 15% - 20% trimester pertama kehamilan dapat mengalami aborsi spontan. 

Beberapa penyebab dari aborsi spontan ini adalah:

1. Abnormal kromosom. Penyebab utama dari terjadinya aborsi spontan ini adalah kromosom yang abnormal yang tidak mendukung janin berkembang dengan baik, sehingga janin tidak dapat bertahan hidup di dalam kandungan. 

2. Keguguran dapat terjadi karena tubuh secara otomatis mendeteksi kehamilan yang tidak berhasil.
Pertumbuhan fisik janin yang tidak normal. Dapat terjadi kromosom bagus dan normal, tetapi janin tidak dapat bertumbuh dengan normal. Para ahli kandungan menyatakan bahwa pertumbuhan fisik janin yang tidak normal tidak dapat terdeteksi sejak dini, karena janin sangat kecil dan itu di luar kendali manusia dan ilmu pengetahuan.

3. Pertumbuhan placenta yang tidak normal. Terkadang masalah muncul kerena plasenta tidak menempel di tempat yang seharusnya. Atau dapat terjadi juga pertumbuhannya tidak seperti yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan aliran makanan dan oksigen ke janin terhambat sehingga janin tidak dapat bertahan hidup.

4. Merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang merupakan penyebab keguguran yang paling sering.

5. Beberapa penyakit yang diderita oleh Mama seperti diabetes, tiroid, lupus, juga merupakan penyebab dari aborsi spontan.

Apa tanda-tanda aborsi spontan? Tanda-tanda yang paling mudah terlihat adalah pendarahan yang terjadi lewat alat kelamin (vaginal bleeding). Biasanya diawali dengan bercak-bercak darah, kemudian pendarahan yang semakin banyak dan sering.

Namun di sebagian besar wanita hamil, bercak-bercak darah di awal kehamilan juga merupakan hal yang wajar. Nah, pendarahan ini akan tidak wajar dan perlu diwaspadai jika disertai dengan kram perut yang berkelanjutan dan semakin terasa sakit.  Segeralah hubungi dokter jika Mama mengalami pendarahan disertai kram yang berkelanjutan.

dr. Febriansyah Darus, SpOG AHLI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment