DUNIA HAWA - "Ya sudah, sana ambil sepedanya". Perkataan Jokowi ini begitu terkenal sekarang, sehingga kadang dibuat lelucon di media-media sosial.
Entah kenapa kalimat itu menjadi terkenal, meskipun dalam berbagai kesempatan pakde juga sering bagi-bagi buku ketika ketemu sama anak-anak di jalan. Mungkin karena kalimatnya yang cenderung lugu dan natural, dengan logat medok dan merakyat.
Kenapa juga "sepeda", belum terjawab..
Mungkin juga secara tidak sadar hadiah sepeda itu adalah mimpi Jokowi waktu kecil yang begitu mengidamkan sepeda untuk ke sekolah tapi bapaknya tidak mampu membelinya. Jokowi hanya memendam hasrat melihat anak orang berada naik sepeda, tanpa berniat manja meminta dan merepotkan bapaknya yang memang dalam kondisi tidak ada.
Dan ia berusaha memenuhi impian anak-anak yang sama dengan mimpinya.
Ikon sepeda Jokowi ini kemudian dikembangkan oleh tim kreatifnya di facebook page Presiden Joko Widodo dengan membuat pertanyaan yang berhadiah sepeda. Sampai sekarang, saya melihat postingan pertanyaan itu sudah mencapai 67 ribu like, 93 ribu komen dan 12 ribu share. Dahsyat memang
Sepeda memang alat transportasi yang merakyat. Pada awal-awal kemerdekaan, sepedalah yang menjadi alat transportasi utama. Dan dengan ikon sepeda, Jokowi tanpa sadar juga sudah menunjukkan betapa ia adalah bagian dari rakyat. Insting dasar yang keluar dari kepribadian aslinya...
Ada seorang teman yang mengusulkan, "Seharusnya sepeda itu tidak hanya berbentuk sepeda saja, karena sepeda banyak. Tapi ada satu ciri yang menandakan bahwa sepeda itu dari Jokowi, mungkin berbentuk plat khusus yang dipatri di sepeda itu".
Usul yang sangat bagus, karena pemberian dari seorang Presiden pasti membanggakan penerimanya, apalagi Presiden itu pemimpin yang dia cintai. Dan itu kelak akan diceritakan ke anak-cucunya.
Dan sepeda dengan plat Presiden itu satu saat akan menjadi incaran kolektor dengan harga berlipat-lipat dari harga seharusnya.
Lepas dari itu, kita melihat satu usaha besar dari seorang Presiden untuk mendekatkan diri dengan rakyat yang dicintainya. Hal yang sudah sangat lama tidak kita lihat karena dulu kita dipaksa berpandangan bahwa jabatan Presiden itu sakral dan tidak tersentuh.
Semoga sepeda Jokowi itu bisa menjadi inspirasi bagi generasi mendatang yang bercita-cita untuk menjadi pemimpin, bahwa gelar dan jabatan sesungguhnya hanyalah kesepakatan manusia. Di mata Tuhan kita semua sama.
Kalau Jokowi itu sepeda, saya cukup secangkir kopi yang berusaha memadukan pahit dan manis dan berusaha mencapai titik keseimbangan maksimal sesuai kemampuan.
"Pakde, kapan saya bisa dapat sepeda?".
"Ya sudah, sana ambil sepedanya.. di toko sepeda.
No comments:
Post a Comment