HALAMAN

Sunday, June 2, 2013

Pengertian dan Pencegahan Bahaya dari Radikal Bebas



Radikal bebas adalah molekul-molekul yang memiliki elektron-elektron yang tidak berpasangan. Elektron-elektron yang tidak berpasangan ini bersifat sangat reaktif, berusaha mengambil elektron dari molekul lain sehingga terjadilah reaksi berantai yang menyebabkan perubahan-perubahan berbahaya bagi molekul-molekul tubuh manusia, misalnya molekul protein, lemak, dan DNA. 

Radikal bebas dapat terbentuk dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas, antara lain asap rokok, polusi udara, radiasi sinar matahari, zat pemicu radikal dalam makanan, dan polutan lain.

Radikal bebas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang bersifat kronis, seperti penyakit jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Radikal bebas juga dapat menyebabkan terjadinya penuaan dini yang ditandai dengan timbulnya kerutan-kerutan atau keriput, munculnya flek hitam, dan hilangnya elastisitas kulit.

A. Pembentukan Radikal Bebas dari Pernafasan

Saat kita melakukan pernafasan akan masuk oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pembakaran gula menjadi CO2, H2O, dan energi. Dalam hal ini O2 sangat berperan karena bila tidak ada O2 proses kehidupan akan tidak lancar dan membahayakan bagi tubuh kita sendiri. Tetapi dengan bernafas atau oksigen yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan menghasilkan produk-produk sampingan berupa radikal bebas, yaitu radikal bebas oksigen singlet, radikal peroksida lipid, radikal hidroksil, radikal superoksida. Semua radikal bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan sel.

Agak aneh memang bila dikatakan bahwa oksigen adalah pemasok radikal bebas sebab oksigen adalah senyawa yang sangat kita butuhkan. Meskipun demikian oksigen juga berperan dalam memasukkan radikal bebas ketika kita bernafas. Saat kita menghirup udara berpolusi oleh asap rokok dan asap pembakaran mobil dapat memicu terbentuknya radikal bebas seperti radikal oksigen singlet, yang dapat merusak jaringan paru. Di samping itu adanya radiasi matahari atau kosmis, juga berbahaya.

B. Pemebentukan Radikal Bebas dari Makanan Berlemak

Lemak sangat bermanfaat bagi tubuh tetapi konsumsi lemak yang berlebihan khususnya konsumsi lemak polyunsaterated dan lemak hydrogenasi sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas.

Lemak polyunsaturated, lemak ini disebut juga lemak tidak jenuh artinya lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada atom C-nya. Adanya ikatan rangkap tersebut mudah sekali dioksidasi atau terserang peroksidasi lipid membentuk radikal peroksida lipid. Makanan yang mengandung lemak polyunsaturated antara lain mayones dan saos salad akan mudah sekali terserang radikal bebas.

Lemak hidrogenasi, adalah lemak yang ikatan rangkap tak jenuhnya telah disubtitusi dengan hidrogen, lemak ini disebut margarin atau mentega tiruan. Banyak manfaat dari margarin yang terbuat dari minyak nabati atau tumbuh-tumbuhan, rasanya enak, bau sedad dan kebanyakan orang percaya mengkonsumsi margarin akan menjadi lebih sehat dibanding dengan mentega dari susu hewan.

Akan tetapi jenis lemak hidrogensasi sangat berbahaya karena dapat mengubah kemampuan serap selaput sel sehingga mengakibatkan fungsi selaput sel sebagai pelindung menjadi tidak berarti.

Hingga saat ini masih banyak yang belum menyadari bahaya lemak hidrogenasi. Hal ini dapat dilihat semakin banyaknya orang mengkonsumsi makanan-makanan olahan, seperti kue tart, makanan ringan dengan amat lahapnya.

Dengan demikian, kita semua harus hati-hati untuk menjaga pola makan kita. Semakin kita sering menyantap makanan dengan kandungan pemicu pembentukan radikal bebas  maka kita harus bersiap dengan segala resikonya. Glutera glutathione merupakan produk premium untuk mengatasi bahaya radikal bebas.

Sifat-sifat Radikal Bebas
Perusakan sel oleh radikal bebas reaktif didahului oleh kerusakan membran sel, dengan rangkaian proses sebagai berikut :
  • Terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen membran (enzim-enzim membran, komponen karbohidrat membran plasma), sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi reseptor.
  • Oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas yang menyebabkan proses transport lintas membran terganggu.
  • Reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol membran yang mengandung asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid). Hasil peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas berefek langsung terhadap kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, cross-linking, struktur dan fungsi membran serta menyebabkan kematian sel.
Untuk mencegah atau menurunkan resiko terkena penyakit kronis yang disebabkan oleh radikal bebas, diperlukan antioksidan.
Antioksidan adalah zat yang mampu menetralkan radikal bebas dan berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.

Antioksidan bisa didapatkan melalui dua cara yaitu, dari dalam tubuh dan dari luar tubuh.
  1. Anti oksidan dari luar tubuh bisa didapatkan melalui makanan yang mengandung vitamin A, C, E, betakaroten, dan polifenol. Oleh karena itu, banyak mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber antioksidan dapat menjadi salah satu cara untuk melindungi kulit dari penuaan dini yang disebabkan oleh dampak radikal bebas.
  2. Dari dalam tubuh (endogen), yakni dengan enzim super oksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi, dan katalase yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
Namun perlu diketahui juga bahwa Berdasarkan penelitian, mengonsumsi antioksidan secara berlebihan (dari makanan maupun suplemen) dapat meningkatkan risiko kerusakan hati. intinya bahwa kelebihan antioksidan juga akan berakibat tidak baik bagi kesehatan.

Dalam keadaan normal tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan terhadap radikal bebas. Kerusakan sel akibat radikal bebas baru dapat terjadi apabila kemampuan mekanisme pertahanan tubuh menurun.

Coba bisnis yang satu ini, click di sini!!!

sumber :  http://gaulstyle.com