Huru Hara Ahok (Wahabi VS NU)
DUNI HAWA - Dalam salah satu rekaman video Ahok mengatakan, "Bapak ibu ga bisa pilih saya....Dibohongin dengan surat Al Maidah 51...macem-macem itu...itu hak bapak ibu, kalau bapak ibu merasa ga milih neh karena saya takut neraka, dibodohin gitu ya..ga papa..." Ahok kemudian dilaporkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke Polda Sumatera Selatan, lantaran dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama Islam. MUI juga mendesak pihak kepolisian menindaklanjuti laporan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
Sementara itu, Ahok mengklarifikasi pernyataannya yang menuai kontroversi itu. Ahok mengatakan bahwa dirinya tidak bermaksud melecehkan agama Islam. Tetapi, dalam konteks memberi kebebasan kepada warga untuk memilih pemimpinnya. "Pernyataan itu saya sampaikan dalam konteks mempersilakan bapak dan ibu warga Kepulauan Seribu bebas memilih siapa saja. Tanpa harus merasa terpaksa atau dipaksa untuk memilih saya," ujar Ahok dalam keterangan resminya.
Nusron Wahid, ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebutkan tidak ada satu pun kalimat Ahok yang menistakan agama. Menurutnya Ahok justru memberikan edukasi kepada rakyat agar memilih secara cerdas, serta tidak mau dibohongi oleh orang yang mempolitisasi agama, dalam hal ini dengan menggunakan surat Al Maidah. "Jadi yang dimaksud Ahok adalah orang yang membohongi. Bukan berarti ayat Al Maidah yang bohong. Justru Ahok menempatkan ayat suci secara sakral dan adi luhung. Bukan alat agitasi dan kampanye yang mendeskreditkan,".
Menurutnya penyebaran video yang menuduh Ahok telah menistakan Alquran sengaja dipotong sehingga menimbulkan intepretasi bias yang dikembangkan di masyarakat untuk menjegal Ahok. "Cara-cara seperti ini sunggih picik, tidak fair, dan tidak beradab. Cara-cara ini sangat tidak sesuai dengan akhlakul karimah," ujarnya. Tapi akhirnya Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menolak laporan yang terkait dugaan penistaan agama yang dilontarkan oleh Ahok. Jika hal ini terjadi di Pakistan, Afghanistan, Arab Saudi atau Suriah yang mayoritas penganut Wahabi maka pasti Ahok sudah kehilangan kepalanya. Lha wong cuma menggambar kartun saja disana bisa dibunuh n dipenggal kepalanya.
Sebelumnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Bidang Seni dan Budaya, KH Achmad Cholil Ridwan dengan menggebu-gebu menyerukan kepada umat Islam, khususnya warga Betawi untuk berjihad menggantikan Ahok. “Masyarakat Muslim khususnya Betawi, wajib berjihad untuk menggantikan gubernur yang sekarang”. Hal senada juga diserukan oleh Sekretaris Jenderal DPP FPI Jakarta Habib Novel Chaidir Hasan Bamu'min untuk berjihad melawan Ahok. Dia berkata ”Yang tidak berani melawan Ahok pasti akan masuk neraka.”
Namun Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj tidak setuju dengan upaya-upaya menjatuhkan seseorang dengan isu SARA. Menurut Said Aqil ukuran memilih pemimpin yang baik bukan didasarkan pada latar belakang agama, melainkan keadilan, kejujuran, dan amanah. Said Aqil menegaskan tidak ada fatwa yang melarang memilih pemimpin non muslim. "Nggak, nggak ada. Nggak ada fatwa itu. Memilih pemimpin itu ukurannya adil," kata Said Aqil. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang memiliki latar belakang sebagai Nahdliyin juga mengharapkan kepada masyarakat dalam memilih kepala daerah lebih berdasarkan pada visi misi program dan bukan karena latar belakang agama.
Dari sini bisa kita lihat bahwa yang memusuhi Ahok hampir semuanya berasal dari kalangan Wahabi seperti Habib Rizieq, Arifin Ilham, Felix Siauw, Yusuf Mansur hingga Aa Gym. Sedangkan kaum muslim yang membela dan mendukung Ahok hampir semuanya berasal dari kalangan Nahdliyin (Nahdlatul Ulama). Pada saat yang sama NU juga mendukung Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI & UUD 45 (PBNU) sedangkan kaum Wahabi seringkali tidak setuju bahkan mengharamkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI serta berusaha mewujudkan berdirinya Khilafah di Indonesia.
Jadi pertarungan antara kaum muslim yang anti Ahok dengan kaum muslim pendukung Ahok sebenarnya juga adalah persaingan antara Islam Wahabi dan Islam NU yang sekaligus juga merupakan persaingan antara kelompok yang anti Pancasila & NKRI serta kelompok pendukung Pancasila & NKRI.
Sudah cukup jelas anak-anak......?
Iya Pak Guruuuu........!!!
#edisi Mukidi harus sekolah lagi
[muhammad zazuli]
No comments:
Post a Comment