Dunia Hawa - Banyak umat beragama yang mengklaim bahwa Tuhan adalah milik agama mereka. Banyak teks-teks keagamaan yang mengklaim bahwa agamanyalah yang paling valid dan otentik tentang konsep ketuhanan. Banyak para klerik dan tokoh agama yang mengklaim bahwa Tuhan hanya pro pada pengikut agamanya.
Setiap agama boleh-boleh saja mengklaim sebagai "pemilik Tuhan" yang sah dan menganggap (kosep) Tuhan agama yang lain keliru. Setiap pemeluk agama juga sah-sah saja meyakini setengah mati konsep ketuhanan mereka. Tetapi masalahnya apa sih sebetulnya agama Tuhan itu? Lebih lanjut, apakah Tuhan itu beragama?
Bukankah, Tuhan itu, kalau ada, mestinya tidak beragama. Bahkan, seperti pernah saya sampaikan, Tuhan itu mestinya "sosok" pengikut ajaran "ateisme" karena "tidak ada Tuhan yang mempunyai Tuhan" bukan? Maka, jika Tuhan itu "ateis" dan "tak beragama", mengapa umat beragama ribut saling-klaim dan berebut tentang Tuhan?
Bukankah seharusnya atau idealnya Tuhan itu--sebagai pemilik alam semesta dan penguasa jagat raya ini--menjadi Tuhan bagi semua mahluk hidup di dunia ini, termasuk umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama dan suku-bangsa mereka?
Selanjutnya, jika Tuhan itu menjadi "Tuhan bersama" umat manusia, maka bukankah masalah surga dan neraka (lagi, kalau ada) itu juga menjadi "milik bersama" yang tidak ada hubungannya dengan identitas agama tertentu? Semua pengikut agama berhak merasakan surga atau neraka, semua tergantung pada "kualitas keagamaan dan kemanusiaan" mereka.
Dengan kata lain, bukan Islam atau Kristen atau Yahudi dan lainnya yang akan menentukan surga-neraka seseorang kelak di alam paska kematian melainkan "kualitas keislaman", "kualitas kekristenan, "kualitas keyahudian" dan seterusnya. Bahkan, jika Tuhan itu Maha Adil, orang yang tidak beragama pun mestinya juga berhak merasakan surga-Nya karena banyak orang bertuhan meskipun tidak beragama.
Apakah orang-orang agung dan mulia seperti Bunda Teresa, Mahatma Gandhi, Marthin Luther King, Jr, Abdul Gaffar Karim, George Fox dlsb akan masuk ke dalam neraka hanya karena mereka seorang Katolik, Protestan, Hindu, Muslim, atau Quaker? Apakah Tuhan juga akan memasukkan orang-orang agnosik atau ateis yang berjiwa sosial-kemanusiaan tinggi (misalnya Bill Gates atau Mark Zuckerberg) ke dalam neraka, kemudian memasukkan orang-orang yang bolak-balik ke tempat-tempat ibadah tetapi (misalnya) miskin jiwa sosial-kemanusiaannya ke dalam surga?
Saya percaya Tuhan kelak akan berbuat yang seadil-adilnya dan sebijak-bijaknya kepada hamba-hambanya (yang beragama maupun bukan), sebuah kebijakan yang tidak dilihat atau diukur dari agama semata melainkan juga dari faktor-faktor yang melampaui agama. Tugas manusia di dunia ini berbuat baik kepada sesama umat dan alam semesta bukan menghakimi antar-sesama manusia dan pemeluk agama. Biarlah Tuhan kelak yang "menghakimi" kita...
Jabal Dhahran, Arabia
Prof. Dr.Sumanto al Qurtuby, M.Si,MA
Staf Pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, dan Visiting Senior Research Fellow di Middle East Institute, National University of Singapore
No comments:
Post a Comment