HALAMAN

Thursday, August 4, 2016

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD)



Nama populer : SPIRAL

A. Apa yang disebut AKDR / IUD atau SPIRAL?

Dunia Hawa -  IUD (Spiral) adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan. (BKKBN, 2003).

IUD (intrauterine device) yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. 

Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009)
Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).

B. Jenis-jenis

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :

1. Copper-T


IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.

 2.    Copper-7 


IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T

3. Multi load


IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.


4. Lippes loop


Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik

Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin

Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat 

C.   Cara kerja IUD

Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

D.   Keuntungan

1. Efektivitasnya tinggi ® 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.

2. Dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. Metode jangka panjang (10 th).

4. Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).

5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6. Tidak ada efek samping hormonal.

7. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

8. Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.

9. Dapat digubakan sampai dengan menopause.

10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

11. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

E.   Kerugian

1. Efek samping yang umum terjadi :

· Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
· Haid lebih lama dan banyak.
· Perdarahan antar menstruasi (spotting).
· Saat haid lebih sakit.

2. Komplikasi lain

·  Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
·  Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
·  Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

3. Tidak mencegah IMS.

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan.

5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD

7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari

8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR

9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)

10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal

11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

F.    Indikasi

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7. Risiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metoda hormonal

9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

11. Perokok

12. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi

13. Gemuk ataupun kurus

14. Penderita tumor jinak payudara

15. Penderita kanker payudara

16. Pusing-pusing, sakit kepala

17. Tekanan darah tinggi

18. Varises di tungkai atau di vulva

19. Diabetes
20. Setelah kehamilan ektopik

GKontra indikasi

Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

1. Sedang hamil

2.  Perdarahan vagina yang tidak diketahui

3.   Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

4.   Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik

5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri

6. Penyakit trofoblas yang ganas

7. Diketahui menderita TBC pelvik

8.  Kanker alat genital

9.  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

HWaktu Penggunaan

1. Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak hamil).
2.  Hari 1 – 7 siklus haid.
3.  Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1 bulan pasca salin).
4.  Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
5.  Selama 1 – 5 hari setelah senggama tidak terlindungi.

I.      Petunjuk Bagi Klien

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 – 6 minggu pasca pemasangan AKDR.

2. Selama 1 bulan pertama penggunaan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid

3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:

• Kram/kejang perut bagian bawah.
·  Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama.
• Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual

4. Masa copper T 380A perlu dilepas 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan

5. Kembali ke klinik apabila:

• Tidak dapat meraba benang AKDR.
• Merasakan bagian keras dari AKDR.
• Adanya infeksi.
• AKDR terlepas.
• Siklus terganggu.
• Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan

J.      Pemasangan IUD

Prosedur sebelum pemasangan :

1. Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .

2. Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan antiseptic . Pegang bibir anterior dengan tenakulum . Menarik tenakulum dengan hati-hati mengurangi sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus dan memudahkan pemasangan sonda uterus. Tenakulum harus tetap terpasang sealama memasang Nova T supaya serviks tetap tertarik.

3. Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus sampai mencapai  fundus. Setelah menentukan arah serta panjang kanalis servikalis dan rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.

4. Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.
     
 Pemasangan

Langkah 1
Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan . Pegang kedua ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop di ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung. Knop tidak perlu ditarik ke dalam tabung. Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.

Langkah 2
Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.

Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat penghisap) ke dalam tabung insersi. Ini untuk memastikan bahwa benang tidak tertekan pada alat oleh plunger.
Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi uterus. Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah memasukkan plunger kedalam tabung insersi.

Langkah 3
Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di dalam uterus.
Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .

Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens menyentuh os servikal.

Langkah 4
Perhatikan bagian plunger yang kasar. Pegang plunger dengan erat dan lepaskan lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai ujungnya menyentuh bagian yang kasar.
Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.

Langkah 5
Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati sampai flens menyentuh os servikal lagi.

Langkah 6
Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.

Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi.
Gunting benang sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.

KCara pelepasan IUD

Petugas harus siap ditempat
Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.

Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.

Alat-alat yang harus tersedia lengkap sesuai dengan standart yang ditentukan :

• Meja dengan alas duk steril.
• Sarung tangan kanan dan kiri
• Lidi kapas, kapas first aid secukupnya.
• Cocor bebek / speculum
•Tampon tang
• Tutup duk steril
• Bengkok
• Lampu
• Timbangan berat badan •Tensimeter
• Stetoskop

Langkah-langkah :

1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek samping.

2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.

3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter.

4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.

5. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi Lithomi.

6. Bersihkan vagina dengan Lysol

7. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.

8. Pasang speculum sym.

9. Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan tampon tang

10.  Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan

11.  Pasien dirapikan kembali

12.  Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus control

13.  Menyerahkan nota pelayanan dan menerima pembayaran sesuai dengan nota

14.  Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register KB untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik.

Berikut adalah video proses pemasanga  alat kontrasepasi AKDR/IUD atau Spiral :





[dh]

No comments:

Post a Comment