Paris menjadi kota terakhir perhelatan pekan mode musim semi/panas
2013. Di kota mode ini, pada 25 September-3 Oktober lalu, rumah mode
tampil memesona, baik dalam koleksi maupun tata panggung.
Aktor Robert De Niro dan supermodel Natalia Vodionova turut hadir dalam pergelaran busana Christian Dior di hari keempat rangkaian pekan mode. Pergelaran hari itu menjadi debut bagi Raf Simons untuk koleksi busana siap pakai. Simons adalah direktur kreatif Dior pengganti John Galliano yang dipecat Dior 18 bulan lalu.
Pujian pun datang dari penonton begitu acara yang hanya berlangsung 15 menit itu usai. Di belakang panggung, tepuk tangan dari para model dan kru menjadi penghargaan besar bagi Simons, desainer yang sebenarnya lebih akrab dengan dunia adibusana. Apalagi, Simons juga hanya punya pengalaman bekerja untuk label dengan reputasi yang lebih kecil dibandingkan Dior, yaitu Jil Sanders dari Jerman.
”Saya memikirkan kembali ide minimalis. Bagi saya, minimalis berarti sensual, seksi, mengasyikkan, dan bebas. Idenya berasal dari karya Dior di era 60 dan 70-an,” tutur Simons, perancang asal Belgia.
Karya yang memukau penonton pada malam itu dimulai
dengan mengkreasikan jaket berlekuk tubuh. Jaket yang populer di tahun
1947 ini diubah menjadi rancangan yang bisa diterima pada saat ini,
yaitu pantsuit (setelan celana panjang dan jas)–yang pernah populer di era 1980-an–bergaya androgini.
Desain
yang mengikuti lekuk tubuh juga terlihat pada gaun bergaris potong jas,
yang beberapa di antaranya diberi detail lipit. Detail ini terinspirasi
dari lipit Dior yang populer di era 1950-an.
Dior juga memperlihatkan gaun-gaun pendek bermaterikan parasut yang ringan, yang menghasilkan efek refleksi ketika difoto. Kesan futuristik juga terlihat pada desain klasik, yaitu sweater yang dipadukan dengan rok lebar.
Eskalator
Pergelaran Louis Vuitton (LV) di hari terakhir juga tak kalah memukau. Apalagi, acara ini digelar dengan latar belakang empat buah eskalator yang dibuat di salah satu bagian Museum Louvre. Eskalator ini tak hanya menjadi penghias ruang, tetapi juga berfungsi sebagai catwalk bagi para model yang tampil secara berpasangan seperti kembar.
Adalah seniman instalasi dan ukir, Daniel Buren, yang mengubah Louvre menjadi sebuah pusat belanja. Salah satunya dengan menambahkan empat eskalator yang di beberapa bagian pijakannya diwarnai garis-garis kuning-putih.
Karya artistik Buren pula, yaitu Les Deux Plateaux, yang kali ini menjadi inspirasi bagi Marc Jacobs, direktur kreatif LV. Les Deux Plateaux atau yang dikenal juga dengan sebutan Buren’s Columns adalah karya instalasi abstrak yang berada di pelataran Palais Royal, Paris. Bentuknya berupa kisi-kisi yang terdiri dari 260 kolom dengan tinggi yang berbeda.
Dalam koleksinya, Jacobs menghubungkan karya Buren dengan ”Pola Damier”, yaitu motif kotak-kotak yang menjadi ciri khas tas LV. Motif ini terutama diaplikasikan dalam tas, termasuk busana yang populer di tahun 1960-an, yaitu gaun pendek dan celana pendek. Warna muda—kuning, hijau daun, dan persik–yang dipadukan dengan putih cukup mendominasi dalam koleksi ini.
”Saya ingin keluar dulu dari desain yang punya alur cerita dan membuat sesuatu yang sangat geometris dan matematis,” komentar Jacobs usai peragaan.
Sehari sebelumnya, koleksi Valentino juga memukau meski label dari Italia ini tetap tampil dengan ciri khas desainnya yang konservatif. Seperti salah satu koleksi musim gugur/dingin yang diperlihatkan Februari lalu, yaitu gaun merah dari kulit yang tembus pandang karena motif berlubang dengan teknik laser cut, kali ini Valentino juga tampil dengan beberapa gaun tembus pandang.
Gaun-gaun tersebut oleh dua desainernya yaitu Maria Grazia Chiuri dan Pier Paolo Piccioli, dibuat bertekstur karena motif berupa lubang-lubang kecil.
Jennifer Lopez
Gaun lain yang tembus cahaya pada peragaan yang disaksikan Jennifer Lopez beserta kekasihnya, Casper Smart, di barisan depan ini, dibuat dari bahan tulle hitam.
Sebelumnya, J-Lo bersama Smart dan putrinya, Emme Anthony, juga menghadiri peragaan koleksi Chanel yang memperlihatkan desain dan bahan yang sangat beragam. Karl Lagerfeld, sang desainer, memberi banyak pilihan mulai dari baju renang, bolero berbahan wol yang dipadukan dengan celana panjang dan gaun, gaun sebatas paha hingga yang menyentuh lantai, sampai aksesori berupa perhiasan dari mutiara dan tas berbentuk hula hup.
”Sangat manis dan sangat Perancis,” kata Laeticia Casta, model Perancis yang pernah menjadi ikon Guess di tahun 1993, mengomentari koleksi Chanel.
sumber : (AP/Reuters/Telegraph/iya)