DUNIA HAWA - Peringatan Hari Buruh Internasional di Indonesia kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena diwarnai dengan aksi pembakaran sejumlah karangan bunga yang diperuntukkan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKi Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) –Djarot Saiful Hidayat.
Dengan kasar buruh yang sedianya memperingati May Day tersebut meluapkan kemarahan (marah yang tidak berdasar) dengan membakar karangan bunga tanda cinta masyarakat kepada Ahok-Djarot.
Meskipun jelas-jelas tindakan kelompok buruh tersebut anarkis, tetapi anehnya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, beralasan bahwa kawan-kawannya yakni para buruh yang membakar bunga itu sedang membantu petugas kebersihan, seperti diberitakan berbagai portal berita.
Menyitir informasi dari kompas.com, di depan karangan bunga yang dibakar itu terdapat mobil komando bertuliskan Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM PSI) DKI Jakarta.
Menurut informasi, aksi pembakaran karangan bunga di depan Balai Kota didasari alasan kekecewaan dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. LEM membakar karangan bunga yang ditujukan buat pasangan Ahok-Djarot karena tidak memenuhi janji selama memimpin DKI Jakarta.
“Intinya LEM ini kecewa dengan kepemimpinan Ahok karena tidak sesuai janjinya dulu waktu dia terpilih sebagai wakil gubernur. Waktu dia (Ahok) terpilih, itu dia janji mau naikin UMP (Upah Minimum Provinsi) kita 4 juta. Sampai sekarang UMP baru 3,3,” ujar Danil (35) salah satu anggota LEM SPSI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/5/2017). UMP mereka masih di bawah UMP di daerah penyangga. “Di situlah kekecewaan kita. Bahkan UMSP (Upah Minimum Sektoral Provinsi) baru deal mau May Day ini setelah kita ancam-ancam,” kata Danil.
Buruh diperalat guna menjatuhkan Jokowi ?
Tentu saja kita yang berpikir waras, pasti bertanya-tanya apa hubungan karangan bunga tanda cinta kepada Ahok-Djarot dengan kemarahan buruh tersebut? Alasan karena kecewa dengan Ahok-Djarot pun rasanya tidak mendasar hingga di tumpahkan dengan membakar karangan bunga . Apa salah karangan bunga itu coba?
Jika kita berpikir jernih, muatan politis kental sekali mendasari aksi brutal para buruh tersebut (kelompok yang membakar bunga).
FSP LEM SPSI adalah Koalisi Buruh Jakarta yang terdiri dari 13 Organisasi Buruh mendeklarasikan dukungannya bagi Anies-Sandi. Bersama organisasi buruh seperti FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) DKI Jakarta, ASPEK Indonesia Provinsi DKI Jakarta, SPN DKI Jakarta, FSP KEP KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta, FSP FARKES Reformasi DKI Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata Reformasi, FSPASI, FSUI, SPOI mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandi. Pasangan ini di dukung karena katanya berkomitmen menolak upah murah yang selama ini diatur dalam PP 78/2015 dan akan menetapkan upah layak bagi buruh Jakarta dengan menetapkan UMP Jakarta lebih tinggi.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, adalah caleg gagal PKS yang getol bersuara keras dengan membawa nama buruh. Sepanjang tahun 2016-2017, KSPI yang berdiri tahun 2003 ini tercatat menjadi organisasi buruh yang paling sering mewacanakan berbagai tuntutan dan aksi buruh. Ekspos KSPI berada di atas organisasi buruh lainnya di Indonesia, seperti SPSI, FSPMI, KSPSI, serta organisasi buruh internasional ILO. Menurut Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang yang melakukan penelitian tentang buruh, persentuhan buruh dengan isu politik, baik lokal maupun nasional merupakan salah hal yang mengemuka tahun ini. Indonesia Indicator mendapatkan 7.316 berita isu buruh terkait pilkada, 3.2017 berita terkait tenaga kerja asing, dan 1.628 berita terkait tax amnesty.
Dominannya Said Iqbal di panggung media dibandingkan dengan aktivis lainnya disebabkan oleh karena Said Iqbal sebagai representasi aktivis buruh tidak hanya mengusung isu perburuhan, melainkan isu lintas sektor yang bahkan bersifat politis, kata Rustika.
Perkiraan saya, aksi buruh tanggal 1 Mei kemarin upaya untuk pemanasan pihak-pihak yang selama ini mengoyang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Skenario mengunakan kekuatan buruh dilakukan setelah mengunakan kekuatan masa dalam Aksi Bela Islam yang berjilid-jilid dengan pemicu kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, terbukti bisa dibungkam oleh Polri. Meskipun kelompok tersebut dibungkam saat ini, tetapi sebenarnya jika Ahok menang di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, kelompok yang mengatasnamakan membela agama islam akan turun ke jalan kembali untuk mengoyang Ahok dan sasaran utamanya adalah Jokowi. Ya, kelompok tersebut menjajal kekuatan guna menuju Pilpres 2019. Tetapi mereka kecewa karena ternyata Ahok sudah dinyatakan kalah dalam hitung cepat lembaga survey .
Tetapi apakah mereka puas dan merasa sudah cukup? Tentu saja jawabanya adalah TIDAK. Mereka belum puas sebelum rencana besarnya berhasil. Sambil menunggu putusan hakim atas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi terus menerus dilakukan secara sistimatis. Caranya dengan mengunakan kekuatan buruh yang terhitung banyak dan cukup efektif digunakan untuk skenario tersebut. Dan itu diturunkan pada 1 Mei kemarin.
Sayangnya, skenario busuk tersebut tidak cukup cantik dan rapi karena dengan mudah tercium. Karena dengan tololnya ada buruh yang mau di picu emosinya sehingga bertindak anarkis membakar karangan bunga cinta untuk Ahok-Djarot.
@suci
SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA
No comments:
Post a Comment