HALAMAN

Saturday, May 13, 2017

Aksi Seribu Lilin untuk Ahok Membungkam Para Ormas Radikal dan Politisi Busuk



DUNIA HAWA - Sehabis kalah di Pilgub, Ahok tengah ditahan atas kasusnya. Mereka yang menjadi lawan Ahok pun bersorak riang gembira. Ada yang merayakannya dengan tumpengan ‘selamat ahok di penjara’. Ada yang sehabis memvonis langsung dipromosikan. Ada pula yang mungkin mulai cuti demo angka togel demi ‘penjarakan Ahok’. Sekarang, keseluruhan lawan Ahok merasa di atas 7 Juta angkasa. Kata lawannya, Ahok kini sudah tamat.

Ada ketidakadilan di vonis Hakim terhadap Ahok


Setelah Hakim yang katanya ‘mulia’ itu memvonis Ahok selama 2 tahun penjara, bumi Indonesia dan bahkan dunia dibuat gerah. Nama Ahok semakin tenar. Diperbincangkan karena adanya curiga hak adilnya Ahok telah dipermainkan. Banding pun telah pihak Ahok ajukan, dan sedang berproses. Tapi atas perintah Hakim, ia harus ditahan. Alhasil massa pendukung Ahok dibuat geram. Mereka menolak Ahok ditahan, dari mulai Ahok di Rutan Cipinang sampai ke Mako Brimob. Ada ketidakadilan di sini.

Lucunya, baru-baru ini Jaksa juga ingin mengajukan banding. Dalihnya karena ada sesuatu yang ganjil di vonis Hakim. Entah jadi bagaimana nantinya, akan tetapi hal ini seakan mengiyakan adanya ketidakadilan dari vonis Ahok. Lagian Jaksa menuntut pasal a, Hakim malah pakai pasal b sebagai dasar hukuman. Apalagi pasalnya pasal karet. Maka tak heran banyak timbul kecurigaan. Keadlian telah dipermainkan sesuai pesanan?

Vonis Ahok harus tetap dihormati, meski banyak orang yang tidak menerimanya. Hakim yang memvonis Ahok pun tetap yang ‘mulia’. Pun jika ada yang ingin menyalahkan Hakim, tempuh jalur yang ada. KY terbuka untuk itu. Banding sudah diajukan, tinggal tunggu giliran. Dan untuk asumsi ada ‘tangan besar istana’ yang mengintervensi kasus Ahok ini, hal itu tidak ada yang bisa menjaminnya, tapi tetap kawal dan tingkatkan kewaspadaan. Jadikan kasus Ahok ini sebagai pelajaran untuk Munarman dan Rizieq utamanya. Buktikan hukum Indonesia tidak pandang bulu.

Seribu lilin untuk Ahok di berbagai daerah


Setelah jatuh dan ditimpa tangga, Ahok tidak sendirian. Di belakang Ahok masih ada banyak orang waras yang melihat vonis hukuman Ahok ini sebagai ketidakadilan. Sebagian dari mereka sudah bergerak sedari lama ketika meyakini ucapan ‘jangan dibohongi pakai buku’ dan ‘jangan dibohongi buku’ maknanya jelas beda. Sebagian lagi yang dulunya hanya mencermati dalam diam, kini mereka mulai mencuat ke permukaan. Mereka bersuara lantang atas nama Indonesia. Dan mereka jadikan Ahok sebagai simbol perjuangannya.

Aksi seribu lilin untuk Ahok ramai digelar sebagai bagian perjuangan mereka. Tidak hanya di Jakarta, daerah lain seperti Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Papua, Bali, dan lainnya telah melakukan aksi ini. Semuanya karena mereka menyadari ada sesuatu yang tengah mengancam Indonesia. Yakni semakin hinanya politisi busuk dan kekhawatiran akan ormas-ormas radikal. Ditambah ketidakadilan terhadap salah satu putra terbaik Indonesia, Ahok.

Sebenarnya, tumbangnya Ahok hanya gerbang awal para politisi busuk dan ormas-ormas radikal untuk menjatuhkan Jokowi. Desas desus isu makar sering mengusik istana. Isu ini patut diantisipasi, karena ada beberapa orang telah ditangkap atas dugaan makar. Terlebih isu ini juga dibakar oleh tulisan Alan Nairn yang mengejutkan kita. Maka ditahannya Ahok ini adalah lonceng peringatan besar bagi rakyat Indonesia.

Tetapi berkat Ahok, rakyat Indonesia matanya telah terbuka. Peduli karena tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan yang salah. Perrjuangan tidak boleh berhenti di aksi seribu lilin untuk Ahok. Tapi untuk saat ini, kita harus selamatkan Ahok lebih dulu, sambil tetap waspada akan ada kebusukan apa lagi dari lawan, utamanya terhadap Jokowi. Semoga ajuan penangguhan penahanan dan banding Ahok berbuah baik. Jangan pula kita mudah terprovokasi menyalahkan Jokowi atas tumbangnya Ahok ini, karena itu merupakan startegi guna lawan memecah belah kita.

Mari bungkam para politisi busuk dan ormas radikal!


Di kondisi Indonesia yang cukup mengkhawatirkan ini, mau tak mau, suka tak suka, mampu tak mampu, kita dipaksa memilih: “Maukah kita mendukung politisi busuk maupun ormas-ormas radikal?” Jika kita tidak mau, maka pilihannya hanya satu: “Mari bungkam mereka dengan cara mendukung orang-orang jujur dan peduli terhadap kita, semisal mendukung Jokowi dan Ahok!”


@ananda vivkry pratama


No comments:

Post a Comment