Dunia Hawa
Cok kutengok dulu abangku ini..
Mantap kali bah prinsip kau itu, bang. Tak mundur selangkah pun kau dari tekanan partai yang bertubi-tubi. Dulu kau dukung Jokowi, kau dihajar. Kau dukung KPK, kau di hantam. Sekarang kau dukung Ahok, kau di non-aktifkan.
Cemana ini, bang... batak kali pun kau. Keras kepala kali pun. Tak lembek macam yang nangis nangis di tipi sambil makan sosis itu. Mengkek kali macam kerupuk masuk angin...
Aku tau kenapa kau gitu, bang. Kau merdeka kali kutengok. Meski suaramu itu keras, tapi kau jujur. Meski aku dulu sempat tak suka sama abang karna menjilatnya ke SBY bukan maen, tapi aku lama lama paham kalo abang itu orangnya memang loyal.
Dan abang tak pernah pakai baju oranye. Sedikitpun KPK tidak mengendus nama abang di kasus suap yang biasa jadi maenan DPR. Bersih kali abang kutengok. Mungkin karna kau sudah kaya ya bang, jadi tak perlulah maen maen duit rakyat itu.
Tau kau, bang? Hidung kau itu tajam kali. Kau selalu tau siapa pemenang, disanalah kau menunjuk.
Permadi harusnya belajar dari kau, bang. Ramalan dia tiap tahun Jokowi jatuh mulu, tapi tak ada pun yang kenyataan. Curang kali pun dia. Kalau ramalannya benar, dia bangga. Kalau salah, dia bilang Tuhan punya kuasa. Bah.. Ajari dulu lah dia bang. Tak usahlah jadi peramal, jadi pawang hujan saja.
Demokrat itu salah besar. Harusnya abang itu jadi kompas partai supaya tau mana yang bakal menang, mana yang abal abal. Rugi kalilah mereka abang di non-aktifkan. Kalau abang pindah partai, makin terpuruk kali mereka itu.
Sukak kali aku kata kata abang ini . "Aku macam Ahok, makin digituin makin besar.. "Wah, Saipul Jamil makin ligat dengar kata kata"digituin makin besar" itu, bang. Bisa hap hap dikunyahnya abang supaya makin besar.
Pulanglah kau ke Sumut, bang.. Peganglah dulu negara itu. Tak beres semua disana, mulai Gubernur sampai DPRnya. Lumpuh.. si panggaron semua.
Perlu pantun kau, bang? Kukasi pantun biar kau senang..
Burung nuri burung merpati
Burung kakek susah berdiri
Kalau mau liat siapa yang jadi
Lihat kemana Ruhut menunjuk jari..
Seruput bangggg...
[denny siregar]
No comments:
Post a Comment