DUNIA HAWA - Siapa yang tidak kenal sosok Sandiaga Uno, seorang pengusaha yang berpenampilan ganteng, berkacamata, berpenampilan atletis dan banyak digandrungi oleh kaum hawa. Teman wanita saya saja kalau melihat Sandiaga Uno, ngomongnya ga berenti berenti. “Ganteng yah si Sandi, mau donk kalau punya pacar mukanya kaya Sandi”.
Itukan kalau dilihat gantengnya saja, tapi kan yang kita butuhkan bukan hanya sekedar ganteng untuk mengurus DKI Jakarta ini yang permasalahannya begitu kompleks. Yang kita butuhkan adalah seorang Gubernur dan Wakil Gubernur yang benar-benar memperhatikan rakyatnya. Bukan sekedar janji surga saja. Kalau janji-janji doank mah dari dulu kita sudah dijanjikan yang manis-manis. Tapi kan hanya sekedar janji saja. Kalau kata bapak saya mah NATO (No Action, Talking Only)
Saya rasa banyak orang taulah, kenapa Sandiaga Uno itu dipilih sebagai Cawagub (bukan karena gantengnya lho yah), yah karena Sandi ini seorang pengusaha yang Super Kaya. Kekayaan Sandiaga Uno ini terbilang fantastic di usia semuda dia. Kekayaannya sebesar Rp 3.856.763.292.656 dan USD 10.347.381. Itu Rp 3 Trilyun lebih lho. Dengan kekayaan seperti itu jelas sekali kalau Sandi mempunyai potensi untuk bersaing dengan Petahana walaupun Sandi sama sekali tidak mempunyai pengalaman politik yang mumpuni. Bilamana dibanding Ahok-Djarot mah, pengalaman Sandi seperti ujung kuku saja.
Sebelumnya ada nama Yusril Ihza Mahendra yang masuk dalam daftar calon yang akan diusung oleh Gerindra-PKS. Siapa yang tidak mengenai Yusril? Yusril pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, pernah juga menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara, belum lagi pengalaman politiknya yang jelas melebihi Sandiaga. Dan juga Yusril menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Belum lagi elektabilitas Yusril ketika itu jelas lebih populer dibandingan dengan Sandiaga.
Tapi itulah politik, tiada kawan atau musuh abadi. Yang ada hanyalah kepentingan semata.
Marilah kita kilas balik sejenak pada waktu Jokowi-Ahok diusung oleh PDIP-Gerindra pada tahun 2012. Jokowi-Ahok dicalonkan oleh PDIP-Gerindra tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Prabowo mengatakan kepada Ahok “Saya tak minta uang, semua biaya kami tanggung”. Berbeda sekali kan dengan apa yang dialami Sandiaga Uno sekarang?
Bendahara Umum Tim Pemenangan Anies-Sandi, Satrio Dimas Adityo menyatakan, sumbangan dana kampanye cagub-cawagub nomor pemilihan tiga itu sebanyak Rp35,6 miliar. Sumbangan tersebut berasa dari calon dan partai politik pengusung Anies-Sandi. Rinciannya adalah Partai Gerindra Rp 750 juta dan PKS Rp350 juta.
Sementara itu, Anies menyumbang Rp 400 juta dan Sandi menyumbang Rp 34 miliar lebih.
Hahaha, kelihatan sekali kan kenapa Sandiaga sebenarnya tidak benar-benar didukung oleh Gerindra dan PKS? Lebih tepatnya dijadikan sapi perah oleh Gerindra-PKS. Kalau menang ya untung, kalau kalah yah buang duitnya ga banyak-banyak amat. Istilahnya hoki-hoki an deh.
Itu baru pengeluaran dana kampanye putaran pertama lho, belum lagi dana yang dibutuhkan untuk putaran ke dua. Belum lama ini Sandiaga meminta timsesnya untuk menekan pengeluaran serendah mungkin dengan melakukan efisiensi anggaran, maksudnya melakukan penghematan. Emangnya paket hemat KFC apa?
Sebagai perbandingan, tim pemenangan pasangan calon Gubernur-calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Ahok-Djarot mengklaim dana yang dihimpun dari masyarakat selama masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 sudah mencapai Rp 12,3 miliar. Dana tersebut diperoleh dari sumbangan sekitar 2.050 orang. Bukan dari parpol lho J
Nah kan, semakin kelihatan kalau Sandiaga ga didukung Gerindra-PKS beserta parpol pendukungnya yang lain. Beda sekali dengan Ahok-Djarot. Selama ini Gerindra-PKS cuman ribut-ribut bilang mendukung, tapi begitu membicarakan dana kampanye pada hilang semuanya ga ada suaranya. Seperti bayangan yang hilang dalam kegelapan.
Belum lagi ada panggilan dari kepolisian mengenai kasus penipuan dan penggelapan tanah di Tangerang, tidak ada dukungan dari Gerindra-PKS kan mengenai kasusnya?
Baru kali ini ada orang yang mengeluarkan puluhan milyar hanya untuk menjadi no 2, apakah tidak ada udang dibalik somay mengenai niatan ini? Dan lagi ingat lho yah, Sandiaga ini seorang pengusaha, mana ada sih pengusaha yang mau rugi? Hitungan berbisnis itu memakai kalkulator yang canggih lho. Pengeluaran modal sekian, dalam berapa lama harus mendapatkan keuntungan sekian baru BEP (Break Even Point), istilahnya baru balik modal, setelah itu harus mendapatkan keuntungan sekian. Itulah konsep pengusaha.
Jelas banget kan kalau Sandiaga tidak didukung Gerindra-PKS? Anda setuju?
Salam kura-kura
No comments:
Post a Comment