Serangan jantung atau yang dalam
bahasa medis disebut infark miokard/ infark miokard akut, terjadi ketika
darah yang mengalir ke bagian otot jantung tersumbat. Jika aliran darah
terputus lebih dari beberapa menit, sel-sel otot jantung (miokardium)
akan mulai rusak/mati (infark) karena kekurangan oksigen.
Sering kita
mendengar banyak yang kehilangan orang-orang tercinta akibat serangan
jantung mendadak. Serangan jantung ternyata muncul akibat penumpukan
makanan tak sehat. (baca juga artikel mengenai gejala penyakit jantung)
"Kematian mendadak karena serangan jantung sangat erat hubungannya
dengan konsumsi makanan yang sarat lemak dan gula," tutur Dr John F
Knight dalam bukunya berjudul "Family Medical Care". Dr Knight
menjelaskan, bahwa jantung bekerja bagaikan pompa yang mengalirkan darah
melalui paru-paru hingga ke seluruh tubuh. Kendati demikian, jantung
dapat bekerja selagi persediaan darah masih ada. "Melalui kardiak atau
koroner darah dialirkan ke seluruh tubuh. Apabila dinding-dinding
pembuluh darah menyempit sehingga tidak mampu lagi mengalirkan darah
secukupnya terjadilah serangan jantung,"
jelasnya. Adapun penyempitan dinding pembuluh darah dikarenakan zat-zat
yang terdapat pada darah sedikit demi sedikit mengendap pada lapisan
intim.
"Bagian dalam pembuluh-pembuluh nadi itu bagaikan pipa air yang digunakan bertahun-tahun dan telah diendapi garam, kotoran-kotoran, dan zat-zat lain di dalamnya. Akibatnya, air yang mengalir semakin kecil dan tekanannya pun tinggi," lanjutnya. Pembuluh darah menjadi sempit karena lemak-lemak yang menempel di dindingnya. Lemak yang menempel itu disebut lipids. Lipids terbagi dua, pertama disebut kolesterol dan kedua adalah triglyceride.
Selain itu, serangan bisa terjadi secara tiba-tiba. Mungkin juga terjadi
penyumbatan saluran darah ke bagian utama otot jantung. Jika
penyumbatan terjadi di pembuluh darah utama, korban bisa meninggal
seketika. "Serangan juga bisa mengakibatkan pembekuan darah atau
thrombus yang makin lama membengkak dan menyumbat saluran darah ke
jantung. Jika hal ini terjadi di otak orang tersebut, akan mengalami
stroke dan jika dinding pembuluh darah pecah, terjadilah pendarahan yang
menyebabkan kematian," tandasnya.
(source : health.okezone.com)