DUNIA HAWA - Ketika saya tulis soal "menebar kasih Tuhan", ada yang merasa hal itu aneh. Ada bau-bau Kristen, katanya. Sepertinya banyak orang lupa bahwa Quran itu dibuka dengan bismillahi rahmani rahimi. Rahman adalah kasih, rahim adalah sayang.
Selain pemaknaan "dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang" orang Islam memang relatif jarang melakukan eksplorasi terhadap kata "kasih". Jarang kita dengar ungkapan "kasih Allah" dalam kajian-kajian Islam. Orang Islam lebih sering menggunakan kata "rahmat Allah".
Apakah makna kata kasih itu berbeda dengan rahmat? Tidak. Secara substansi sama saja. Dalam Quran itu ada surat Ar-Rahman, Sang Pengasih. Dalam surat itu disebutkan berbagai jenis nikmat, kebaikan, dan rahmat Allah, yang diberikan kepada manusia. Lalu manusia diingatkan berulang-ulang, nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan? Dalam bahasa lain bisa kita katakan bahwa itulah seperangkat kasih Tuhan kepada kita umat manusia.
Tapi, kenapa bisa mirip? Lha, apa salahnya kalau mirip? Agama itu menyuruh manusia untuk berbuat baik belaka. Semua agama begitu, mengajarkan yang baik. Jadi, kalau Islam mengajarkan kebaikan, Kristen mengajarkan kebaikan, wajar saja.
Kita ini terbiasa untuk menganggap bahwa agama lain itu salah. Tidak tanggung-tanggung, salahnya semua. Tidak ada kebaikan pada mereka. Kalaupun mereka melakukan kebaikan, itu sia-sia saja.
Kita tidak mau sama dengan mereka. Jangankan sama, mirip pun tidak mau. Karena itu, begitu sedikit saja ada kemiripan, maka muncullah reaksi "bau-bau" tadi.
Kita terbiasa jadi hakim atas iman orang. Padahal Tuhan tidak pernah menyuruh kita jadi hakim. Tuhan hanya menyuruh kita berbuat yang terbaik. Liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amala.
@hasanudin abdurakhman, phd
No comments:
Post a Comment