HALAMAN

Tuesday, March 28, 2017

Alasan yang dibuat-buat Bumi Datar Untuk Memboikot UUS Lagi



DUNIA HAWA - Lihat kekonyolan Bumi Datar, mana pernah habis. Hari-hari mereka yang di penuhi dengan rasa kebencian itu selalu mengukir sebuah cerita-cerita baru yang menohok karena sangat konyol. Apakah benar cara mereka seperti itu? Tentu tidak, tapi bukannya sadar dan membenahi diri, mereka malah berbangga akan prestasinya tersebut.

Sejauh sejarah ini mencatat, dalam beberapa bulan terakhir sudah terdengar berbagai macam aksi boikot yang terjadi, semua karena menyatakan pendapat, lagi-lagi kebebasan berpendapat bagi mereka adalah sebuah hinaan kepada ulama, kaitannya selalu dekat dengan alasan tersebut.

Sari Rot, karena klarifikasi, Uus karena memviralkan Shampo, Ernest karena berpendapat, Inul karena berkomentar, ya kurang lebihnya semua karena beraspirasi, Kalau dipihak kami berpendapat akan diklaim menghina “ulama” Sedangkan mereka yang menghina lambang negara, mereka yang menghina Presiden Indonesia, mereka yang ingin rasanya meneriakkan Anjing dan Babi itu, sepertinya tidak ada masalah, selalu baik-baik saja. Jadi menurut mereka ulama yang harus dibela, tapi bukan kepala negara, kepala negara harus di hina sehina-hinanya begitu?

Pola pikir mereka yang dikit-dikit mengangap suatu pendapat adalah sebuah hinaan kepada ulama sungguh sangat disayangkan. Mereka sungguh fanatik sekali dalam membala ulama, tapi tidak dengan negeri ini. Mereka fanatik sekali menyuarakan bela agama, tapi mereka melupakan nasionalisme negara, memusuhi semua warga yang sudah jelas adalah warga Indonesia, tapi bagi mereka warga yang tidak sependapat dengannya adalah musuh besar yang harus (bahkan) halal buat dihilangkan.

Lupakah kita dengan Indonesia adalah tanah air kita? Tempat berlindung dihari tua, tempat kita merajut kehidupan dari awal mula lahir membuka mata hingga akhirnya kita mampu tumbuh menjadi dewasa.

Persatuan sepertinya pudar terasa di masa sekarang ini, ketenangan mungkin tidak bisa kita rasakan seperti sedia kala, kericuhan karena haus kekuasaan, semuanya merubah mindset bangsa perlahan tapi pasti.

Terlihat jelas bahwa jerih payah orang-orang busuk ini sudah berhasil meracuni anak bangsa yang tidak mengerti apa-apa. Aktivitas boikot-boikot yang mematikan rejeki seseorang, mematikan nafkah seseorang, merendahkan derajat dan harga diri seseorang, mungkin bagi mereka adalah sebuah kebanggaan, menurut mereka ini adalah sebab dari mulut kami yang berpendapat, kami berpendapat di boikot, mereka berpendapat tidak pernah ada masalah, lantas dimana keadilan sosialnya?

Inul di Boikot, Uus Ikut di Boikot lagi


Kejadiannya hari minggu lalu, tanggal 26 Maret 2017, sebenarnya pada saat awal saya belum tau alasan apa lagi Uus di boikot? Mencoba mencari detail lewat timelinenya, ternyata Uus cukup responsif menjawab mahkluk bumi datar, sehingga mungkin isu awalnya jadi ketutup dan sulit dicari (terlalu banyak cuitan).

Hari ini mungkin saya mendapat ringkasannya dari bumi datar alasan Uus di Boikot.

Uus menilai bahwa publik tidak dewasa karena sudah memboikot Inul.

Boikot aja semua orang sampe semuanya ga kerja. Terus teriak-teriak ke pemerintah soal lapangan kerja. Atuhlah hayu dewasa.

— Uus (@Uus__) March 26, 2017

Uus juga menulis boikot publik terkait kasus Inul sebaiknya tidak dilakukan. Alasannya, agar tercipta rasa damai.

Siap kak. Maaf cuma menyampaikan biar damai-damai aja. Ga berpihak sama siapapun kok.

— Uus (@Uus__) March 27, 2017

Uus menyayangkan pemboikotan Inul, karena dianggap berpotensi mematikan rezeki Inul.

Saya mah ga bilang Inul bener. Boleh marah tapi jangan sampe mutus rejeki orang lain. 

— Uus (@Uus__) March 26, 2017

Uus bahkan dengan berani membalas netizen yang memintanya berbenah diri sebelum menghujat ulama.

Aku boleh ngomong hal yang sama ga?

— Uus (@Uus__) March 26, 2017

Ya kurang lebih dari 4 poin diatas sudah meringkas semua sebab Uus bakal di boikot lagi oleh kaum bumi datar, padahal apa yang disampaikan Uus logis bukan? Tidak ada yang salah. lantas kenapa bumi datar merasa marah? Sudah jelas karena mindset mereka sudah diset untuk membenci, untuk menghakimi secara langsung, untuk tidak bertindak sopan terhadap “Pembela dikubu lawan”

Mereka didik untuk saling membenci, bukan untuk saling mengkasihi dan mengayomi, tapi di didik untuk membuli, dan menghabisi siapapun sesuai seruan pentolannya ini.

Sungguh sedih rasanya melihat perbedaan bangsa seperti ini, dahulu yang awalnya semua sepaham dengan bumi ini bulat, kini terbagi menjadi dua kalangan bumi bulat dan bumi datar, seiring berjalannnya waktu mereka yang buta tidak bisa melihat kebenarannya yang nyata. mereka hanya mempercayai dari sumber pentolan-pentolan mereka saja tanpa di verifikasi ulang benar atau tidaknya. Mereka ini sebenarnya korban, korban penipuan yang dilakukan oleh orang-orang yang memanfaatkan keberadaan mereka ini. Sungguh berdosa apabila memang ada orang yang seperti itu, karena dirinya itu yang membuat bangsa Indonesia menjadi terpecah belah hingga sekarang.

Tercatat sudah ada 3 Artis yang cukup tersiar lebih sering bahwa mereka di boikot, walau ada beberapa artis lain diluar sana tapi tidak seheboh ketiga ini. Besok siapa lagi yang akan di boikot? Semuanya aja diboikot bung, jangan nanggung-nangung, termasuk jangan pakai produk kafir, jangan pakai semua barang dari kafir, alesannya muter-muter ga logis soal dibeli atau apa, intinya kalau emang bisa bikin, kenapa beli produk kafir, kenapa makai produk kafir, kenapa ngasih duit ke kafir.

@bani


No comments:

Post a Comment