"Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia.."
Dunia Hawa - Perkataan fenomenal Bung Karno ini seakan menjadi spirit Jokowi untuk mengubah tatanan "urut kacang" yang sudah lama menjadi kebiasaan di pejabat negara. Sistem senioritas sudah dilempar ke keranjang sampah. Saatnya sekarang mencari mereka yang berani.
Pelantikan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri, melengkapi tim the avengers Jokowi yang sudah diisi nama nama besar seperti Menteri Susi, Menlu Retno dan lain lain. Orang orang muda gila yang mengguncang tatanan yang selama ini menjadi budaya yang merugikan.
Guncangan awal Kapolri adalah akan menerapkan pengawasan internal dengan ketat. Ia akan membuat peraturan bahwa seluruh perwira tinggi dan menengah wajib melaporkan harta kekayaan mereka, hal yang pernah dilakukannya saat menjabat Kapolda Metro Jaya.
Hantaman langsung ke internal ini, jelas akan membuat banyak pejabat di Polri yang "mendadak kurus". Bukan rahasia lagi, para pejabat Polri banyak yang gendut gendut, mulai perutnya sampe rekeningnya, akibat sistem rusak yang sengaja dipelihara bertahun-tahun lamanya.
Miliaran uang mengalir deras ke dalam melalui proses pendaftaran anggota, penyuapan dan pemerasan sipil sampai promosi jabatan. Korupsi adalah sahabat dekat polisi mulai dari yang pangkat cere sampe penggede. Korupsi seperti punya tongkat komando disana. Lihat saja harta Irjen Joko Susilo yang tertangkap KPK dalam kasus simulator SIM. Harta pribadinya yang disita senilai 232 miliar rupiah... Dahsyat, bukan?
Dan bukan tidak mungkin itu cuman puncak gunung es-nya saja. Lha, itu Labora meski pangkatnya rendahan, di rekeningnya ada duit 1,5 triliun rupiah. Itu uang apa kumpulan sempak basah ?
Citra polisi yang korup inilah yang menghancurkan wibawa Polri sebagai penjaga dan pelayan keamanan dalam negeri.
Jadi wajar saja banyak masyarakat yang tidak menghargai institusi ini. Sakin tidak berwibawanya, bahkan suporter aja berani mengejar-ngejar dan menggebuki anggota polisi. Untung waktu penggusuran Ahok bawa TNI. Lha, kalau cuman polisi apa gak semburat dikejar preman yang sedang unjuk gigi?
Ini tugas yang sangat berat, Jenderal... Mengembalikan kembali citra Polri sebagaimana harusnya. Memberantas budaya bertahun-tahun bukan perkara mudah. Harus gila. Kalau gak gila, ya apa yang bisa berubah?
Tapi saya percaya Jenderal Tito bisa...
Jika Jokowi membawa spirit Soekarno, semoga pak Tito menggengam nafas Hoegeng. Tinggal mau gimana model mainnya. Mau "total footbal" seperti Ahok dan Susi, atau "tiki taka" seperti Jokowi? Semoga pak Tito menemukan irama permainannya sendiri..
Banyak banyak ngopi ya, pak Tito. Saya di belakang bapak. Soalnya saya takut kalo di depan. Yang dulu dulu, seram seram kumisnya.
Seruputtt.....
[denny siregar]
No comments:
Post a Comment