DUNIA HAWA - Tak ada yang paling ingin membuat saya muntah selain mereka yang sudah lama berusaha mematikan kita, lalu tiba-tiba mendadak iba hanya untuk menyerang orang lain yang tidak mereka suka. Dan hari ini, saya menemukan kemunafikan yang mewabah itu. Dibungkus dengan sedikit kalimat manis, atas nama “rekonsiliasi”, orang-orang semacam ini hanya mau memanen simpati bagi diri mereka sendiri.
Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa mereka benar-benar berempati ketika dengan gamblang mereka kedapatan merayakan pemenjaraan Pak Basuki? Yang terus menekan proses pemenjaraan Pak Basuki, seperti Habiburokhman (melalui ACTA), juga terafiliasi dengan kelompok mereka. Lalu tidak ketinggalan, si “Raja Singa” yang lagi takut-takutnya pulang ke Indonesia juga terafiliasi dengan ketua Gerindra melalui banyak foto dan video di sosial media.
Kegeraman saya ini timbul ketika membaca sebuah berita yang menyatakan bahwa Waketum Gerindra, Arief Poyuono ingin menjenguk Pak Basuki di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, besok (13/05/2017). Tentu kalau mau ngeles akan sangat mudah membuat alasan. “Loh, kita mau menunjukkan empati kepada mantan kader yang sedang kesusahan. Kita hanya mau silaturahmi. Apa salahnya?”. Berikut saya petik pernyataan resmi yang beredar di media massa.
Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan ingin menjenguk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, esok hari. Arief beralasan kunjungannya untuk menjaga silaturahmi.
“Saya besok mau besuk Ahok di Mako Brimob. Ya untuk melihat keadaan Ahok di Mako Brimob, apapun tidak boleh perbedaan garis politik lalu kita menghilangkan silahturami, apalagi Ahok kan dulu pernah di partai yang sama dengan saya,” ujar Arief dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (12/5/2017).
“Ahok sekarang mengalami hal yang mungkin sangat tidak diinginkan terjadi pada setiap orang,” lanjutnya.
Dengan kunjungannya besok, Arief berharap lawan politik Ahok dapat melakukan hal serupa. Dia meminta agar semua pihak menghapus dendam dan benci terhadap mantan kolega satu partainya itu.
“Jangan kita simpan dendam dan terus menyudutkan Ahok, ini tidak baik bagi kehidupan politik dan sebagai sesama anak bangsa, apalagi pilkada sudah usai,” terang Arief.
Selain itu, Arief berharap Presiden Joko Widodo bisa menjenguk Ahok. Hal tersebut dinilainya perlu dilakukan sebab selama ini Ahok diketahui cukup dekat dengan Jokowi.
“Saya juga berharap Pak Joko Widodo di saat tidak sibuk jenguklah Ahok sebagai sahabatnya Pak Joko Widodo. Nggak perlu lebay takut popularitasnya menurun,” tutur dia.
Dulu mengupayakan pemenjaraan Basuki mati-matian, sekarang tiba-tiba menyatakan dukungan dan rasa iba, yang ternyata di akhir pernyataan publiknya malah “memprovokasi” dan “menyindir” Pak Jokowi. Pret sekali. Tentu kalau kita menceraikan seluruh konteks perjalanan relasi antara Gerindra-Basuki-Jokowi, maka kunjungan dan pernyataan di atas memang tidak ada masalah. Namun, masyarakat tidak bisa lupa bahwa sayap-sayap kelompok inilah yang selama ini menyerang Basuki dan Jokowi.
Kita tidak lupa bukan dengan pernyataan-pernyataan di ruang publik yang meneriakan “intimidasi” bahwa Presiden selama ini melindungi Pak Basuki? Atau seperti pernyataan bahwa Presiden tidak netral? Cih, inilah yang saya sebut politik kemunafikan tingkat tinggi. Mereka benturkan duo sejoli, sahabat karib, rekan seperjuangan side-by-side, Jokowi dan Basuki. Lalu mereka giring opini ini kepada massa Pro Basuki yang sedang kecewa dan berduka. Mereka bakar kemarahan massa Pro Badja untuk diarahkan kepada Pak Jokowi. Luar biasa, mereka ini sebenarnya manusia macam apa?
Maka dari itu, rekan-rekan seperjuangan yang mendukung Pak Basuki, mari jangan mau diprovokasi. Karena itu memang skenario mereka, skema propaganda mereka, dan mereka melakukannya secara masif. Mereka yang telah mati nuraninya sejak lama.
Berduka memang lumrah ketika kita melihat orang seperti Pak Basuki, yang telah membayar semua untuk mengabdi bagi negeri, sekarang malah dibalas dengan bui. Tapi jangan sampai duka kita dimanfaatkan oleh orang-orang hina macam mereka! Merekalah yang memenjarakan Pak Basuki, dan yang kemudian malah merayakannya.
Akhir kata dari saya bagi para pembaca . Rapatkan barisan, Jokowi-Basuki adalah satu paket putra terbaik yang pernah dimiliki bangsa. Pak Basuki mendukung Pak Jokowi sepenuh hati. Mereka itu sudah saling mengait seperti saudara sendiri. Setelah menang pilkada dan Pak Basuki dipenjara, eh mereka masih tidak puas dan sekarang malah berusaha menjatuhkan Presiden.
Hanya ada satu kata untuk mereka, “Lawan!”. Bagaimana perlawanan itu? Kuatkan saudara/i kita yang sedang kecewa atau putus asa kepada bangsa ini. Topang mereka, pulihkan kembali semangat mereka untuk berjuang bersama. Kita dukung kembali Jokowi. Rangkul mereka saudara/i kita yang sedang lelah, dan jangan lupa, tendang mereka yang sedang menyamar sebagai serigala berbulu domba di tengah-tengah massa. Salam perjuangan, merdeka!
No comments:
Post a Comment