HALAMAN

Wednesday, May 3, 2017

Ridwan Kamil Membuka Kartu Gerindra Dan PKS, Ternyata Ini Mau Mereka



DUNIA HAWA - Partai pengusung Ridwan Kamil (RK) atau akrab disapa Kang Emil kadung kecewa karena RK dianggap membelot dan mau didukung Partai Nasdem menjelang Pilgub Jabar 2018 nanti.

Setelah pencalonan dari Nasdem terhadap Kang Emil, sontak pendukung kedua partai, yakni Gerindra dan PKS melontarkan beragam keberatan terhadap Kang Emil. Di jagad media sosial, banyak bermunculan komen-komen negatif terhadap Kang Emil dari mulai yang merasa keberatan hingga yang levelnya hoax dan fitnah. Dengan dibumbui di sana-sini, kabar hoax seakan menjadi kenyataan.

Sebelumnya, Kang Emil diam saja menanggapi komen-komen negatif tersebut. Namun, suara-suara miring ini makin membesar dan menggelinding sehingga bersifat personal, semisal tuduhan istri Kang Emil mengikuti pengajian kelompok Syiah, hingga Kang Emil haus kekuasaan. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan. Sebuah berita atau informasi hoax atau bohong yang diulang-ulang akan dianggap sebagai kebenaran. Perlu adanya counter dan klarifikasi terhadap berita-berita bohong semacam ini.

Dan akhirnya Kang Emil sendiri yang membuka kartu kedua partai pendukungnya. Seperti dikutip dari laman merdeka.com, Kang Emil tak terima dituding meninggalkan partai yang berhasil mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Bandung, Kang Emil buka kartu penyebab pecahnya kongsi dengan Gerindra dan PKS. Emil menceritakan bahwa dia telah berkomunikasi intensif dengan dua partai tersebut terkait pencalonannya menuju kursi Jabar 1. Namun ternyata kedua partai itu memberikan syarat untuk Emil. Dan dia tak bisa menerima syarat yang diajukan Gerindra dan PKS. Inilah sesungguhnya letak permasalahannya.

“Ada yang bilang Pak Wali kok meninggalkan partai pendukungnya? Tidak meninggalkan, dulu juga komunikasi. Cuma Partai Gerindra mensyaratkan saya jadi kadernya (untuk maju Pilgub Jabar), PKS mendahulukan kadernya,” ujar Emil kepada wartawan di Aula Koperasi Pegawai Kota Bandung (KPKB), Jalan Wastukancana, Selasa (2/5).

Kang Emil menegaskan, pandangan yang menyebut dirinya telah meninggalkan dua partai pendukungnya adalah keliru. Dia tak bisa kembali rujuk dengan Gerindra dan PKS karena mereka mensyaratkan Emil masuk dalam partai dan tercatat sebagai kader.

“Pertama Saya tidak berpartai, dua saya berkomunikasi, tapi partai pendukung terdahulu memberi syarat. Syarat menjadi kader Partai Gerindra Jabar, Saya kan belum memungkinkan situasi itu. Ke PKS, PKS mendahulukan kader. Jadi posisi memang homeless,” ucapnya.Emil mengaku tidak mungkin memenuhi syarat yang diajukan kedua partai itu. Sehingga Emil membuka komunikasi dengan partai lain. Setiap ada kesempatan bertemu dengan partai politik, Ridwan Kamil mengaku selalu mencoba berkomunikasi. Dia mengaku hampir semua partai politik sudah diajak berkomunikasi. Salah satunya Partai Nasdem. Emil akhirnya sepakat dan menerima pinangan partai besutan Surya Paloh itu untuk bertarung di Pilgub Jabar.

Salah satu pertimbangannya karena NasDem melarang Emil masuk dalam partai apapun termasuk NasDem. Sebagai pemimpin daerah Emil harus menjadi milik seluruh masyarakat dan parpol yang ada.

“Dua situasi itu kan situasi yang tidak ideal buat saya. Terus saya diam? Kan engga. Maka Saya ke yang (partai) lain, ternyata Nasdem mau ya (mengusung di Pilgub Jabar),” katanya

Emil sekaligus menampik tudingan dari sejumlah pihak yang menilai dirinya haus kekuasaan terkait pencalonannya dalam Pilgub Jabar. Dia menegaskan bahwa keikusertaannya di Pilgub Jabar bukan semata-mata karena haus kekuasaan. Apalagi dia harus menuntaskan tugasnya lebih dulu sebagai Wali Kota Bandung. “Saya cuma mengingatkan ya, ada tudingan Pak Wali haus kekuasaan. Saya bilang kalau haus kekuasaan pastilah saya pilih bertarung di Jakarta, meninggalkan Bandung. Kalau tahun depan mah bukan soal haus kekuasaan tapi selesai tugas saya (sebagai wali kota Bandung). Jadi tidak meninggalkan kewajiban terhadap Kota Bandung,” ujar Emil.

Dengan kenyataan ini, besar kemungkinan kedua partai pengusung Kang Emil pada pencalonan Walikota Bandung lalu sudah menutup kesempatan untuk mendukung Kang Emil pada perhelatan Pilgub Jabar 2018. Lalu siapa tokoh yang didukung mereka ? Lantas siapa pula yang menjadi pasangan Kang Emil untuk Jabar 2-nya ? Yang jelas, sosok Gubernur Jabar ke depan adalah sosok yang bisa menyelesaikan PR besar yang selama 10 tahun ke belakang tidak pernah terselesaikan. Yakni masalah intoleransi dan kesejahteraan.Belajar dari sosok Ahok, ke depan kang Emil harus lebih tahan cemoohan, hujatan dan fitnah dari mereka-mereka yang kontra dengan Kang Emil

@akhmad Reza


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

No comments:

Post a Comment