Dunia Hawa - Harga rokok naek sampai 50 rebu, bahkan ada pula rokok yang harganya lebih dari seratus ribu? Tahapa-apa pulak macam itu..Lawak kali kutengok.
Oiii ban bekasss.. cemana pulak kau bilang kalo naek rokok itu segitu, pendapatan negara dari cukai bertambah. Mana kalkulator kau.. kutumbok sini sampek hurufnya lari ketakutan. Hitungan dari mana kau itu?
Gampang kali kau hitung, kalo sekarang harga rokok 10 rebu, yang merokok 100, maka hasilnya seratus ribu. Tapi kalau kau naikkan harga rokok 50 rebu, kau kurangi kuantitas yang merokok jadi 20, maka hasilnya pun sama seratus ribu.
Lalu tak kau hitung itu ketika harga rokok naek tinggi, jangankan 20 yang merokok, orangpun akhirnya tak mau beli. Kalau tak ada yang mau beli, bagaimana pabrik produksi?
Tau kau? Pendapatan negara dari cukai rokok itu 116 triliun rupiah per tahun. 116 triliun, tau kau berapa nol-nya? Bukan itu saja, pabrik rokok itu padat karya, yang artinya bisa pekerjakan orang banyak. Kalau mereka gulung tikar dan negara belum siap menampung mereka cari pekerjaan lain, mau kau tampung mereka? Di Jatim saja karyawan pabrik rokok ada 6 juta orang. Mau kau kasi makan apa mereka?
Jangan sampai mereka jadi orang horas bah, habis beras makan gabah... Resahnya mereka akan dimanfaatkan pihak yang ingin mereka turun ke jalan, paham kelen?
Lalu kau bandingkan pulak harga rokok di sini dengan Singapura. Kalau Singapura harga rokok 120 ribu, kalau disini cuman 12 ribu jadi mudah dibeli anak anak. Ya eyalahh, masak ya iya dong. Muka kau pecah, kayak kedondong. Itu dollar Singapura hampir 10 kali lipat dari nilai rupiah Indonesia. Hitungannnya sama ajahhh, biji nangkaa.
Kalau mau naek, naekin yang realistiss.. 6 persen kek, 10 persen kek, jangan tiba tiba naek 100 ampe 200 persen. Mentang mentang tak merokok, kau perkosa pulak mulut awak ini. Kalau masalah anak anak yang beli, ya tinggal kau tingkatkanlah pengawasannya..
Jangan jangan kau antek asing pulak. Kalau 116 triliun itu hilang, trus kau kira bagaimana ekonomi kita? Goyang lahhh.. Bukannya petani tembakau senang, harga tembakau anjlok pulak. Kalau harga tembakau anjlok, siapa yang senang? Ya bule bulr itu, yang bisa kuasai pasar tembakau murah dan dia jual di pasar internasional. Kimbek kali pun..
Kenapa tak kau jadikan industri rokok sebagai industri kebanggaan penopang ekonomi nasional? Tembakau Indonesia itu nomer satu, tau kau? Bukannya mencontoh Kuba yang mengekspor besar-besaran hasil cerutunya, malah mau kau matikan pulak hasil bumi kita. Azab kali kau...
Lagi pun kukira Jokowi tak setuju itu. Gimana bisa, dia lagi sibuk-sibuknya bangun lapangan pekerjaan, mau kau hilangkan pulak. Ingat kau nasib Gojek yang dulu sempat dilarang Jonan trus dia bilang silahkan beroperasi, rakyat sedang susah butuh pekerjaan.
Biarkan kami yang merokok ini yang kasi pekerjaan untuk mereka. Kau diam saja di pojok, atau tutup masker mulut kau biar kau sehat terus. Tak kena parumu, tapi kenak pula kau diabetes. Penyakit bisa darimana aja. Tiap hari kau isap asap kenalpot itu, trus kenapa tak kau protes pulak??
Sudahlahhh.. Kami sudah pula dipinggir-pinggirkan. Di kereta tak boleh merokok, di pesawat juga. Kami ditarok di tempat kecil bertulisan "smoking area", kami ngalah. Padahal kami menyumbang pendapatan besar untuk negara, tapi tak apalah...
Lalu jangan pulak kau mau hancurkan kami dengan usulmu itu yang berbahaya. Tau kau? Dengan rokok, kami punya banyak ide untuk propaganda melawan khilafah.. Mau kau sibuk lawan mereka? Tak pun, kelen asik melarang saja..
Lembek kali, rokok dibilang mengganggu kesehatan. Kakek nenek kami merokok, umurnya panjang. Kalau kau sesak, mungkin kau asma. Berenang sana, jangan kami pulak kau salah-salahkan.
Pernah kau dengar orang sedang merokok trus mati? Gak pernah kan? Kecuali dia merokok di rel kereta api dan kereta lewat kencang. Kalau kau bilang kami perokok pasif yang paling rugi, ya aktif lahhh... Masak mau kau jadi orang pasif terus? Kalau income yang pasif, itu baru senang awak...
Sudah, awak ngopi dulu.. merepet terus awak jadinya. Jangan berondok kau, sini kalo kau berani.. Kukasi pantun batak biar kau senang.
"Jangan takut, jangan khawatir..
Itu suara kentut apa petir ?"
Hossssahhh...
[denny siregar]
No comments:
Post a Comment