Tuesday, March 22, 2016

Keluarga Muslim Jaga Gereja Makam Suci


Dunia Hawa - Meski terdapat enam golongan Kristen saling berbagi Gereja Makam Suci di Yerusalem, kunci gereja dipercayakan pada keluarga Muslim, yang selama ratusan tahun menjaga gereja itu.


Gereja Makam Kudus

Inilah Gereja Makam Kudus atau gereja makam Suci di Yerusalem (The Holy Sepulchre). Ini merupakan sebuah gereja Kristen di Kota Tua Yerusalem, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Yesus disalib, dimakamkan dan dan mengalami kebangkitan.

Enam Golongan Kristen

Gereja ini terbagi dalam enam golongan Kristen, yakni Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katholik, Ortodoks Siria, Ortodoks Koptik Aleksandria-Mesir, dan Ortodoks Ethiopia Tewahedo. Katholik Roma, Yunani, dan Armenia -- memegang 70 persen kepemilikan gereja. Tak jarang terjadi percekcokan di antara mereka.

Alasan manajemen

Ke-6 golongan Kristen yang berbagi gereja ini sulit menyepakati banyak masalah praktis seperti perbaikan, bahkan pembersihan gereja. Ada kekuatiran bahwa jika salah satu dari mereka memegang kunci, mereka bisa saja mengunci agar yang lain tak bisa masuk. Maka salah satu alasan ini diyakini sebagai alasan kunci diserahkan pada keluarga Muslim.

Tradisi Nenek Moyang

Nusseibeh adalah keluarga Muslim Yerusalem kuno -- yang turun-temurun dari zaman Nabi Muhammad. Mereka memegang kunci Gereja Makam Suci di Yerusalem. Dua jam setelah matahari terbenam, mereka mengunci gereja dan membukanya sebelum fajar, setiap pagi. Ini tradisi sejak zaman nenek moyang mereka selama ratusan tahun. Keluarga Nusseibeh sendiri tinggal di luar Kota Tua.

Sang Penjaga

Wajeeh Nusseibeh adalah penjaga pintu saat ini. Keluarganya telah melakukannya lebih dari 1.300 tahun, meskipun ada satu celah selama 88 tahun, ketika Tentara Salib Kristen memerintah Yerusalem pada abad ke-12. Kisah tetntang ini pernah difilmkan dengan judul: Im Haus Meines Vaters Sind Viele Wohnungen (Di Rumah Bapakku Banyak Apartemen).

Harus Pulang tepat Waktu

Para biarawan yang tinggal di dalam harus tepat waktu untuk pulang. Jika tidak, terpaksa bermalam di tempat lain. Ini ritual terperinci. Ritualnya, begitu pintu dari kayu tebal ditutup, seorang biarawan di dalam mendorong tangga lewat lubang yang sengaja dibangun, sehingga orang dari luar hanya bisa memanjat untuk mencapai kunci paling atas.

Peziarah datang dari Segala Penjuru

Peziarah datang dari berbagai penjuru dunia. Banyak di antara mereka yang terharu saat menyentuh batu di pintu masuk, dimana tubuh Yesus dibaringkan setelah diturunkan dari kayu salib. Setiap masa prosesei keagamaan, gereja ini dipadati peziarah.

Di Bawah Satu Atap

Biarawan dari gereja Armenia memulai prosesi di sekitar makam, sementara para biarawan Katholik berjarak tak jauh di depan mereka. Ibarat kompetisi bagi telinga Tuhan. Ini satu-satunya gereja di dunia dimana gereja timur dan barat memuji Tuhan, di bawah atap yang sama, pada saat bersamaan.Tentu saja terkadang ada beberapa perbedaan pendapat.

Dari Perselisihan Hingga Kekerasan

Terkadang, perbedaan pandangan berujung pada kekerasan, seperti pada perayaan Paskah Ortodoks tahun 1995. Tampak polisi Israel baku hantam dengan pemuda Kristen yang ambil bagain dalam perayaan itu. Pada umumnya konflik terjadi karena sengketa batas wilayah. Pihak yang satu cemas jika pihak yang lain mencoba melanggar batas wilayah yang bukan miliknya.

[dw.com]




Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment