DUNIA HAWA - “Saya ingin tahu, Pak Ahok terima atau tidak keputusan PTUN, saya heran kenapa Pak Ahok Kekeuh betul untuk reklamasi, kekeuh melanggar aturan,” ujar Anies dengan senyum sinis penuh kemenangan.
Rupanya kini Anies punya senjata baru untuk menghajar Ahok. Anies penuh dengan harap-harap cemas dengan keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang membatalkan proyek reklamasi.
Beginilah kalau Reklamasi dipolitisasi demi kepentingan politik Anies Baswedan agar ia menang jadi Gubernur DKI. Anies lalu melontarkan statement tantangan dengan memposisikan jika dirinya Ahok, maka tidak akan mengajukan banding terhadap putusan PTUN karena reklamasi dinyatakan melanggar tata kelola dan tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Statement ini jelas, tujuannya agar Ahok tidak jadi naik banding, sehingga jika Ahok tidak jadi naik banding karena ditantang Anies, maka putusan PTUN itu akan menjadi senjatanya Anies untuk mendiskreditkan Ahok terus menerus.
Padahal Anies tidak pikir bahwa Ahok akan naik banding, seperti dulu kasusnya pulau G. Setelah naik banding, Ahok menang. Ini yang ditakutkan Anies kalau Ahok menang lagi naik banding, maka dia tidak punya senjata untuk menyerang Ahok. Dengan sok bijaknya seolah-olah pro rakyat kecil, Anies Baswedan terus mempertanyakan sikap Ahok yang bersikeras untuk menjalankan proyek reklamasi yang telah batalkan izinnya oleh Anies lalu menuding ngototnya Ahok dalam hal reklamasi sangat berbanding terbalik jika ada aturan-aturan yang berpihak kepada warga miskin, misalnya terkait uang muka nol rupiah.
“Hunian rakyat bawah malah dibuat aturan untuk ditiadakan, sebenarnya memihak kepada siapa, era gubernur yang tidak memihak rakyat kecil harus ditiadakan,” ujar Anies ketus.
Serangan Anies Baswedan dalam hal reklamasi bukan hanya kepada Ahok, namun juga terhadap Presiden Jokowi, ia ditunjukan tanpa malu-malu lagi. Skenario Anies Baswedan jika menang dalam Pilgub DKI ini, maka ia akan memberangus program reklamasi. Dengan tegas, Anies menyatakan dirinya bersama Sandiaga Uno menolak untuk melakukan reklamasi jika terpilih nanti.
Jadi kalau saat ini sempat berubah pikiran, Aniees bulang akan menfukung proyek rejlamasi yang merhoakan proyek pemrinfah ousat, maka itu hajga kamuflase belaka. Sebagai orang yang pernah merasakan sakit hati yang tiada terperi karena dipecat Presiden Jokowi dimana kini satu gerbong dengan oposisi pemerintah, proyek reklamasi ini akan menjadi senjata bagi Anies Baswedan untuk menyerang pemerintahan Jokowi.
Anies Baswedan menilai bahwa ada lebih dari 15 ribu nelayan di Jakarta yang kena dampak buruk reklamasi, menurut Anies yang bijaksana ini seharusnya pemerintah melindungi mereka bukan membuat hidup orang tambah susah. Provokasi terselubung ini tentunya agar ia menang dalam Pilkada DKI dan jadi Gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan juga menuduh banyak kesalahan prosedur dan aturan yang ditabrak Ahok dalam proses pengurugan pantai di utara Jakarta tersebut. Anies mengaku tak takut dengan siapa pun terkait sikap yang diambilnya ini. Ia mengaku hanya berpegang dengan undang-undang.
Yang lebih tragis lagi, wakilnya Sandiaga Uno bahkan nekat berjanji akan mengembalikan uang warga yang sudah membeli tanah reklamasi jika mereka ia terpilih nanti. Sandiaga bilang ia tidak mau kepentingan reklamasi hanya dinikmati warga yang duitnya banyak.
Saat ditanya caranya bagaimana? Sandiaga bilang caranya gampang yaitu dengan memilihnya dan Anies, maka uang mereka akan kembali utuh. Tuh, kan? Betapa liciknya. Lagipula kalau mau ganti uangnya para pengusaha pakai uangnya siapa? APBD DKI yang Rp 72 trilyun itu?
Ini orang sebenarnya ngerti birokrasi apa nggak sih? Padahal proyek Reklamasi adalah proyek pemerintah pusat, bukan proyek prestisiusnya Pemprov DKI dimana kapasitas Pemprov DKI hanya sebagai pelaksana doang. Reklamasi di pantai utara Jakarta itu merupakan salah satu program prioritasnya Presiden Jokowi.
Sikap tegas Presiden Jokowi tetap pada pendirian dalam proyek Reklamasi tersebut adalah sebagai solusi untuk mengatasi rob dengan mengintegrasikan beberapa pulau buatan menjadi satu, yaitu Proyek Garuda untuk kepentingan nasional dan masyarakat Jakarta.
Dengan suara lantangnya Anies Baswedan dalam proyek reklamasi, artinya sudah mulai ada genderang perang yang ditabuhkan oleh Anies Baswedan. Bisa jadi Gerindra memakai Anies Baswedan untuk menggagalkan proyek reklamasi Karena selama ini apapun kebijakan Presiden Jokowi selalu ditentang oeh Gerindra.
“Jadi nggak usah diplintir-plintir lah sama tim di sana. Sudah jelas kita posisinya dari awal kita ingin agar kepentingan publik di nomor satukan, bukan kepentingan sekelompok orang apa lagi kepentingan komersial saja,” kata Anies.
Dengan ngototnya Anies Baswedan menolak proyek reklamasi, pertanyaan saya sederhana, apa memang bisa pemprov DKI dibawah kendalinya jika ia terpilih jadi Gubernur DKI membantah kebijakan pemerintah pusat, dalam hal ini peraturan Presiden?
Entahlah, saya tidak tahu, apakah sudah dipikirkan matang-matang statement-nya bahwa ia tidak takut terhadap siapapun, dalam artian, sekalipun terhadap Presiden? Saya melihat ada nada sakit hati terhadap Presiden Jokowi disini yang dilampiaskannya dengan menentang habis-habisan proyek reklamasi jika ia terpilih menjadi Gubernur DKI.
Jadi kalau Anies Baswedan bilang dia heran kenapa Ahok yang menurutnya selalu melanggar aturan, maka saya juga heran kenapa Anies ngotot ingin jadi Gubernur DKI, padahal sering asbun.
Kura-kura begitu.
No comments:
Post a Comment