DUNIA HAWA – Kasus kematian Mirna Salihin semakin rumit karena mulai banyak pihak menyebut Mirna tewas bukan karena racun sianida. Satu lagi saksi ahli yang mengatakan hal serupa yakni ahli toksikologi forensik independen asal Australia Dr Michael Robertson.
Doktor Michael Robertson dihadirkan oleh kubu Jessica Wongso dalam sidang ke-23 yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari ini Rabu 21 September 2016. Di hadapan majelis hakim Doktor Michael mengatakan secara pribadi dia tidak yakin Mirna Salihin tewas karena sianida.
Keyakinan itu merujuk pada dokumen hasil pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh penyidik kepolsian yang diterma Michael. Michael menyebutkan Mirna Salihin tidak sadar setelah meminum es kopi Vietnam dalam jumlah tertentu.
Michael mengatakan sampel yang diambil di lambung Mirna sekitar 70 menit setelah tewas tidak ditemukan sianida. Dia menambahkan sampel lain yang diambil tiga hari setelah kematian Mirna menunjukkan ada sianida dalam jumlah kecil.
Saksi ahli asal Australia itu menyebut dalam semua kasus kematian yang disebabkan oleh sianida maka akan ditemukan sianida dalam air seni dan terjadi begitu cepat, namun nyatanya pada air seni Mirna tidak ditemukan kandungan zat sianida.
Doktor Michael juga menegaskan bahwa tidak ada bukti sianida masuk melalui mulut dan menjadi penyebab kematian Mirna Salihin. Michael mengatakan jika sianida masuk lewat mulut maka seharusnya dalam lambung terdapat sianida dalam jumlah besar.
Menurutnya sianida bisa saja terbentuk dalam lambung Mirna karena proses yang terjadi di dalam tubuh setelah kematian Wayan Mirna Salihin. Doktor Michael menyebut jika dalam kasus Mirna disebabkan perubahan setelah kematian maka adanya sianida dalam lambung bukan menjadi bukti masuknya sianida dari mulut. Itulah sebabnya pria asal Australia yang sudah menjadi ahli toksikologi forensik selama 25 tahun itu sangat yakin bahwa Mirna Salihin bukan tewas karena racun sianida.
[newsth]
No comments:
Post a Comment