Hal yang bisa membuat pikiran segar adalah ketika kita bisa melihat yang hijau-hijau
atau dedaunan. Hal ini tentunya bisa kita lihat di rumah kita tanpa
memerlukan lahan yang luas. Karena dengan teknikcara berkebun
dipekarangan rumah yang baik tak perlu memerlukan space yang luas.
Kata
vertikultur diambil dari bahasa Inggris, verticulture yang merupakan
penggabungan dua kata, vertical dan culture. Pengertiannya adalah suatu
cara pertanian yang dilakukan dengan sistem bertingkat. Mengolah tanah dalam sistem ini tidak jauh berbeda dengan menanam pohon seperti di sebuah kebun atau sawah.
Namun ada kelebihan yang diperoleh, yaitu dengan lahan yang minimal mampu menghasilkan hasil yang maksimal.
Pada pertanian secara
umum atau konvensional, mungkin satu meter persegi hanya dapat ditanami
lima batang pohon. Lewat pola bersusun atau bertingkat ini, dapat
ditumbuhi sampai lima batang.
Caranya
yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus
menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari
kayu, papan atau bumbu.
Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.
Mengenai
model dan ukuran, terserah kreativitas pemesan. Dibuat sedemikian rupa
agar mampu menjejali banyak tanaman. Pada umumnya adalah berbentuk
persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga. Dengan
beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Yang penting adalah kuat dan
mudah dipindah-pindahkan.
Beberapa
bentuk bangunan dikombinasikan dengan bahan seperti seng atau aluminum
persegi panjang. Kegunaannya yaitu untuk menaburi tanah, sebagai media
tanam. Itu mirip dengan petak sawah atau kebun.
Sejumlah
pot bunga dapat pula dijejerkan di atas rak. Soal wadah pohon itu,
tidak harus membelinya di pasar. Coba saja tengok ke gudang atau serambi
rumah. Kaleng cat, bekas minyak pelumas, atau botol plastik minuman
mineral yang sudah tidak terpakai, dapat dimanfaatkan.
Antibanjir
Dalam
pembuatan kerangka bangunan, yang perlu diperhatikan adalah ukuran
tinggi. Perawatan tumbuhan akan lebih mudah bila rak dibuat sewajarnya.
Karena pengertiannya bertani bertingkat, tentu tak ubahnya seperti
sebuah tangga, bersusun ke atas.
Tidak langsung menanam
di dasar tanah pada pekarangan, tapi diatasi lantai. Jarak sedikit agak
tinggi dari permukaan tanah, amat berguna bila terjadi genangan air.
Lantai pun tetap bersih bila memang ditaruh di sekitar ruangan berubin
atau keramik.
Rak
mudah ditaruh di mana saja sesuai keinginan. Bisa di halaman depan,
samping, di atas tingkat, bahkan di dalam kamar sekalipun. Kerangka
bangunan dibuat lebih tinggi untuk mencegah terendamnya tanaman oleh
air.
Kreativitas
di rumah bisa disalurkan dengan mengecat pot atau rak. Untuk menambah
sentuhan seni yang lebih menarik. Dikombinasikan pula dengan aneka warna
dari berbagai jenis tanaman. Boleh juga ditambah dengan pernak-pernik
pot, seperti wadah air di bawahnya atau pot-pot gantung.
Selain
tanaman hias, pohon obat juga baik sekali ditanam. Lumayan untuk
menambah koleksi, lagi pula sangat bermanfaat. Jenis tapak dara,
sambiloto atau pecah beling dengan mudah hidup di dalam pot.
Tidak itu saja, kombinasi tabulapot (tanaman buah dalam pot)
akan menambah isi “kebun” lebih padat. Untuk mendapatkannya, silakan
saja ke penjual tanaman. Bermacam-macam pohon yang kecil-kecil sudah
berbuah banyak disediakan.
Drum
bekas atau sisa kaleng cat ukuran terbesar sekali cocok sekali sebagai
wadahnya. Memang jenis pepohonan tersebut terlalu berat ditaruh di atas
rak. Namun, bapak atau ibu dapat menyesuaikan penempatannya.
Vertikultur
sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya
sayur-sayuran. Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati.
Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung,
bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong, juga mudah sekali
tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna
hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.
Tinggal
bagaimana cara merawat dan mengolahnya saja. Bila hasilnya berlebihan,
dijual sebagai tambahan keluarga. Lagi pula lebih sehat dan ramah
lingkungan.
para
anggota keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli
pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur.
Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan merupakan
bahan organik yang bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah terurai oleh tanah
dan diperlukan oleh tanaman.
Pembuatannya
cukup menimbun di dalam tanah. Dibiarkan terurai selama kurang lebih
satu bulan lamanya. Setelah itu dapat dipakai sebagai media tanam.
Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta pupuk kompos
tadi. Takarannya yang seimbang, yaitu 1:1:1.
sumber : tipspetani.blogspot.com
buka juga yang ini :
No comments:
Post a Comment