Dunia Hawa - Jika seluk-beluk orgasme selalu dianggap menjadi misteri, bagaimana pendapat Anda? Faktanya, memang tak sedikit yang berpandangan bahwa perihal mencapai klimaks ini selalu sulit diungkap. Pasalnya, memang banyak sekali mitos-mitos seputar orgasme yang berkembang dan sulit dibuktikan oleh para awam. Mungkin karena itu pulalah penelitian mengenai aktivitas bercinta ini terus berkembang dari tahun ke tahun.
Kali ini, Anda akan diberi rupa-rupa hasil penelitian dan fakta terbaru seputar orgasme yang didapat dari berbagai studi di seluruh dunia!
1. Orgasme Datang Saat Olahraga
Pada tahun 2012, seorang peneliti di Amerika membuktikan sebuah fakta baru soal orgasme. Yaitu, bahwa coregasm alias mencapai klimaks saat olahraga benar-benar bisa terjadi! Hal ini dipicu oleh penemuan dari hasil studinya pada tahun 2012 bahwa berolahraga ternyata dapat memicu orgasme.
Pada penelitian yang diikuti oleh 530 perempuan sebagai itu, ditemukan bahwa lebih dari setengah responden yang mengikuti olahraga merasakan Exercise-Induced Orgasm (EIO) dan Exercise-Induced Sexual Pleasure (EISP) selama berlatih. Padahal, sebagian besar responden mengaku sama sekali tak memikirkan aktivitas seksual selama mengikuti latihan olahraga ini. Ditemukan pula bahwa lebih dari 15 persen perempuan pernah merasa klimaks saat berolahraga.
Debby Herbenick, Ph.D., ketua penelitian yang juga menjabat sebagai wakil direktur dari Center of Sexual Health di Indiana University, mengemukakan dua alasannya. "Pertama, karena orgasme umumnya terjadi ketika otot-otot perut sedang digunakan. Kedua, latihan atau olahraga menimbulkan pergesekan yang bisa memicu klimaks," urainya.
Di samping itu, peneliti lain mengemukakan bertambahnya intensitas detak jantung dan cepatnya aliran darah saat berolahrga pun memiliki dampak dalam pencapaian orgasme.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, gerakan apa yang dapat memicu tercapainya klimaks saat berolahraga? Untuk mencapai EIO, tambah Herbenick, tiga latihan yang dapat membantu adalah latihan perut, memanjat tali atau tiang, dan angkat berat. Sementara untuk EISP, gerakan yang dapat dicoba adalah bersepeda, angkat berat, dan latihan perut. "Umumnya yang dilakukan adalah olahraga popular seperti aerobik, back-ups, pull-ups, dan yoga," tambahnya.
2. Ukuran Terkadang Penting
Penelitian kedua yang menelurkan fakta terbaru soal orgasme datang dari Stuart Brody, psikolog di University of the West of Scotland. Pada tahun 2012, ia memprakarsai sebuah studi yang bertujuan untuk mencari jawaban sepenting apa ukuran penis pria saat bercinta. Hasilnya? Ternyata frasa "Size doesn't matter" tak selalu benar, lho. Pada beberapa perempuan, ukuran memiliki pengaruh tersendiri bagi aktivitas bercinta.
Dari 323 perempuan yang dijadikan sampel, hanya 160 perempuan yang memenuhi syarat untuk topik ini. Dari jumlah tersebut, hanya 33,8 persen perempuan memilih pria dengan ukuran penis lebih besar.
Alasannya, para perempuan tersebut mengakui bisa lebih mudah mencapai vaginal orgasm saat pasangannya memiliki ukuran penis lebih besar, yaitu di atas 12 cm ketika ereksi. Namun penelitian ini juga banyak disanggah oleh peneliti lain yang menyebutkan bahwa preferensi setiap perempuan akan berbeda. Pasalnya, tak semua perempuan merasa harus selalu meraih klimaks melalui penetrasi.
3. Perempuan Bisa Orgasme Dini
Siapa bilang bayang-bayang ejakulasi dini hanya mengganggu pria? Nyatanya, perempuan pun bisa mengalaminya, kok! Serafim Carvalho, peneliti dari Magalhaes Lemos Hospital di Portugis, mencari tahu fakta di balik ejakulasi dini perempuan melalui survei yang diikuti 510 responden berusia 18 - 45 tahun.
Fakta soal orgasme yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa 54 persen responden pernah mengalami klimaks yang terlalu cepat alias ejakulasi dini! Sementara 3 persen dari jumlah tersebut, sudah mencapai taraf kronis. "Mereka yang sudah mencapai taraf disfungsi, rata-rata merasakan apa yang dialami pria dengan ejakulasi dini. Ketidaknyamana, perasaan bersalah, dan hilangnya mood adalah dampak lanjut dari ejakulasi dini tersebut," tandas Carvalho.
Di sisi lain, sebuah penelitian di Amerika pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 54 persen perempuan berusia 18 - 30 tahun justru mengakui mereka sulit mencapai orgasme.
4. Orgasme Dipengaruhi Komunikasi
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan fakta terbaru tentang orgasme, yaitu bahwa bercinta akan terasa lebih menyenangkan dan memuaskan jika antar pasangan saling mendengarkan, mengerti, dan mau terbuka satu sama lain. Pembawaan diri seperti bagaimana ia memosisikan diri dan memperlakukan orang lain, ternyata dapat berpengaruh kepada kepuasan dan kesehatan seksual seseorang. "Kesehatan seksual meliputi kondisi yang prima dan itu berlanjut pada kenikmatan yang diraih," ujar Adena Galinsky, salah satu peneliti dari studi ini.
5. Masih Saling Berpura-pura
Sejumlah Penelitian mengenai fake orgasm sejak beberapa tahun silam selalu menunjukkan angka yang tinggi pada perempuan. Meski anjuran untuk saling jujur dan mengomunikasikan apa yang ia inginkan telah diungkap berulang, faktanya hingga kini angka perempuan yang berpura-pura orgasme masih tinggi.
[TabloidNova]
No comments:
Post a Comment