Dunia Hawa - Sebuah truk yang dengan sengaja ditabrakkan ke arah kerumunan pengunjung perayaan Bastille Day di Nice menewaskan sedikitnya 80 orang, Kamis (14/7) malam waktu setempat atau Jumat dini hari WIB, dan menjadi episode teranyar dari rangkaian serangan teroris di Prancis dalam dua tahun terakhir.
Jumlah korban itu diketahui lewat pernyataan Menteri Dalam negeri Prancis Bernard Cazeneuve, yang juga mengatakan 18 korban lainnya dalam kondisi kritis.
Sopir truk maut tersebut menambah laju kendaraannya ketika sampai di kerumunan dan kemudian melaju zig zag menggilas semua orang yang berada di depannya.
Polisi kemudian berhasil menewaskan sopir tersebut namun identitasnya belum disebutkan sampai berita ini dibuat.
Ketika serangan terjadi, para pengunjung baru saja menyaksikan pesta kembang api sebagai bagian dari perayaan di kawasan wisata pantai Promenade des Anglais, wilayah selatan Prancis.
Kebanyakan mereka berjalan di sepanjang trotoar untuk pulang atau menuju ke tempat parkir mobil.
Saksi mata Dominique Molina, seorang warga Amerika Serikat, mengatakan truk tersebut melaju dalam kecepatan antara 20 sampai 30 mil (48 km) per jam.
"Kami berdiri di teras apartemen di mana kami tinggal di sebelah barat Negresco di Promenade des Anglais. Pertunjukan kembang api baru saja usai di perayaan Bastille Day, dan ada ribuan orang di pantai. Mereka juga baru saja membubarkan diri," ujarnya.
"Orang-orang membanjiri jalanan dan berjalan meninggalkan pertunjukan, lalu saya mendengar banyak keributan, orang-orang menjerit, dan sebuah truk besar melaju ke arah barat di atas trotoar, melindas orang-orang, menabrak mereka."
Hari Besar
Bastille Day merupakan salah satu hari libur nasional terbesar di Prancis, memperingati kebangkitan rakyat dalam Revolusi Prancis yang ditandai dengan serbuan ke penjara Bastille pada 14 Juli 1789.
Sejumlah saksi mata mengatakan sopir truk tersebut sempat keluar dan melepas tembakan ke arah kerumunan, sebelum ditembak mati oleh polisi.
Truk yang dia bawa disebutkan memuat senjata dan granat, namun belum ada konfirmasi pihak berwenang terkait hal tersebut.
Wartawan suratkabar Nice Matin, Damien Allemand, menulis di edisi online bahwa sebuah truk putih melaju dengan "kecepatan gila" dan berusaha menggilas sebanyak mungkin orang.
"Saya melihat tubuh-tubuh beterbangan seperti sasaran bowling di sepanjang rute truk itu. Keriuhan dan jeritan yang saya dengar tidak akan pernah bisa saya lupakan."
Allemand menambahkan dia melihat orang-orang berlindung di sebuah restoran terdekat dan berteriak-teriak mencari kerabat yang hilang. Dia keluar dan melihat jenazah, darah, dan potongan tubuh di sepanjang jalan.
"Malam ini adalah horor," tutup Allemand.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutuk "serangan teroris mengerikan" di Nice tersebut.
Mengingat serangan itu terjadi pada Bastille Day, Obama memuji "daya tahan dan nilai-nilai demokratis luar biasa yang telah membuat Prancis menjadi inspirasi bagi seluruh dunia."
Obama juga menawarkan bantuan apa pun yang dibutuhkan aparat Prancis untuk menyelidiki kasus ini dan mengadili mereka yang bertanggung jawab.
Rencana festival musik jazz hari Sabtu dan konser Rihanna pada Jumat malam di Nice dibatalkan akibat serangan ini.
Rangkaian Teror
Pada 7 Januari 2015, dua pria bersenjata menyerbu kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris dan membunuh 12 orang, sebagian besar adalah staf majalah tersebut.
Serangan dilakukan sebagai balasan atas dimuatnya karikatur Nabi Muhammad di Charlie Hebdo.
Setelah itu pada 13 November 2015, sejumlah orang melakukan serangan terkoordinasi di berbagai tempat di Paris, termasuk di dekat stadion sepakbola di mana tim nasional Prancis sedang bertanding disaksikan Presiden Francois Hollande, dan di dalam sebuah gedung konser.
Serangan ini melibatkan sejumlah pelaku bom bunuh diri dan pelaku bersenjata otomatis. Mereka membunuh 130 orang, 89 di antaranya adalah penonton musik rok di gedung konser Bataclan.
Dengan demikian, sedikitnya 222 orang tewas di Prancis oleh serangan teroris sejak Januari 2015.
Truk yang menghantam kerumunan warga dan menewaskan 80 orang dijaga aparat di Nice, Prancis, 14 Juli 2016. Betikut Videonya :
[heru andriyanto/ha/beritasatu]
No comments:
Post a Comment