HALAMAN

Monday, July 11, 2016

Secularphobia



Dunia Hawa - Banyak orang secularphobia. Geram mereka kalau dengar istilah sekuler. Kesal mereka sama yang terang-terangan ngaku sekuler kayak saya. Eneg mereka kalau mendengar kampanye sekularisme.

Mereka takut kehidupan akan seperti di Barat yang penuh maksiat. Yang takut itu kebanyakan belum pernah pergi ke luar negeri, boro-boro tinggal di sana. Barat yang mereka tuduh rusak itu jadi tempat tujuan orang-orang Islam untuk beremigrasi atau mengungsi. Juga tempat tujuan tokoh-tokoh Iskam untuk berlindung, dari kejaran penguasa Islam.

Tapi mereka diam-diam menikmatinya. Coba kita ajak mereka ekperimen pikiran. Nggak mau sekuler, kan? Negara diatur dengan prinsip agama. Agama mana? Agama mayoritas. Maka di Jawa dan Sumatera, diatur dengan Islam. Senang? Puas?

Tunggu dulu. Di Indonesia bagian timur, aturannya adalah aturan Kristen. Mau? Orang Islam harus bayar pajak khusus, pajak kepala. Jumlah dan pembangunan mesjid dibatasi. Dakwah Islam juga dibatasi. Mau? Nggak, deh.

Itu belum seberapa. Orang-orang Islam dibatasi masuk Eropa dan Amerika. Nah, lho. Yang mau sekolah ke luar negeri silakan ke Arab atau Iran. Nggak tahu deh, para pengungsi itu mau ngungsi ke mana? Emang Saudi mau terima? Mau dilanjutin nih, eksperimennya? Nggak sanggup bayangin, kan?

Mereka itu sebenarnya ingin memaksakan aturan saja. Pakai aturan saya, karena pasti baik. Aturan saya paling baik. Isi kitab saya sudah terbukti benar. Pembuktian sudah dilakukan oleh para ilmuwan kafir, hahahahaha.

Saya bahkan nggak yakin kalau orang-orang itu benar-bensr sanggup hidup di bawah sistem Islam seperti di Saudi itu. Ada sebagian yang ingin seperti itu, tapi sebagian kecil saja. Yang lain tidak akan mau. 

Bisa nggak bayangin kalau Indonesia tiba-tiba jadi seperti Saudi? Yang pertama akan terjadi adalah hilangnya emak-emak naik motor metik. Emak-emak akan dirumahkan, nggak boleh lagi pergi belanja ke pasar naik motor. Juga nggak bisa lagi antar anak ke sekolah. Mau, emak-emak?

Kita tidak akan punya lagi tempat hiburan seperti karaoke dan bioskop. Tak ada lagi acara hiburan di TV. Keramaian dengan panggung hiburan dilarang. 

Anak-anak remaja putri tidak lagi bisa kuliah di luar kota, jadi anak kos. Tempat kuliah akan dibatasi. Bahkan jurusannya oun terbatas. Mau?

Lalu ada yang berdalih, Arab Saudi itu bukan sistem Islam yang sebenarnya. Lalu, yang benar yang bagaimana? Kagak jelas. Masih dirumuskan di atas kertas. Masing-masing kubu punya rumusan sendiri. Nanti kalau mau diterapkan, sesama orang Islam akan ribut sendiri. Cakar-cakaran, bunuh-bunuhan. Persis seperti yang sekarang terjadi di Suriah itu. Mau? Nggak, kan?

Makanya, realistis aja. Terima kehidupan sekuler ini. Jangan banyak berkhayal lagi.

[hasanudin abdurakhman]

No comments:

Post a Comment