DUNIA HAWA - Meskipun mayoritas orang masih belum percaya Ahok bisa kalah karena kinerjanya yang luar biasa, perlahan-lahan namun pasti terkuak faktor-faktor yang membuat Ahok memang harus kalah. Selain faktor isu penistaan agama yang menjerat Ahok, ada faktor lain yang juga membuat Ahok kalah.
Ahok mendapat lawan tangguh dan tidak sebanding. Ternyata banyak tokoh-tokoh besar yang tidak ingin Ahok menjadi gubernur DKI. Sangat disayangkan diantara tokoh besar tersebut ada nama Jusuf Kalla. Jusuf Kalla yang seorang Wakil Presiden ternyata tidak mampu untuk tetap netral. Sejak dari awal, Jusuf Kalla tidak ingin Ahok menjadi gubernur DKI.
Dirinya pun memiliki peran terhadap pencalonan Anies. Karena dialah, Prabowo kemudian mencalonkan Anies, padahal sebelumnya nama Sandi yang sering disebut menjadi calon gubernur. Kerjasama Jusuf Kalla dan Prabowo diungkap blak-blakan oleh Zulkifli Hasan.
Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut ada intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat penentuan calon di Pilgub DKI. Pihak Istana Wapres menyebut peran JK hanya sebatas konsultasi politik.
Zulkifli Hasan blak-blakan tentang peran JK di saat partai-partai sedang menentukan cagub-cawagub DKI penantang Ahok-Djarot. Dia menyebut awalnya tidak ada partai yang mau mengusung Anies namun telepon JK mengubah kondisi itu.
Zulkifli menceritakan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat menawarkan Agus, Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyanggupi tawaran SBY, asalkan Sandiaga diusung sebagai calon gubernur. Sandiaga sempat menemui Zulhas, dan menyatakan kesediaannya maju sebagai cawagub, tetapi ia menginginkan SBY bertemu Prabowo terlebih dahulu.
“Nah saya tahu kalau Pak Prabowo, Pak SBY ketemu mesti ada jaminan 5 tahun selesai. Kira-kira itu pak isinya. Sehingga tak jadi ketemu. Sudah putus AHY. Di sini ya udah Sandi sama Mardani. Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh nggak ngaku, saya dengar kok telponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah,” kata Zulkifli sebelum membuka sosialisasi 4 pilar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).
Menanggapi pernyataan Zulkifli Hasan, juru bicara Jusuf Kalla memberikan komentar.
“Pak JK memberi pertimbangan dalam momen politik kebangsaan yang penting dan tentu layak didengarkan karena pengalaman dan intuisinya yang tajam,” ujar juru bicara Wapres JK, Husain Abdullah saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (5/3/2017).
Husain mengatakan, maksud dari pernyataan dari Zulkifli Hasan tersebut adalah JK memberikan konsultasi politik terhadap Prabowo Subianto. Apalagi, posisi JK yang menjabat sebagai seorang wapres tidak memungkinkan mencampuri jalannya sebuah kontestasi politik di Indonesia.
“Memberikan pertimbangan politik yang logis, dalam kapasitas sebagai politisi senior,” kata Husain.
“JK adalah politisi senior yang dicintai banyak orang. Jadi wajar saja memberikan pertimbangan,” sambungnya.
Jawaban juru bicara JK sama sekali tidak menghilangkan dugaan bahwa JK dan Prabowo memangtelah bersepakat untuk menjegal Ahok. Padahal, JK adalah pendamping Jokowi dimana Jokowi adalah kader PDI P yang mengusung Ahok.
Bagaimana perasaan Jokowi ketika mengetahui bahwa Wakilnya justru bekerjasama dengan Probowo untuk menjegal Ahok? Menurut saya ini sikap yang kurang etis. Terlebih, Prabowo adalah rival Jokowi di pilpres 2014, serta di Pilpres 2019.
Bahwa JK memang lebih mendukung Anies silahkan saja. Namun ketika JK tidak bisa menahan diri untuk tetap bersikap netral, hal ini sangat disayangkan mengingat jabatan JK yang sebagai Wakil Presiden Jokowi. Seharusnya, sebagai Wakil Presiden, JK bisa memposisikan diri dan tidak ikut campur urusan Pilkada DKI.
Fakta ini semakin memperkuat prediksi bahwa di Pilpres 2019, JK sudah tidak berada di kubu Jokowi lagi. Ada kemungkinan beliau menyeberang ke kubu Prabowo. Melihat sikap-sikapnya selama ini, JK memang terlihat kurang kompak dengan Jokowi. Berbeda dengan Jokowi dan Ahok saat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, mereka terlihat sangat kompak.
Fakta ini yang harus diperhatikan oleh presiden Jokowi. Jokowi harus menyadari bahwa ada gejala-gejala kurang baik yang ditunjukkan oleh sikap JK. Jokowi juga harus secepatnya mempertimbangkan sosok yang akan mewakilinya di Pilpres 2019 nanti. Terlebih jika JK sampai menyeberang ke kubu SBY, maka bukan mustahil kekuatan dan Kelemahan Jokowi akan dibeberkan oelh JK ke Prabowo.
Belum lagi di kubu Prabowo juga ada Anies Baswedan yang tentu sakit hati karena diberhentikan oleh Jokowi dari jabatannya sebagai menteri pendidikan. Tantangan Jokowi di pilpres 2019 semakin berat. Lawan-lawan politik Jokowi semakin lihai. Ketika di tahun 2014 isu sara’ gagal membendung Jokowi, di 2017 ternyata mampu menjegal Ahok. Hal ini yang perlu diwaspadai oleh Jokowi.
@saefudin Achmad
SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA
No comments:
Post a Comment