Ketika Berbagai Program Mengawang-awang Tetap Tidak Bisa Memenangkan Suara Rakyat, Strategi Rendahan Lain pun Dimainkan: Fitnah Sembako dan Kekerasan
DUNIA HAWA - Keputusan Di Tangan Anda. Di minggu tenang Pilkada DKI Jakarta 2017, nampaknya ada pihak yang tidak bisa tenang entah karena apa. Hal itu dapat kita lihat dari munculnya hoax masif yang dialamatkan ke kelompok-kelompok pendukung utama pasangan Ahok-Djarot seperti Banser NU, PPP, dan PDIP yang dimana hoax-hoax ini muncul di hari-hari terakhir pilkada DKI. Di sisi lain, Kita tahu bahwa hanya satu dari sekian banyak lembaga survey kredibel yang menjamin kemenangan mutlak paslon Anies-Sandi, yakni LSI Denny JA, yang kita ketahui bersama rekam jejaknya tidak begitu memuaskan untuk dapat dijadikan acuan. Penulis tidak menyugestikan apapun, tetapi masyarakat Jakarta yang cerdas pasti akan merasa janggal dengan fitnah-fitnah murahan ini, apalagi kalau sambil mengingat kualitas inteligensi pasangan Ahok-Djarot di setiap sesi debat, masyarakat pasti sadar bahwa akan dogol sekali kalau memang kubu Ahok-Djarot berani membagi-bagikan sembako dan menyerang kubu FPI di saat-saat seperti ini. Berikut dipaparkan klarifikasi masing-masing kelompok tersebut.
Banser Menyerang Rumah Ketua FPI
Seperti yang dilansir oleh Detik,Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, memberi penjelasan terkait insiden FPI dengan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Kramat Lontar, Jakarta Pusat tadi malam (17/4). Dia tegaskan bahwa Banser tidak ikut dalam proses Pilkada, apalagi membagikan sembako.
“Nggak ada. Ansor nggak ikut-ikutan proses Pilkada, apalagi bagi sembako. Kami bagi sembakonya pas jelang zakat fitrah saja,” jelas Yaqut, pada acara Apel Kebangsaan Banser, di Bumi Perkemahan Ragunan, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017).
Kemudian dia menjelaskan kronologi singkatnya. Awalnya, ada seorang ibu yang merupakan cicit dari pendiri Ansor melapor ke Polres Jakarta Pusat karena rumahnya diserbu orang lantaran dikira membagikan sembako.
“Nah ketika pulang, kita kawal. Kan kasihan, perempuan. Sekitar jam 01.00 WIB, tiba-tiba ada yang melempari batu. Kita tidak melawan. Kita mundur karena kalah jumlah,” jelasnya.
Banser tidak melawan karena menurutnya itu bukan sikap Banser. “Apalagi menyerbu, itu bukan Banser. Tapi kalau memulai duluan, jangan tanya. Kita lebih berani,” imbuhnya.
Atas adanya pemberitaan itu, dia mengaku sudah melaporkan portal berita online yang awalnya menulis berita tersebut. Menurutnya, pemberitaan itu tidak benar.
“Ini ada pelintiran berita. Kita sudah adukan kepada kepolisian dan Dewan Pers,” ucapnya.
Portal berita online mana yang dimaksud oleh Ketua GP Anshor? setelah ditelusuri, satu dari beberapa portal media ternama yang memberitakan fitnah keji ini adalah portal berita Okezone
Sebenarnya tidak perlu repot-repot menunggu klarifikasi dari Ketua Banser, dengan logika sederhana dan pertimbangan track record pun, berita ini sedari awal sudah terlihat janggal. Memangnya ormas mana yang kegiatan sehari-harinya sweeping kesana-kemari, lempar batu kesana-kemari, serbu kesana-kemari, hanya karena berbeda pandangan? agaknya Banser NU yang sudah berpengalaman ratusan tahun ini tidakserendah itu attitudenya.
PPP Membagi-bagikan Sembako di Pilkada DKI
Islam moderat seperti PPP dan PKB pun tak luput dari serangan fitnah karena berani mendukung Ahok-Djarot. Seperti yang dilansir oleh Detik, Ketua DPC PPP Jakarta Selatan kubu pengurus Ketum Romahurmuziy, Syaiful Dasuki, membantah isu yang beredar mengenai penyimpanan dan pembagian sembako di kantornya. Saiful menegaskan sembako itu diperuntukkan konsolidasi internal dan tidak ada kaitannya dengan Pilgub DKI.
“Tidak ada pembagian sembako. Tidak ada pembagian dan itu memang stok untuk konsolidasi kita,” ujar Syaiful di Jalan Margasatwa Bar 24A, Jagakarsa, Jaksel, Senin (17/4/2017).
Syaiful menerangkan pihaknya kini tengah fokus dalam melakukan konsolidasi internal di tingkat ranting (Kelurahan). Hal tersebut termasuk menggelar kegiatan Istigosah untuk persatuan Jakarta dan peringatan Isra Mi’raj.
“Dalam setiap acara kami juga melakukan pembagian ‘berkat’ (dalam istilah Betawi) berupa bahan sembako, yang umum dilakukan oleh masyarakat Betawi muslim yang menjadi konstituen utama kami di Jakarta Selatan,” terangnya.
Selain itu, Syaiful juga mengungkapkan kegiatan konsolidasi dilakukan setelah pemungutan suara putaran dua Pilgub DKI selesai untuk menghormati masa tenang. Oleh karena itu sembako tersebut disimpan di kantor untuk persiapan kegiatan pasca pemungutan suara.
“Kami simpan terlebih dahulu di kantor kami, untuk persiapan pelaksanaan selanjutnya pasca Pilkada,” ungkap Syaiful.
Syaiful juga turut menyesalkan adanya pemberitaan dirinya telah ditangkap. Dia menegaskan kabar itu tidak benar dan justru mempertanyakan pihak-pihak yang mengatasnamakan DPC PPP Jaksel di bawah kepemimpinan Abraham Lunggana (Haji Lulung).
“Cuma ada kami DPC PPP Jakarta Selatan yang berhak atas kantor DPC PPP Jakarta Selatan dan sepanjang yang kami tahu dari media, saudara Haji Lulung juga telah dipecat oleh Bapak Djan Faridz beberapa waktu lalu,” tuturnya.
Selanjutnya, Syaiful juga meminta pihak kepolisian untuk membantunya dalam menjaga kantornya itu. Dia mengaku pihak yang mengatasnamakan DPC PPP Jaksel itu tidak berhak atas kantornya di Jagakarsa itu.
“Kami juga meminta bantuan kepada aparat kepolisian untuk membantu menjaga kantor kami dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” kata Syaiful.
Sebelumnya diberitakan, warga menyegel Kantor DPC PPP Jakarta Selatan yang berada di bilangan Jagakarsa tadi pagi. Penyegelan tersebut terkait adanya penyimpanan sembako dalam masa tenang Pilgub DKI.
Ketua DPC PPP kubu Haji Lulung, Hadi menduga pengiriman sembako itu dikoordinir oleh pengurus PPP kubu Ketum Romahurmuziy (Romi). Lulung sendiri mengatakan pengiriman sembako itu sebagai bentuk kecurangan.
“Ada laporan masyarakat, ada penurunan sembako jam 02.00 WIB pagi sebanyak 7 truk sembako. Lalu teman-teman yang sedang berkeliling melapor ke saya. Kemudian saya persuasif ajak komunikasi warga, saya dapati ini dikoordinir oleh PPP kubu Romi,” ujar Hadi, Senin (17/4).
Untuk hoax yang beredar heboh ini, oknum yang bertanggung jawab adalah Haji Lulung, Pecatan PPP yang berada di kubu Anies-Sandi.
PDIP Membagi-bagikan Sembako di Pilkada DKI
Partai utama pendukung Ahok-Djarot sepertinya sudah kenyang dengan fitnah-fitnah seperti ini. Seperti yang dilansir oleh Tribun News, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan Arif Wibowo angkat bicara mengenai tudingan sembako di rumah anggota DPR. Arif mengatakan sembako tersebut ditujukan untuk DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.
Sembako itu untuk kegiatan dapur umum yang disiapkan bagi saksi Ahok-Djarot. “Pokoknya dapur umum lah, cek saja di DPD PDIP,” kata Arif di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/4/2017). Mengenai rumah dinas Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto yang dikabarkan menjadi tempat penyimpanan sembako, Arif mengatakan untuk menyimpan beras. “Menyimpan beras di rumah anggota emang kenapa, enggak ada larangan kan? siapa aja boleh asal beras legal,” kata Arif.
Sebelumnya, Tim advokasi Anies-Sandi akan melaporkan rumah anggota DPR Utut Adianto Wahyuwidayat ke Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta. Rumah Utut diduga menjadi penyimpanan logistik sembako yang dibagikan ke masyarakat di masa tenang Pilkada Jakarta putaran kedua.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Perreira seperti dilansir oleh Merdeka Online menegaskan bahwa sembako di rumah dinas Ketua Fraksi PDIP Utut Ardianto bukan untuk dibagikan ke warga. Sembako itu disiapkan untuk makanan para saksi dari pihak pasangan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat.
“Saksi ini dikasih makanan dan dikirim makanan, (Sembako) dimasak di beberapa tempat untuk nasi bungkus. Dan mereka enggak cari makan di luar saat jadi saksi di tiap TPS,” kata Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/4).
Selain itu, Andreas menjelaskan bahwa partainya memiliki program sembako murah. Namun, sembako murah bukan dibagikan ke warga namun dijual dengan harga murah. Sehingga warga bisa membelinya dengan harga terjangkau.
“Kita enggak bagi gratis, artinya itu kan dibeli dengan harga yang lebih murah dan dalam proses ini kan hal yang biasa, pasar murah dan itu terbuka kok,” jelasnya.
Seperti kata pepatah, Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan nampak. Kubu Ahok pun dengan berat hati harus membuka aib-aib kubu sebelah dengan cara yang sama namun dengan bukti yang jauh lebih meyakinkan, yakni Video-video bukti bahwa paslon mereka turun langsung untuk melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.
Berikut salah satu dari sekian banyak video bukti pembagian sembako diikuti sumpah untuk memilih gubernur muslim.
Hari ini ada pembagian sembako di masjid dekat tempat saya tinggal, dengan pembagian kupon sehari sebelumnya. dengan membayar 10.000 sebagai infaq..
yang bikin saya terkejut sebelum pemberian sembako ada SUMPAH untuk MEMILIH PEMIMPIN MUSLIM, kemudian saya rekam walaupun tidak dari awal sumpah.. (karna saya tidak tau akan ada sumpah), saya telusuri.. dan ingin wawancara warga yg ada di sekitar, namun ada anggota FPI yang membuat urungkan niat saya, karna saya juga tinggal disini demi keamanan saya juga.
No comments:
Post a Comment