DUNIA HAWA - Ketika sahabat Umar R. A. diangkat menjadi khalifah, dia menangis karena takut melakukan kesalahan dalam mengambil kebijakan. Lain halnya dengan sahabat Umar R. A., Rizieq Shihab yang secara kapasitas jauh sekali dengan sahabat Umar malah minta diangkat menjadi khalifah (mereka menyebutnya Imam Besar).
Tanpa tangisan dan ketakutan seperti sahabat Umar rasakan ketika itu, Rizieq Shihab dan timnya semakin gencar mengumandangkan kekhalifahan dirinya. Melalui selebaran formulir yang isinya baiat dan sumpah setia bahwa Rizieq Shihab menjadi khalifah
Dalam sejarah Islam, tidak pernah ada seorang Khalifah meminta masyarakat untuk memilihnya menjadi khalifah. Seorang Khalifah dipilih karena kredibilitasnya, baik tingkah laku maupun keilmuannya. Beda halnya dengan Rizieq Shihab, yang meminta dipilih sebagai seorang khalifah. Bahkan, Rizieq dalam selebaran formulirnya seakan memaksa dan mengintimidasi masyarakat untuk memilih dirinya sebagai khalifah
Isi lengkapnya, orang yang menandatangani pernyataan tersebut menyatakan DR. Habib M. Rizieq Syihab, Lc. MA. DPMSS sebagai imam besar umat islam Indonesia dan berjanji setia atas perintah dan larangannya yang sesuai dengan syari’ah Allah SWT dan Rosulnya. Surat pernyataan ini tertulis di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Syarat mengangkat khalifah harus melalui persetujuan Ahlul Halli Wal Aqdi. Ahlul Halli Wal Aqdi adalah institusi yang berwenang melepaskan dan mengikat.
Disebut “mengikat” karena keputusannya mengikat orang-orang yang mengangkat ahlul halli. Disebut “melepaskan” karena orang yang berada di institusi ini bisa melepaskan dan tidak memilih orang-orang tertentu yang tidak disepakati.
Yang termasuk dalam Ahlul Halli Wal Aqdi Indonesia adalah pemerintahan resmi, Ulama, dan Ormas Islam besar seperti NU, Muhammadiyah, LDII, Ahmadiyah dan ormas-ormas lainnya yang berkompeten dan diakui negara.
Namun, hingga artikel ini muncul NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar tidak memberi tanggapan dan cenderung tidak mengakui.
Pengangkatan Rizieq Syihab menjadi khalifah adalah tindakan klaim sepihak. Rizieq tidak diangkat oleh Ahlul Halli Wal Aqdi sebagaimana yang disebutkan di atas. Bukan tidak mungkin, Rizieq diangkat oleh golongan mereka saja (FPI) yang mengatasnamakan umat Islam Indonesia.
Rizieq yang besar karena FPI memang meiliki pengikut yang setia dan loyal. Namun, jumlah mereka sangat sedikit sekali jika dibanding jumlah keseluruhan umat islam Indonesia.
Tindakan Rizieq selama ini, tidak sedikit umat Islam yang tidak suka. Bahkan, diantara yang tidak suka Rizieq berasal dari Habib, salah satunnya Habib Acin Muhdor.
Habib Acin sempat menuliskan surat terbuka untuk Rizieq bahkan menjadi viral (Baca_disini). Rizieq dan kelompoknya terlalu memaksakan dan terlalu mengikuti hawa nafsu untuk mencapai kekuasaan dan sangat mungkin mereka membangun Tirani atas nama mayoritas.
Publik Menolak
Seharusnya, klaim Rizieq menjadi khalifah harus diklarifikasi terkait siapa saja yang mendukung dan mengakuinya. Sebab, tindakan Rizieq bersama organisasinya FPI banyak dari umat Islam Indonesia yang tidak suka.
Surat edaran pernyataan kesetiaan pada Rizieq yang disebarkan mendapatkan penolakan. Bahkan, Irwan yang merupakan pimpinan Pesantren Mlangi, Yogyakarta menyatakan Pesantren NU belum membuat surat edaran tandingan, yang berisi seruan untuk menolak surat edaran dukungan terhadap Rizieq.
Lanjutnya, Pesantren NU pada umumnya lebih merujuk pada sosok seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah, yang toleran dan teguh membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Irwan juga menyatakan mayoritas Pesantren NU tidak suka cara Rizieq dalam berdakwah.
Memang, Rizieq bersama FPI sering menunjukkan sikap kekerasan, anarkis, dan main hakim sendiri dalam berdakwah. Padahal, Rosulullah selalu mengajarkan sikap lemah lembut dan lebih mengedepankan menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya.
Yang dilakukan Rizieq bersama FPI sama sekali tidak mengajarkan apa yang Rasul ajarkan. Sehingga, publik khususnya umat Islam tidak suka dengan cara yang dimainkan selama ini dalam berdakwah apalagi menjadikannya khalifah.
Baik Rizieq dan kelompoknya sangat ngotot dan mengedepankan keegoisan pribadi untuk menggapai apa yang mereka inginkan. Seakan-akan, mereka paling berhak memiliki Islam. Tindakan mereka mengatasnamakan mewakili umat Islam Indonesia.
Islam sebagai salah satu agama besar di Indonesia bukan hanya milik Rizieq semata. Rizieq tidak bisa mengklaim secara sepihak apalagi mengangkat dirinya sendiri sebagai khalifah umat Islam Indonesia. Pengangkatan Rizieq menjadi khalifah justru mengkerdilkan umat itu sendiri.
No comments:
Post a Comment