HALAMAN

Wednesday, August 3, 2016

Tanjung Balai : "Kebencian dan Kesenjangan"



Dunia hawa - Ahmad Taufik, pembuat posting provokatif tentang kerusuhan Tanjung Balai adalah seorang penganggur. Sedihnya, ia sedang sakit, stroke. Dalam keadaan sakit seharusnya ini berpikir tentang hal-hal yang damai, yang bisa membantu penyembuhan. Ia melakukan sebaliknya.

Orang-orang seperti Taufik ini sangat gampang terjebak pada sterotype. Cina itu kaya, dan mereka mendapatkan kekayaannya dengan cara yang curang. Mereka angkuh dan arogan, mendiskriminasi orang, dan tidak peduli. Ini semua adalah bahan bakar untuk mengobarkan kebencian.

Setiap kali kami pergi ke hotel atau makan di restoran mewah, istri saya sering berkata,"Hampir semua tamunya orang Cina, ya." Saya bilang,"Itu salah. Yang benar adalah, semua orang di sini adalah orang berduit. Temasuk kita. Setiap orang bisa berduit, kalau mereka berusaha." Lalu saya ingatkan istri saya tentang bagaimana kami berjuang, dari dulu hingga sekarang.

Orang-orang seperti Taufik ini hanya melihat hasil, yang sudah diraih oleh orang lain. Ia tidak melihat proses yang dilalui orang lain, dan tidak belajar dari situ. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu seperti orang lain, maka ia marah, menyalahkan pihak-pihak lain. 

Kesenjangan memang ada di tengah kita. Sebagian besar sebabnya adalah soal pola pikir. Kemudian soal etos kerja. Maka kalau kita mau mengurangi kesenjangan caranya tidak sekedar membagikan uang receh kepada pengemis. Kita harus berbagi pengetahuan dan pengalaman, agar pola pikir orang-orang berubah. Dengan modal itu mereka dapat mengubah nasib, menaikkan taraf hidup, dan dengan tangan mereka sendiri mereka memperkecil kesenjangan.



[hasanudin abdurakhman, phd]

No comments:

Post a Comment