Dunia Hawa – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini digadang-gadang akan terbang ke Jakarta untuk bisa melawan Gubernur DKI Jakarta, Basuki TJahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.
Sebuah tulisan yang ditulis oleh Jeba pada laman Kompasiana punya pendapatnya sendiri soal kepergian Risma ke Jakarta ini.
Ia menganggap bahwa ini merupakan cara pintar untuk PDI Perjuangan bisa menyingkirkan Risma dengan halus karena dianggap sulit diatur.
Terdapat agenda-agenda tertentu yang telah terganjal karena masih adanya Risma di Surabaya. Bila Risma ke Jakarta, makan Surabaya bakal mendapatkan wali kota yang bisa diatur sesuai dengan kepentingan kelompok.
Bila melihat pada tahun 2014 kemarin, Risma pernah menyatakan keinginannya yang ingin mundur karena banyak sekali tekanan.
Benar. Bila Risma ke Jakarta itu berarti Risma disingkirkan agar agenda-agenda tertentu yang selama ini terganjal karena adanya Risma, akan lancar. Surabaya akan mendapatkan walikota yang ‘mudah diatur’ kepentingan kelompok (baca partai dan koalisinya).
Mungkin ini langsung dibilang tendensius. Tapi kalau kita melihat tahun 2014, Risma benar-benar hampir mundur karena menghadapi berbagai tekanan yang meskipun tidak disampaikan secara langsung tapi orang bisa menduga-duga apalagi pencalonan wakil walikota (Wisnu) terkesan tidak disetujui Risma pada waktu itu. Di acara Mata Najwa, semua orang juga menduga hal yang sama melihat roman muka dan gestur tubuhnya.
Siapa sih yang diuntungkan bila Risma ke Jakarta? Apakah Ahok selama ini merugikan Jakarta sehingga harus mengorbankan Surabaya demi mengalahkan Ahok?
Sebenarnya jika Risma ke Jakarta, yang rugi adalah Surabaya dan Risma sendiri karena belum tentu menang melawan Ahok Apakah Risma tega menelantarkan Surabaya yang kalau dipimpinnya sudah pasti terjamin dengam bobot dan kualitas pimpinan seperti ibu Risma yang selama ini membela rakyat.
Apakah Wakil Walkota Surabaya memiliki kemampuan, integritas dan loyalitas pada rakyatnya seperti ibu Risma?
Jadi kalau Bu Risma sampai ke Jakarta maka bukan masalah Ahok potensi besar untuk kalah, tapi justru sebaliknya Ibu Risma menurunkan dradjatnya dari seorang pemimpin menjadi sekedar pion kepentingan. Dan menjadi orang yang menurunkan nilai karakternya yang selama ini dikenal sebagai pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyatnya.
Apakah Risma mau meninggalkan Surabaya yang belum tentu ditinggalkan dengan pemimpin berkaliber yang benar-benar memiliki ketulusan untuk membangun Surabaya.
Kita juga berharap, partai-partai mau kembali pada nurani yang benar-benar menjadikan partai sebagai sarana untuk membangun negeri dengan melakukan tindakan-tindakan mencerdaskan masyarakat, memampukan semua lapisan masyarakat mendapatkan pemimpin yang benar-benar diberikan kesempatan membangun tanpa tekanan-tekanan kepentingan kelompok.
Bukan berarti pula bahwa tidak perlu ada yang diusung. Mengusung calon itu adalah hak dan fungsi partai tapi carilah kandidat yang lain yang tidak harus mengorbankan hal lain yang lebih besar.
[oktrus.com]
No comments:
Post a Comment