Sunday, June 5, 2016

Pesan Ramadan Pak Ustaz


Dunia Hawa - Ramadan nan penuh berkah. Selama bulan suci ini para ustaz, artis, pelawak, cewek-cewek seksi, akan kebanjiran order untuk tampil di TV. Buat ceramah, atau sekedar ngocol yang tak ada hubungan sama sekali dengan ibadah puasa. Atau jadi bintang iklan undian berhadiah penipuan. Layar TV kita mendadak dipenuhi oleh perempuan berkerudung, tak peduli di hari-hari lain mereka selalu mengenakan baju mini.

Tapi begitulah. Ramadan memang bulan penuh berkah. Beberapa hari sebelum Ramadan berbagai toko sudah melaksanakan obral untuk lebaran. Dan obral itu akan berlangsung selama sebulan penuh!

Bulan Ramadan adalah bulan ruhani. Maka tepat bila stasiun TV menyajikan berbagai ceramah. Ini penting agar kita selalu ingat pesan-pesan agama. Ceramah agama masa kini tentu beda dengan Mimbar Agama Islam yang disiarkan TVRI tiap malam Jumat jaman dulu. Dulu kita hanya akan melihat ustaz ceramah secara monoton. Dia cuma ngoceh sendiri. Sorot kamera juga monoton, sesekali close up, selebihnya menyoroti posisi duduk sang penceramah di kursi sederhana.

Kini ceramah lebih hidup. Kadang berlatar taman, pegunungan, laut, atau tengah sawah. Artinya pak ustaz harus rela pergi berpindah tempat untuk pengambilan gambar bak aktor sedang shooting film. Dan yang tak kalah menarik, baju pak ustaz keren-keren. Modis, dengan warna-warna cerah. Eh, bu ustazah juga nggak kalah. Semarak deh pokoknya.

Mulut mereka melantunkan ayat-ayat. Intinya: bertakwalah pada Allah. Tapi, di layar juga muncul tulisan: busana pak ustaz dari butik anu, atau baju bu ustazah dari butik anu. Kosmetiknya dari merk anu atau salon anu. Pesan dari mulut penceramah adalah pesan verbal yang tak jarang masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Tapi pesan lain yang tak kita sadari tadi boleh jadi lebih berkesan. Walhasil, setelah ceramah si ibu di rumah akan mencolek si bapak. "Pak, itu baju koko pak ustaz keren banget. Beli yuk buat lebaran. Itu kan ada nama tokonya."

Subhanallah, nambah lagi berkah Ramadan bagi pemilik toko.

[hasanudin abdurakhman]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment