Dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2012, ada kolaborasi antara
desainer aksesori dan desainer busana yang bergabung dengan Asosiasi
Perancang
Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Kolaborasi ini menjadi berbeda, karena Agnes Budhisurya khusus merancang busana untuk melengkapi aksesori yang dirancang Ariani Pradjasaputra.
“Biasanya aksesori melengkapi busana perancang, tapi kali ini busana yang melengkapi koleksi aksesori. Jadi ibu Agnes membuat rancangan busana sesederhana mungkin, tanpa motif yang aneh-aneh karena aksesorinya sudah ramai dan unik,” ujar Ariani pada Kompas Female, usai fashion show di Fashion Tent, Pacific Place, Jakarta.
Sejak tahun 2003, Ariani memang sudah bekerjasama dengan Agnes untuk membangun sebuah merek aksesori bernama ”AARTI-pieces of art”. Koleksi aksesori ini ditujukan bagi perempuan berkepribadian kuat. ”AARTI – pieces of art” merupakan lini pertama AARTI yang terdiri atas koleksi premium dan limited edition dengan gaya etnik kontemporer. AARTI juga memiliki koleksi ready to wear dengan label ”AARTI – accessories bar”,yang kini tersedia di MAZEE, fX Lifestyle X’nter, Senayan, Jakarta.
Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Kolaborasi ini menjadi berbeda, karena Agnes Budhisurya khusus merancang busana untuk melengkapi aksesori yang dirancang Ariani Pradjasaputra.
“Biasanya aksesori melengkapi busana perancang, tapi kali ini busana yang melengkapi koleksi aksesori. Jadi ibu Agnes membuat rancangan busana sesederhana mungkin, tanpa motif yang aneh-aneh karena aksesorinya sudah ramai dan unik,” ujar Ariani pada Kompas Female, usai fashion show di Fashion Tent, Pacific Place, Jakarta.
Sejak tahun 2003, Ariani memang sudah bekerjasama dengan Agnes untuk membangun sebuah merek aksesori bernama ”AARTI-pieces of art”. Koleksi aksesori ini ditujukan bagi perempuan berkepribadian kuat. ”AARTI – pieces of art” merupakan lini pertama AARTI yang terdiri atas koleksi premium dan limited edition dengan gaya etnik kontemporer. AARTI juga memiliki koleksi ready to wear dengan label ”AARTI – accessories bar”,yang kini tersedia di MAZEE, fX Lifestyle X’nter, Senayan, Jakarta.
Dalam pagelaran karyanya di pekan mode Jakarta ini, AARTI mengeluarkan koleksi yang diberi nama “(Un) Chained Imagination: imaginative ways of wearing accessories”.
Perpaduan unsur budaya Timur dan Barat terwujud dalam aksesori bergaya
etnik kontemporer yang merupakan ciri khas AARTI. Berbagai material dari
penjuru tanah air seperti tenun ikat, anyaman tikar, topi caping,
keranjang rotan, dan lain sebagainya, menjadi bahan utama dari koleksi
ini. Bahan-bahan tersebut kemudian diaplikasikan dalam desain yang
kontemporer sehingga mirip dengan gaya barat.
Kami ingin
menunjukkan cara baru dalam memakai aksesori. Biasanya orang pakai
aksesori seperti kalung, gelang, cincin. Tapi kali ini kami ingin
menunjukkan kebebasan berekspresi dengan mengenakan aksesori di kepala,
dililit-lilit di tubuh, syal yang menutupi bahu, dan sebagainya. Ini
jelas bukan aksesori siap pakai, koleksi ini hanya untuk di panggung
sebagai perwujudan imajinasi kami yang bebas,” jelas Ariani.
Ariani mengaku mendapatkan inspirasi dari sekelilingnya. Misalnya melihat pendaki gunung yang membawa ransel, saat melihat petani membawa cangkul, atau menyaksikan perempuan yang membawa seekor anjing yang terikat, bisa jadi ide rancangan untuk koleksi aksesorinya.
Ariani mengaku mendapatkan inspirasi dari sekelilingnya. Misalnya melihat pendaki gunung yang membawa ransel, saat melihat petani membawa cangkul, atau menyaksikan perempuan yang membawa seekor anjing yang terikat, bisa jadi ide rancangan untuk koleksi aksesorinya.
Koleksi yang
dikeluarkan oleh AARTI terdiri atas Turkish Delight (topi dari besek dan
tenun ikat, serta selempang), Parachuter (lilitan tali dan
rantai-rantai, dibuat seperti topi penerjun), Chinese Farmer (kalung
simpul-simpul china, topi petani dari kukusan, dan tas dari besek-besek
kecil), Minang Fisherman (bando tikar, aksesori bahu bola rotan, dan tas
punggung bola rotan), Cabarettiere (modern kontemporer, kalung seperti
ransel, topi miring), dan Doggy Style (orang terlilit anjing dan topi
kupluk).
Untuk fashion show tunggal karya Agnes
Budhisurya, Ariani tidak banyak campur tangan. Namun nuansa etnik dan
karakter yang kuat sekuat karakter aksesori miliknya, membuat
busana-busana rancangan Agnes tetap memiliki benang merah yang sejalan
dengan koleksi aksesori AARTI.
Untuk koleksi rancangannya di JFW
2012, Agnes menggunakan kain-kain yang dicat ulang. “Kalau untuk kebaya,
kain-kain polos, serta semua bahan rancangan saya dapatkan di pasaran,
mudah saja. Tapi yang membuat karya saya unik adalah batik-batik dan
kain tersebut saya cat ulang dengan imajinasi saya,” jelas Agnes.
Motif-motif
yang dipilih oleh Agnes untuk mengecat kain berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti daun monstera, simbar menjangan, kadak papua,
bougenville, dan helikonia. Sebanyak 42 busana rancangangannya menghiasi
panggung JFW 2012 dengan tema “Art in Fashion”. Motif dedaunan
mendominasi rancangannya dan membuat seluruh busananya memiliki ciri
khas tumbuh-tumbuhan yang segar, dihiasi aksesori etnik yang berkarakter
kuat. Rok kain yang dicat, serta bolero transparan yang bisa dilepas
dan dipadu-padankan dengan busana lain, melengkapi koleksinya kali ini.
sumber :