DUNIA HAWA - Beberapa hari lalu, HTI sempat menyelenggarakan acara yang tidak diberi izin, dan akhirnya dibubarkan paksa karena diduga meresahkan. Kejadian tersebut terjadi di Semarang. Dan sekarang FPI pun ikut menjadi korban. Ratusan warga dan perwakilan ormas menolak dan berhasil menggagalkan pembentukan FPI kota Semarang, tepatnya di kediaman Zainal Petir di Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara.
Kejadian tersebut terjadi pada malam ketika beberapa tokoh FPI berjubah putih sudah berada di kediaman Zainal Petir untuk deklarasi FPI Semarang. Untunglah ratusan warga dan perwakilan ormas memaksa masuk untuk membubarkan acara tersebut karena meresahkan masyarakat. Untuk menghindari bentrokan, Polrestabes Semarang sudah berjaga-jaga di lokasi. Kombes Abiyoso Abi Seno menjadi penengah dan mediator karena kedua pihak saling ngotot.
Sepertinya Abiyoso sedang naik daun di sana. Karena beberapa hari yang lalu, dia jugalah yang membatalkan acara Forum Khilafah Indonesia yang diadakan HTI. Dan sekarang dia kembali unjuk gigi. “Saya tidak memihak kepada ormas maupun FPI, naum saya bertindak atas dasar laporan masyarakat yang resah dan tidak setuju adanya FPI di kota Semarang. Tanpa FPI Semarang sudah damai,” kata Abiyoso.
Sebuah tamparan keras untuk FPI dan gerombolannya. Tanpa FPI semarang sudah damai. Sebenarnya sih agak kurang cocok, karena yang benar adalah tanpa FPI, Indonesia lebih damai. FPI sudah terkenal dengan sikap dan perilaku yang keras, tidak mencerminkan Islam yang sesungguhnya tapi dengan bangganya sok mewakili Islam itu sendiri. Mereka harus sadar dan bila perlu diberi tamparan biar sadar, bahwa sudah banyak masyarakat yang sadar betapa meresahkannya ormas satu ini dan gerombolan-gerombolan sumbu pendek lainnya. Sungguh tidak enak dicekal, bukan?
Kali ini ormas yang unjuk gigi adalah Patriot Garuda Nusantara (PGN) yang menjadi perwakilan ormas dalam mediasi. Setelah terjadi perdebatan cukup lama, akhirnya pembentukan FPI kota Semarang dibatalkan. Ketua DPP FPI Jawa Tengah Syihabuddin dipaksa meninggalkan kediaman Zainal Petir didampingin PGN dan Polrestabes Semarang.
FPI sering melakukan pencekalan dan pembubaran paksa, sekarang giliran dicekal dan dibubarkan paksa. Ada waktunya memanen apa yang sudah ditanam. Karma berbuah dan beginilah jadinya. Rasanya sungguh sakit di sini, bukan? Dan syukurlah ternyata masih banyak yang membela NKRI dan resah dengan kehadiran FPI. Salut dengan ketegasan dan keberanian warga Semarang dalam menolak FPI. Dan tindakan ini mengingatkan saya akan keberanian warga Kalimantan yang terang-terangan menolak FPI. Bahkan beberapa bulan lalu ada satu ulama yang tidak sempat turun dari pesawat dan langsung balik badan ketika sudah ditunggu orang Dayak.
Ormas-ormas yang lebih banyak dikenal karena bikin resah, anarkis dan berusaha merongrong NKRI memang sudah saatnya ditindak tegas sebelum makin membesar. Kalau sudah membesar, sama seperti pohon yang sudah membesar, akan sulit dicabut akarnya. Sudah banyak yang bilang tempat yang dulunya adem ayem malah menjadi tidak kondusif karena kehadiran ormas-ormas tak jelas berikut gerombolan you-know-who bersumbu pendek. Mereka sepertinya tidak sadar telah menjadi parasit yang tidak diinginkan, tapi seolah buta dan tuli dan merasa dibutuhkan pula. Lucu, sungguh lucu. Yah, namanya juga gerombolan yang pikirannya pendek dan ngotot, mau menang sendiri, suka memaksa dan main ancam-ancam mentang-mentang massanya banyak. Itukah yang disebut keberanian?
Di semarang dan beberapa daerah lain, warganya bahu-membahu menolak kehadiran FPI dan ormas-ormas lainnya yang diduga identik dengan keresahan. Tapi herannya di ibukota kok ada yang merangkul? Herannya malah seolah didiamkan padahal sudah beberapa kali bikin resah yang skalanya sangat luas.
Tapi pembatalan acara FPI di Semarang ini sudah menjadi awal yang baik. Intoleransi tidak boleh mendapatkan lapak di negeri ini. Apa yang dulunya adem, aman, dan damai bisa berubah menjadi tidak kondusif karena masalah ini. Gerombolan you-know-who inilah yang menjadi pembawa virus intoleransi dan sekarang berusaha melebarkan sayap dan buka cabang di mana-mana. Untunglah ada beberapa daerah yang sudah keburu memotong sayapnya sehingga tidak sempat terbang dan bikin resah. Untuk FPI dan ormas-ormas lainnya yang sejenis, silakan nikmati hidangan pembuka berupa penolakan dan pencekalan.
No comments:
Post a Comment