HALAMAN

Friday, November 18, 2016

Tangkap dan Penjarakan Basuki !!! #2



DUNIA HAWA - Ekspresi kekesalan mereka cukup beragam dan pada akhirnya saya belajar banyak dari mereka-mereka ini. Yang paling terkini, sekitar dua hari yang lalu saya menerima pesan dari salah seorang kawan. Dia berterus terang begini:

“…Jujur aku lebih bahagia dan ngerasa lebih damai ketika aku gak beragama. Iya aku tau, Islam itu indah, tapi realita yang aku lihat justru kebalikannya. Justru temen-temenku, para Scientist dan Researchers yang kebanyakan atheist, mereka lebih waras dan humanis daripada yang mengaku beragama…”


Ada juga yang pernah mengirim pesan seperti ini: “…Sejujurnya mas, karena kasus Ahok, awalnya saya malah semakin benci Islam dan ingin masuk Agama lain. Bahkan teman saya bilang saya goblok dan tak tahu arti al-Quran jika membela Ahok…”.

Selain dua pesan ini masih banyak pesan yang lain lagi. Saya tak mungkin melampirkan semuanya di sini. Ini hanya sekadar bukti saja barangkali ada di antara ustaz-ustaz yang meragukan apa yang saya sampaikan tadi.

Sekarang izinkan saya bertanya kepada para pembela kitab suci: Apa kira-kira kesan yang pertama kali mendarat di kepala anda ketika menyimak pesan-pesan semacam ini?

Orang yang pura-pura waras tentu tak akan peduli. Tapi, setidaknya kalau kita masih dianugerahi setetes kewarasan kita akan merasa malu dan berupaya untuk memperbaiki wajah Agama ini dengan apa yang kita miliki.

Itupun kalau kita masih peduli. Kalau tidak ya sudah biarkan saja. Hitung-hitung kita menyuburkan kemurtadan di negeri sendiri. Kita kan lebih mementingkan urusan politik ketimbang mendakwahkan Agama sendiri. Kita kan lebih memilih memenjarakan Basuki ketimbang memperbaiki wajah Agama ini.    

Masih beranikah anda menuduh Basuki kafir sementara anda sendiri telah menyuburkan kemurtadaan di negeri ini? Masih sudikah anda berkoar-koar meneriakan dia sebagai penista kitab suci padahal anda sendiri tidak peduli dengan aksi-aksi teror yang jelas-jelas menodai kesucian Agama ini?  

Apa sebetulnya yang anda inginkan selama ini? Mau membela kitab suci apa melampiaskan syahwat politik yang keji? Mau membela kitab suci apa mau melukai hati saudara sendiri? Mau membela kitab suci apa berharap Agus-Anies menang dalam kontes Pilgub DKI? Mau membela kitab suci apa berharap Jokowi lengser dari kekuasaannya saat ini?

Tidakkah para pembela kita suci yang saleh ini malu dengan lantunan ayat suci yang mereka baca setiap hari? Tidakkah mereka malu dengan akhlak Nabi Muhammad yang welas asih dan pemaaf kepada orang-orang yang pernah bertahun-tahun membuatnya sakit hati?

Tidakkah mereka malu dengan gelar keulamaan yang mereka terima dari masyarakat secara gratis tanpa dibeli? Tidakkah mereka khawatir akan perpecahan yang lebih besar jika hal semacam ini terus dibiarkan terjadi?

Halo ustaz-ustaz MUI, FPI, HTI, PKS, Wahabi, yang kami hormati, kami minta pasang nurani anda saja untuk masalah ini. Di mana suara anda ketika Gereja dibom sampai hancur dan anak kecil terbunuh serta terlukai? Di mana rasa keadilan anda ketika anda menuduh Basuki sebagai musuh Islam dan penista kitab suci padahal dia sendiri sudah minta maaf dan tak bermaksud sama sekali?

Di mana suara anda ketika salah seorang atasan MUI mengutip hukum mutilasi depan tivi padahal hukuman tersebut tak pantas dilayangkan kepada orang seperti Basuki? Tidakkah anda memandang orang yang melayangkan hukum bunuh itu juga sebagai penista kitab suci?

Atau memang anda sengaja memelihara orang-orang semacam ini di MUI demi menyuburkan intoleransi dan kebencian di negeri yang kita cintai? Jangan salahkan masyarakat ya kalau kelak tidak akan ada lagi yang percaya dengan MUI.

Salah anda sendiri memelihara orang-orang seperti tadi. Sudah error, dijadikan atasan lagi. Ya sudah. Hilanglah sudah wibawa MUI. Saya yakin, masih banyak masyarakat Indonesia yang waras dan memiliki nurani. Dan mereka tentu tak akan pernah sudi melihat Agamanya tercoreng dengan prilaku orang-orang semacam ini.

Saya tidak mau menyebut merek. Karena kalau saya menyebut merek, ulama-ulama sejati ini pasti marah-marahan, merasa tersinggung, dan ujung-ujungnya bisa-bisa saya dituduh menistakan ulama, seperti yang dialamatkan kepada Basuki. 

Saya heran sampai sekarang ini. Apa sebetulnya yang mendorong ulama-ulama sejati ini ngotot menuduh Basuki sebagai penista kitab suci dan ingin menjebloskannya kedalam bui padahal dia sendiri hanya “terpeleset” satu kali?

Andai kata orang-orang Ateis yang kadang otaknya lebih canggih itu memerhatikan kelakuan para Pemuka Agama kita ini, paling-paling mereka hanya ketawa-ketiwi sambil mengerenyitkan dahi. Kok, bisa ada orang beragama tapi cara berpikirnya dangkal sekali. Terlalu murah tuduhan penistaan kitab suci itu untuk dilayangkan kepada Basuki. Kecuali kalau Basuki menginjak, merobek, meludahi atau membakar kitab suci, baru itu namanya penistaan kitab suci.

Dan kalau itu terjadi, anda boleh kerahkan seluruh masyarakat Muslim Indonesia, termasuk saya, untuk membaringkan Basuki di atas papan konstitusi. Tapi kalau hanya kaya kemarin. Aduh. Anda ini ko mudah sekali terprovokasi.

Coba pikir sekali lagi. Orang cuma salah bicara dan sudah minta maaf tapi tuntutannya setengah mati. Orang cuma kepleset satu kali tapi didemo sampai meneriakan kata-kata anj**g ba*i. Apa sebetulnya maunya anda ini?   

Anda puas ketika Basuki sudah ditetapkan sebagai tersangka seperti berita yang beredar sekarang ini? Anda puas ketika elektabilitas Basuki hancur hanya karena ketidak-adilan yang anda lakukan selama ini? Anda puas jika Anies-Agus menang dalam Pilkada nanti dan Basuki dijebloaskan ke dalam bui? Betulkah anda puas dengan semua ini wahai para pembela kitab suci?

Hmm, baiklah kalau begitu. Sudah, mulai sekarang penjarakan saja Basuki kalau memang nurani anda sudah terpenjara dalam jeruji kebencian kepada sesama hamba Yang Mahasuci. Penjarakanlah Basuki jika anda memang betul-betul berharap agar Agama kita dipandang sebagai Agama kezaliman yang sarat dengan rasa benci.

Penjarakanlah Basuki jika anda rela Agama yang dulu diperjuangkan Nabi Muhammad itu dinilai sebagai Agama yang miskin toleransi. Penjarakanlah Basuki jika anda rela NKRI yang dulu dibangun dengan kucuran darah dan keringat ini dikuasai oleh orang-orang tengil yang suka merasa benar sendiri.

Penjarakanlah Basuki jika memang di hati anda sudah tak tersisa lagi rasa empati. Penjarakanlah Basuki karena dia itu kafir sementara anda adalah manusia tersuci di dunia ini. Penjarakanlah Basuki karena memang anda senang melihat saudara sendiri dibui di balik jeruji besi.

Penjarakanlah Basuki agar Agus-Anies menang tanpa hambatan lagi. Penjarakanlah Basuki karena memang itulah yang anda inginkan selama ini. Penjarakanlah Basuki. Penjarakanlah Basuki. Dan silakan penjarakan Basuki!

Tapi ingat, kalau anda ingin memenjarakan Basuki, penjarakan juga “ulama-ulama” yang sudah meneriakan hukum bunuh dengan mengatasnamakan ayat suci. Karena sejujurnya tindakan mereka itulah yang menodai kemuliaan kitab suci, bukan Basuki. Berani?

Kairo, Medinat Nasr-Saqar Quraish, 17 November 2016

Muhammad Naruddin


Mahasiswa Pascasarjana Fak. Ushuluddin, Dept. Akidah-Filsafat, Unv. Al-Azhar, Kairo, Mesir. Koordinator Hiwar. 

No comments:

Post a Comment