Usus buntu bahasa Latinnya
Appendix vermiformis. Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya organ ini dianggap
sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini
diketahui bahwa fungsi appendiks adalah sebagai organ imunologik dan
secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan
tubuh) yang memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun gangguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama penyakit usus buntu (appendicitis).
Meski demikian usus buntu ini punya fungsi sebagai rumah bakteri baik, jika bakteri baik dalam tubuh terjaga maka kekebalan tubuh juga akan terjaga.
Test Klinis Pap Smear
Gejala usus buntu utamanya adalah sakit di bagian perut. Lokasi nyeri
yang muncul mungkin akan bervariasi, hal ini tergantung pada usia dan
posisi usus buntu. Pada anak kecil atau perempuan hamil, sakit yang
muncul mungkin berada di tempat berbeda. Kadang ketika perut sakit
orang jarang yang berpikir itu usus buntu, tapi lebih banyak menduga
maag.
Appendicitis terjadi ketika appendix, telah meradang dan membuatnya rentan pecah. Ini termasuk darurat medis serius. Operasi dilakukan untuk penyembuhan radang usus yang membengkak, operasi ini membutuhkan perawatan terlebih dalu kira-kira 3 bulan yang tentunya akan sangat memakan banyak biaya.
Bila terjadi gejala usus buntu dalam waktu tiga hari berturut-turut, penderita harap segera menghubungi dokter atau datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis sehingga bisa langsung dioperasi. Jika gejala usus buntu dibiarkan lebih dari satu minggu, maka perawatan medis serius sangat diperlukan untuk meredakan radang usus yang terjadi sebelum penderita melakukan operasi penyembuhan.
Penyebab Usus Buntu
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan infeksi bakteri. Tapi faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Di antara beberapa faktor di atas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak.
Perlu diketahui, dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk ke saluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut. Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang ada dalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.
Tanda-tanda Gangguan Usus Buntu :
- Rasa sakit yang dimulai di sekitar pusar dan sering juga di bagian bawah kanan perut.
- Rasa sakit akan semakin terasa selama beberapa jam.
- Rasa sakit akan semakin timbul jika daerah perut bagian kanan bawah ditekan dan kemudian tekanan dengan cepat dilepaskan.
- Nyeri yang memburuk ketika sedang batuk, berjalan atau melakukan gerakan lain yang mengguncang tubuh.
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah karena adanya hambatan pada usus
- Demam
- Sembelit
- Ketidakmampuan untuk membuang gas
- Diare
- Perut yang terlihat membengkak
sumber : http://gerakan-sehat.blogspot.com
No comments:
Post a Comment