DUNIA HAWA Amin Rais dulu jadi idola saya dan mungkin termasuk kalian. Keponakan saya juga idolakan Amin Rais , sampai tes masuk ke FISIPOL ( Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik ) Universitas Gajahmada di mana Amin Rais sebagai dosen FISIPOL. Sayangnya tes keponakan saya gagal.
Betapa (amat) jantannya Amin Rais tampil berani lawan Diktator Presiden RI kedua, Bp Soeharto pada tahun 1996. Terpengaruh orasi Amin Rais yang menyihir, banyak orang terpicu dan berani terjun ke jalan untuk berdemo menuntut presiden Soeharto turun. Sebenarnya tidak hanya karena Amin Rais saja, masih banyak faktor lain yang menyebabkan demo berhasil menurunkan presiden Soeharto. Jasa dan peran Amin Rais yang berhasil menjungkalkan pemerintah / rezim Soeharto , layak mendapat predikat terhormat ‘ Bapak Reformasi ‘ dari publik.
Lama-lama perilaku kenegarawanan Amin Rais kayaknya mengalami kemunduran. Malah kelihatan jelas amat ambisi “serakah” Amin Rais di dunia perpolitikan Indonesia dengan menggusur presiden Gus Dur dan sempat mempermainkan Megawati sehingga tidak layak terpilih sebagai presiden dengan alasan wanita tidak boleh jadi pemimpin / presiden menurut Islam versi Amin Rais . Walaupun Megawati dan PDI Perjuangannya menang telak dalam pemilu. Pada waktu itu presiden dipilih oleh MPR , bukan rakyat. Di dalam MPR, Amin Rais sebagai ketua MPR mainkan politik licik bernuasana agama bahwa presiden harus laki-laki dengan dalil menurut hukum Islam. Politik Amin Rais berhasil, Gus Dur terpilih sebagai presiden oleh mayoritas anggota MPR , sedangkan Megawati terpaksa melorot jadi wakil presiden.
Ulah Amin Rais lagi, presiden Gus Dur berhasil dilengserkan dengan dalil korupsi dana ( skenario entah siapa ). Amin Rais mengira , seiring lengsernya gue Dur dan Megawati otomatis jadi presiden dan Amin Rais akan menjadi wakil presiden. Ternyata Hamzah Haz lah yang diangkat jadi wakil presiden , bukan Amin Rais.
Permainan licik Amin Rais sudah diketahui publik. sehingga saat Amin Rais coba-coba jadi calon presiden RI dan kurang laku. Dua kali gagal masuk istana kepresidenan , kasihan Amin Rais ya. Hehehe tanya dulu, perlu tidak kita kasihani Amin Rais ?
Omong-omong, kok otak cangkok saya ngelantur kemana-mana sampai lupa topik uang 600 juta sesuai judul diatas. Seperti kita semua sudah tahu, jaksa KPK sebutkan bahwa Amin Rais menerima uang Rp 600 juta yang dicurigai ada kaitannya dengan kasus korupsi pengadaan alat kesehatan dengan terdakwa mantan menteri , Siti Fadilah Supari.
Amin Rais gerah dibuatnya. Sehingga beri bantahan / klarifikasi lewat konferensi pers di kediamannya , Jalan Gandaria, Jakarta Selatan, pada hari Jumat kemarin. Klarifikasi yang Amin Rais sampaikan yaitu uang Rp 600 juta merupakan bantuan dana operasional dari Soetrisno Bachir, bukan dari aliran dana kasus korupsi pengadaan alat kesehatan.
Sayangnya tidak ada tanya jawab. Amin Rais mirip bapak mantan presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, tidak suka berkomunikasi dua arah , di mana terjadi timbal balik dalam komunikasi dua pihak berlawanan seperti konsultasi , tanya jawab. Malah Amin Rais dan Susilo Bambang Yudhoyono hanya berpidato saja tanpa memberi kesempatan bicara kepada orang lain.
Kita pasti bertanya-tanya, apabila uang Rp. 600 juta ternyata memang benar dari aliran dana kasus pengadaan alat kesehatan, apa Amin Rais bersedia kembalikan uang kepada negara ?
Sebelum menjawab, perlu dibeberkan dulu tentang karakter Amin Rais. Tentu saja terlalu sedikit , karena kita tidak terlalu mengenal Amin Rais. Tetapi yang sedikit lah bisa mengungkapkan kemungkinan kejadian di masa besok yang dilakoni Amin Rais.
Dulu Amin Rais pernah bernazar kalau Jokowi menang dan terpilih sebagai presiden Indonesia ketujuh, Amin Rais berjalan kaki Ari Yogyakarta ke Jakarta. Sampai sekarang nazar masih belum terpenuhi , bahkan satu dua meter saja belum pernah.
Teman saya yang satu punya tali persaudaraannya dengan Amin Rais . Kalau tidak salah , teman saya itu keponakan Amin Rais. Teman saya sudah besar, kok tega-teganya dikasih duit cuma sepuluh ribu rupiah.
Nah , kedua hal di atas yaitu nazar Amin Rais dan uang sepuluh ribu mencerminkan sifat Amin Rais arogan , meremehkan nazar dan terlalu menyayangi uang.
Maka saya bertaruh, Amin Rais pasti mangkir kembalikan uang negara , entahlah bagaimana caranya agar tidak dituntut mengembalikan uang negara.
Amin sering kasih uang loh sama saya. Pokoknya baik…baik …dermawan pasti. Amin yang kumaksud bukan Amin Rais melainkan Amin Udin.
@winarno
No comments:
Post a Comment