• Sekilas Tentang Jidat Hitam
Dunia Hawa - Melihat foto Freddy Budiman, Gembong narkoba yang sudah diputus akan di hukum mati setelah PK-nya ditolak, ada yang menggelitik di hati saya dan mengundang senyum sejak dulu.
Entah darimana dongeng bahwa jidat hitam itu pertanda sujud shalatnya kusyu' dan diasosiasi-kan bahwa dia sudah Islami. Mungkin dongeng yang setua usianya dengan hadis palsu bahwa bercinta di malam Jumat sama saja dengan membunuh 10 ribu Yahudi.
Lucunya, banyak banget yg mengaku beragama Islam percaya. Mereka hanya berpatokan pada "katanya". Ironis juga, sibuk berteriak supaya berpatokan pada Quran dan Hadis, tapi ternyata "katanya" juga jadi patokan.
Jika mau sedikit saja berusaha mencari referensi dengan benar, maka bisa didapat riwayat2 yang berkata, bahwa tanda hitam di dahi itu adalah riya' atau suka pamer ibadah.
Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Umar marah ketika ada seorang yang mengaku anak asuhnya datang dan di dahinya ada tanda hitam. " Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bersahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?”
Seorang teman pernah menyodorkan ayat Alquran kepadaku, "Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS. Al-Fath:29).
Dan aku tertawa dengan penafsirannya tentang itu. Seandainya mereka mau membaca tafsir Ibn Tabhari bahwa yang dimaksud dgn tanda2 itu adalah "perilaku baik" yang terpancar pada wajah dan tindakan.
Nabi Muhammad Saw saja, dalam satu riwayat terlihat marah melihat kenyataan itu. “Sesungguhnya aku sangat marah dan sangat tidak menyukai jika aku melihat seorang lelaki yang diantara kedua matanya ada tanda bekas sujudnya.”
Jadi temanku yang jidatnya menghitam sampe balak enam, jadikanlah Islam bukan sebagai aksesoris dengan jidat hitam, celana cingkrang, baju gamis karena sesungguhnya iblis pun mampu melakukan itu. Islam itu berarti ketaatan pada Tuhan dan menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai tuntunan, bukan jubah kebesaran.
Dan tahukah anda bahwa "pria berjidat hitam" pertama kali terlihat pada masa Nabi Muhammad Saw
"Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku.
Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada "hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya". Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih.
Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya. Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”.
Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku.."
Lalu Nabi Muhammad Saw pun bersabda,
“Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka, membaca al Qur’an namun al Qur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudian mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalu muncul” ( HR Ahmad bin Hanbal )
Masak sih kalian termasuk orang yang dikatakan Nabi ? Pasti tidak mau, kan ?
Gak perlu pake digeser di karpet, dijedotin tembok, di tatah sampe jidatnya gosong menghitam. Islam hanya menuntut hatimu yang bersih dan toleran.
"Janganlah engkau mencaci iblis di depan orang banyak tetapi berkawan dengannya di keheningan.. " Imam Ali as.
• Ilusi Jenazah Keringat dan Bau Wangi
Habis baca pekikan2 riang para pengagum Santoso, saya jadi tertarik membaca masalah "jenazah yang berkeringat dan bau wangi "
Daripada sibuk membahas masalah dr sisi kedokteran, saya cenderung ingin melihat dari sisi riwayat atau hadis. Kan katanya harus berpatokan pada Quran dan hadis.. Yah kita ikutin sudut pandang mereka sekali2.
Memang ada beberapa riwayat bahwa salah satu tanda seorang mukmin meninggal cirinya adalah terlihat keringat di dahinya. Salah satunya, Rasulullah Saw mengatakan : "Orang yang beriman itu mati dengan keringat di dahi." Dan hadis ini dianggap shahih oleh beberapa ulama.
Oke, kita juga tidak perlu meributkan shahih atau tidaknya. Kita coba gali pendapat ulama atau penafsiran terhadap hadis spt ini.
Ternyata banyak perbedaan pendapat di antara ulama masalah penafsiran. Ada yg berpendapat bahwa keringat itu pertanda seorg mukmin yg bekerja keras dalam hidupnya. Ada juga ulama yg berpendapat bahwa ketika seorang itu malu dengan Tuhan pada waktu kematiannya sehingga ia berkeringat.
Yah, ulama juga manusia, jangan samakan dengan pisau belati. Ada yg bener menafsirkannya dan ada juga yang salah. Seperti kata Imam Ali as, " periwayat ilmu banyak tapi yg memahaminya sedikit.." Berarti ada juga ulama yang salah paham, kurang paham sampe gagal paham.
Saya lebih condong kepada pendapat ulama yang mengatakan bahwa keringat di dahi jenazah adalah tanda perjuangan seorg mukmin menjelang ajalnya ketika menghadapi sakratul maut yg berat. Dan ini sesuai dengan perkataan Rasulullah Saw bahwa , " Sakratul maut dapat membersihkan dosa2 orang muslim". Sakratul maut yg menyakitkan adalah fasilitas dr Tuhan utk membantu membersihkan dosa2 di dunia dan ini menunjukkan Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang.
Perjuangan saat sakratul maut itulah yang menyebabkan dahi seseorang menjelang ajalnya berkeringat. Catat ya, menjelang ajal. Bukan ketika ajalnya sudah pergi beberapa jam kemudian.
Begitu juga bau wangi yang disebutkan dalam hadis2 adalah sebuah bahasa pendekatan sebagai penghargaan kepada seorang yg meninggal syahid. Bau wangi itu bukan kapasitas manusia menciumnya, kecuali mayat tersebut - biasanya - disemprotkan parfum supaya wangi.
Apa yang bisa kita pelajari dari sini?
Bahwa ayat dan hadis selalu dijadikan propaganda untuk menjustifikasi seseorang. Ketika orang itu termasuk kelompoknya, maka di kampanyekan-lah ia sebagai org yang berkeringat dan bau wangi. Tapi jika tidak - seperti kasus jenazah almarhum Husni Kamil Ketua KPU - lalu di caci maki dgn wajah yg menghitam pada jenazahnya. Hanya karena Prabowo tidak menang pilpres, almarhum mendadak jadi kafir dan ini pasti salah Jokowi.
Muslim cabe- cabean memang gitu.
Mereka cenderung lebay ala anak alay. Kerjanya ber-ilusi terus. Ilusi ISIS adalah khilafah, ilusi Erdogan sebagai pemimpin kaffah, ilusi nge-seks dengan 72 bidadari di surga, ilusi dapat kavling di Pondok Surga Indah.
Mereka sulit menerima fakta, bagaimana mungkin seseorang yang dengan dingin mampu menggorok seorang lelaki tua dan menyebarkan film-nya dengan bangga adalah seorang syuhada ?
Apa mungkin Tuhan memberi surga kepada mereka yang menyakiti manusia lain ? Sedangkan dalam surat An-Nisaa 4/93, disebutkan membunuh seorang yang beriman janjinya adalah neraka jahanam ? Syuhada lebih pantas disematkan kepada lelaki tua yang digorok oleh mereka.
Hidup mereka dalam bayang2 kejayaan tapi cara mereka sangat merusak. Semua halal, asal mimpi tercapai. Mereka onani sejak lama dan berharap ejakulasi berjamaah.
Mungkin mereka terjebak begitu lama di tol Brebes sehingga sangat lelah.
Perlu banyak minum kopi sehingga kafeinnya membuka cakrawala berfikir seluas2nya.
" Orang yang paling dungu adalah mereka yang menahan kebaikan namun berharap sanjungan dan berbuat keburukan namun berharap pahala bagi dirinya.." Imam Ali as.
[denny siregar]
No comments:
Post a Comment