HALAMAN

Tuesday, January 3, 2017

Akibat Mengagumi Rizieq Shihab Secara Berlebihan


DUNIA HAWA - Sering kita melihat gambar Habib Rizieq bertulisankan “Umar Bin Khatab Masa Kini” bertebaran di sosial media. Ada juga empat foto Ustad, selain Habib Rizieq, yang masing-masing disamakan dengan Abu Bakar, Ustman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.


Entah siapa yang membuatnya, apakah dari pihak internal FPI atau pendukungnya sendiri, atau pihak lain yang sekadar memanfaatkan momen. Tapi banyak yang membenarkan, dan kemudian share ke sosmednya masing-masing. Padahal, penyamaan tersebut justru bisa menjadi bomerang tersendiri bagi beliau.

Umar Bin Khatab adalah salah satu pemimpin besar yang dimiliki Islam, yang memang terkenal pemberani, sampai mendapatkan julukan “singa padang pasir”. Umar disebut Amirul Mukminin, pemimpin orang Mukmin. Namun ia juga pemimpin bagi masyarakat Arab yang lebih luas kala itu, yang di dalamnya ada Nasrani dan Yahudi.

Yang terkenal juga dari figur Umar adalah kesederhanaannya. Umar sangat merakyat. Tidak hidup mewah ala kerajaan. Peduli dengan nasib rakyatnya. Memastikan apakah seluruh rakyat yang dipimpinnya sejahtera, sampai pernah mengirimkan sembako ke rumah-rumah, menyamar sebagai rakyat jelata untuk melihat lebih teliti kondisi masyarakat yang dipimpinnya.

Spektrum kepemimpinan Umar Bin Khatab sangat luas. Terlalu jauh jika dibandingkan Habib Rizieq, yang hanya menjadi ketua ormas. Bahkan soal gaya hidup sekalipun. Kita bahkan secara vulgar sering melihat Habib Rizieq menggunakan fasilitas mewah, mobil SUV legendaris asal Amerika Serikat dengan platform B 1 FPI.

Bahkan casing handphone-nya saja merk Bottega Venetta yang sangat mahal itu. Kalau pun yang disamakan dengan Umar adalah perihal gaya pidatonya, kita bahkan tidak tahu secara persis apakah gaya pidato Umar Bin Khatab semacam itu.

Segala hal tidak akan selesai hanya dengan pidato. Bahkan dalam gambar yang berbeda, dituliskan:  "Karena Habib Rizieqlah, negara Indonesia tidak diinjak-injak oleh kepentingan asing dan komunis."

Padahal, apa yang telah dilakukan Habib Rizieq dalam hal ini? Mengingat tidak ada jabatan strategis yang disandangnya, termasuk dalam menghalau masuknya kepentingan asing. Lalu, bagaimana dengan korporasi asing yang sudah menguasai pertambangan kita, atau gempuran produk-produk asing?

Itu sangat bertentangan dengan logika kita. Semoga tulisan-tulisan dalam gambar tersebut bukan dibuat oleh “orang dalam”-nya Habib Rizieq sendiri. Umat Islam harus keluar dari sifat melodramatik. Tokoh-tokoh besar seperti Umar Bin Khatab adalah tokoh pilihan di masanya, jangan sampai mempolitisir kebesaran nama Amirul Mukminin tersebut untuk kepentingan tertentu.

Munculnya gagasan khilafah yang menyatakan sistem demokrasi sebagai sistem kafir yang tidak solutif, juga bagian dari berpikir melodramatik; berharap sejarah terdahulu akan kembali. Sulit menemukan tokoh sekaliber Umar Bin Khatab atau Khalifah era Umayyah dan Abbasiyah. Bahkan untuk mencari pemimpin sekaliber Soekarno pun sudah langka.

Mengagumi tokoh memang hal yang wajar, namun jika terlalu berlebihan justru membuat kita tidak bisa berpikir jernih.


 @a fahrizal aziz



No comments:

Post a Comment