Penyakit tipes (typhus) merupakan salah satu penyakit menular yang penularannya melalui makanan yang mengandung Bakteri Salmonella diantaranya
yang dikenal adalah Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi,
Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B.
Basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3 macam
antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Kuman tumbuh
pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum
37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.Bakteri Salmonella |
Demam
tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat
(endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
Merupakan penyebab utama infeksi usus pada manusia dan hewan. Setiap
tahun diseluruh dunia terdapat sekitar 17.000.000 kasus dengan 600.000
kematian. Jika tidak segera diobati, 10-20% penderita penyakit tersebut
dapat berakibat fatal. Sekitar 2% dari penderita menjadi carrier
(pembawa). Di Indonesia, diperkirakan antara 800 – 100.000 orang
terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini
terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering
terserang, Diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810
kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada
anak-anak, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5
tahun.. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri
lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur 12 tahun keatas adalah 70 –
80%, penderita umur antara 12 dan 30 tahun adalah 10 – 20%, penderita
antara 30 – 40 tahun adalah 5 – 10%, dan hanya 5 – 10% diatas 40 tahun.
Sumber penularan: Kebanyakan penyakit typus ditularkan
melalui kotoran. Termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan,
ternak dan reptil, sumber daging unggas unggas kurang matang, telur ,
melalui anjing, kucing, makanan dan minuman tercemar (batu es), dari carrier yaitu orang sehat tetapi membawa kuman.
Patofisiologi:
Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi
terjadi pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh
limfe masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati
dan limfa sehingga membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali ke
dalam darah (bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam
kelenjar limfoid usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat
menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga
tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan
seperti ini, kuman typhus akan mati dan penderita berangsur-angsur
sembuh.
Masa tunas:
1-2 minggu. Masa inkubasi rata-rata 2 minggu : Demam berangsur-angsur
naik selama minggu pertama. Demam terjadi terutama pada sore dan malam
hari (febris remitten). Pada minggu 2 dan 3 demam terus menerus tinggi
(febris kontinue) dan kemudian turun berangsur-angsur.
Gangguan
gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor-berselaput
putih dan pinggirnya hiperemis, perut agak kembung dan mungkin nyeri
tekan, bradikardi relatif, kenaikan denyut nadi tidak sesuai dengan
kenaikan suhu badan.
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhus (Tifoid )
* Gejala-gejala dapat dalam beberapa bentuk:
- Keracunan makanan (salmonellosis): Gejala demam, muntah, dehidrasi, diare, nyeri perut, mual.
- Radang usus: Gejala demam, diare berdarah, nyeri perut.
- Keracunan darah: Gejala demam, kehilangan berat badan, nyeri perut, pernapasan cepat, tekanan darah turun, hati membesar, menggigil, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar, syok, limpa membesar.
Penyakit
ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus.
Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa
sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Gejala
klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar,
tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
- Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
- Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
- Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
- Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
- Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
- Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Bila
anggota keluarga kita ada yang menampakkan gejala-gejala seperti
diatas, sebaiknya kita segera melakukan cek lab dan konsultasi dengan
dokter keluarga kita. Karena bila kita langsung ke dokter tanpa
dibarengi cek lab biasanya tetap juga doketr menyarankan kita cek darah untuk meyakinkan hipotesa atau diagnosa dari dokter tersebut. .
Diagnosa Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
- SGOT SGPT meningkat, leukopenia, leuukositosis relatif pada fase akut; mungkin terdapat anemia dan trombositopenia .Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
- Uji serologis asidal (Titer O,H). Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif.
- Biakan kuman (darah, feses, urin, empedu) .Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel
darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine
dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa
penderita telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan
untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit
lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari
lima hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu
penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah
(Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru
(Pneumonia).
Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita
dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien
harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari
untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus. Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2
posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Komplikasi Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Komplikasi yang sering apabila kita terlambat menangani dan menyepelekan gejala yang timbul karena daya tahan tubuh masing-masing orang tidak sama, dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Komplikasi yang sering apabila kita terlambat menangani dan menyepelekan gejala yang timbul karena daya tahan tubuh masing-masing orang tidak sama, dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
- Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
- Tidak mengandung banyak serat.
- Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
- Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Pada
mulanya penderita diberikan bubur saring kemudian bubur kasar untuk
menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu
nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman bagi penderita.
Bila
anak anda dirawat dirumah sakit perhatikan menu makanan yang disiapkan
dari rumah sakit karena tidak semua rumah sakit mempunyai ahli gizi yang
melaksanakan rekomendasi dokter yang merawat, jadi kita harus selektif
memilih makanan yang boleh dikonsumsi anak kita. Demikian juga bila
pasien sudah diijinkan untuk rawat jalan biasanya para ibu menganggap
anak sudah sembuh dan boleh makan semua makanan.
Untuk
kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan
mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3
makanan biasa, dan seterusnya.
Penyakit
dapat diatasi dengan beberapa cara bahkan kadang-kadang dapat dicegah.
Oleh sebab itu jika pencegahan dilakukan maka pencegahan jauh lebih baik
daripada pengobatan. Salah satu cara untuk mencegah penyakit adalah
meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke
alam tubuh.Tubuh yang mendapat makanan yang cukup bergizi akan lebih
kuat melawan kuman daripada tubuh yang kekurangan gizi. Anak-anak yang
kurang gizi akan lebih mudah sakit dibandingkan anak yang cukup gizi,
oleh karena itu kita harus mengupayakan agar anak mendapat gizi yang
cukup dan menerapkan pola hidup sehat berarti kita juga mencegah bahaya
penularan penyakit.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit :
- Upaya pertama yang bisa dilakukan sebelum sakit adalah mempertinggi nilai kesehatan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, pola makan sehat, pola pikir sehat dan menjaga lingkungan bersih dan sehat. Pola hidup lebih menekankan kepada kebiasaan dan prilaku keluarga yang sangat berhubungan dengan aktivitas sehari-hari, apakah kita punya kebiasaan berolahraga, istrirahat yang cukup dan punya waktu untuk bersantai. Pola makan keluarga menentukan asupan gizi yang dibutuhkan oleh masing- masing anggota keluarga sesuai dengan umur dan aktivitas serta pantangan untuk masing-masing anggota keluarga, dan ini bila ada kasus alergi terhadap makanan. Ibu harus pandai mengkreasikan menu makanan sehari-hari dengan asumsi disesuaikan dengan dana yang ada. Hilangkan asumsi bahwa makanan mahal pasti sehat ataupun makanan yang sehat pasti mahal. Karena kita harus memahami bahwa bahwa makanan yang baik harus dilihat dari komposisi gizi dan kreatifitas penyajian yang menggugah selera. Pola pikir sangat menentukan kebahagiaan seseorang, setiap orang punya masalah tetapi tinggal bagaimana kita menyikapi setiap persoalan dengan bijak dan yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada solusi dan jangan menumpuk dan memendam masalah dalam keluarga. Buatlah rumah kita seperti surga dalam pikiran yang sehat ada badan yang sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat sangat terkait dengan lingkungan fisik tempat tinggal kita. Rumah yang sehat adalah rumah yang ukurannya sesuai dengan jamlah anggota keluarga, mempunyai sirkulasi dan ventilasi yang bagus dan secara estetika nyaman di pandang.
- Upaya kedua dalah menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang sumber dan cara penularan penyakit .gejala-gejala dini dan penanganan pertama untuk mencegah kondisi akut..
Akhir-akhir
ini panyakit typus lebih banyak menyerang anak-anak mulai dari usia
balita sampai mahasiswa (banyak mahasiswa saya yang terkena typus),
biasanya karena pola makan dan pola hidup yang kurang baik)
Beberapa tips yang bisa dilakukan ibu –ibu untuk mencegah anak kita terkena typus adalah dan mencegah penularannya :
- Mengolah makanan untuk keluarga dengan mengutamakan higiene sanitasi dan kebutuhan gizi keluarga
- Membiasakan anak untuk makan di rumah secara teratur , karena makanan yang diolah dirumah higiene sanitasinya lebih terjamin daripada membeli makanan diluar rumah seperti diwarung ataupun jajanan sekolah yang tingkat keamanan dan higiene sanitasi tidak kita ketahui.
- Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan pengendalian. Yaitu bila ada salah seorang anggota keluarga kita terkena typus, alat-alat makannya sementara disendirikan dulu dan dicuci bersih dengan sabun yang mengandung antiseptik agar tidak menulari anggota keluarga yang lain
- .Membersihkan lingkungan secara teratur , perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).
- Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan penderita dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.
Sebagai bagian dari masyarakat ,kita bisa berbagi ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk memberikan pendidikan kesehatan secara
berkala kepada ibu-ibu di lingkungan sekitar kita. Perlu juga kita
menyarankan agar pemerintah dalam hal ini Departemen kesehatan membina
higiene sanitasi pengolahan makanan para penyaji dan penjual makanan
skala kecil maupun menengah, karena biasanya mereka kurang memperhatikan
hal tersebut.
sumber : penyakittypus.com