HALAMAN

Friday, July 1, 2016

Cubit Siswa tak Shalat, Guru SMP Dipolisikan Anggota TNI AD



Karena mencubit siswa yang merupakan anak anggota TNI AD, Sambudi dilaporkan polisi.

Dunia Hawa – Karena mencubit salah seorang siswa yang tak mengikuti shalat berjamaah, seorang guru SMP Swasta di Sidoarjo akhirnya dilaporkan kepada polisi. Guru tersebut juga diseret ke Pengadilan Negeri Sidoarjo dengan tuduhan “Dugaan Penganiayaan”.

Siswa yang dicubit oleh guru tersebut ternyata adalah anak dari seorang anggota TNI AD. Orang tua dari siswa itu tak terima karena anaknya dicubit oleh gurunya, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada polisi atas dugaan penganiayaan.

Sementara itu, guru yang bernama Sambudi (45), warga yang tinggal di Desa Bogem Pinggir, Balongbendo, SIdoarjo ini merupakan guru mata pelajaran Matematika.


Dengan mengenakan seragam lengkap PGRI, salah satu Guru senior di tempat kerjanya tersebut mengikuti proses persidangan di salah satu ruangan Sidang Pengadilan Negeri Sidoarjo. Persidangan itu dilakukan sekitar 30 menit.

Pada persidangan itu mengungkap bahwa siswa yang berinisial R itu dicubit karena ketahuan nongkrong di tepi sungai pada saat kegiatan shalat berjamaah di mushola sekolah. Sebagai hukuman dari tindakan yang tidak disiplin dari siswa, Sambudi pun mencubitnya. Tak terima karena dicubit, R melaporkan kejadian itu pada orang tuanya.

Orang tua siswa yang memang bekerja sebagai anggota TNI AD itu tak terima mendengar cerita anaknya itu dan langsung melaporkan kasus dugaan penganiayaan itu ke Polsek setempat. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan proses persidangan di Pengadilan Negeri Sidoarjo.

Mengenai dugaan kasus penganiayaan siswa tersebut, terdakwa Sambudi sampai saat ini tidak mengakui tuduhan tersebut. Ia hanya mengaku kalau dirinya mengelus pundak siswa itu agar bisa mengingatkan korban supaya tak melakukan pelanggaran di saat jam sekolah.

Persidangan dugaan kasus penganiayaan guru SMP ini diketahui sempat ramai dan menjadi sorotan. Pantauan hatree.me, terdakwa juga mendapatkan dukungan moral dari ratusan guru PGRI yang ada di Sidoarjo dengan melakukan aksi demonstrasi di depan Pengadilan Negeri Sidoarjo sesaat sebelum sidang berlangsung.

Bukan hanya itu saja, salah seorang netizen pun menuliskan catatan yang cukup membuat siapapun terenyuh bila membacanya. Berikut kutipannya :

~ Sidang guru yang jewer muritnya sedang berlangsung saat ini di PN Sidoarjo.
~ Jangan salahkan guru wahai para orang tua
~ Jangan salahkan guru wahai menteri pendidikan
~ Jangan salahkan guru wahai pejabat HAM
~ Jangan salahkan guru wahai pak presiden
~ Jika anak-anak kalian,menjadi anak-anak bajingan
~ Jika anak-anak bangsa, menjadi anak-anak berandalan..
~ Jika anak-anak generasi muda,menjadi anak-anak tak beraturan..
~ Karena kami mendidik mereka sambil ditodong hukum pidana :
~ Karena tdk semua anak2 itu dididik dg lemah lembut,krn prilaku anak juga tergantung prilaku orang tua,Klo orang tuanya tidak benar,udh pasti prilakunya anaknya jdi tidak benar”Buah jatuh tdk akan jauh dari pohonnya.

Kami tau mendidik pun pnya tahapan

1.Tindak dg lemah lembut 1-3X
2.Tegur dg rada keras
3.Tegur dg keras
4.Tindak dg fisik tdk dg keras
5.Tindak dg fisik yg lebih keras dg tnpa melukai
6.Panggil orang tuanya.

Mengapa cuma sekedar cukur rambut dan cubit yg sekedarnya guru masuk penjara,Tunggulah wahai orang tua kalian akan mendapat karma,anak-anak kalian akan menjadi orang yang tidak berguna di masa depan krn tlh bertindak amoral pada guru
Sekian !

APAKAH INI YANG KITA INGINKAN UNTUK PARA PENERUS MASA DEPAN KITA (HAM) YANG BERARTI KEBEBASAN , BUKAN BERARTI SISWA SISWI KAMI BEBAS MELAKUKAN APA SAJA DAN KAMI GURU HANYA BISA DIAM SAJA , TOLONG BAGIKAN AGAR PEMERINTAH BISA MENGEVALUASI.


Ternyata Begini Kelakuan Korban Cubit Guru Sidoarjo

Korban cubitan Sidoarjo ternyata memang anak yang nakal.


Indonesia sedang dihebohkan kasus soal pencubitan seorang murid di Sidoarjo. Netizen yang mendengar kabar ini merasa sangat geram karena menganggap ini adalah sesuatu yang tidak adil bagi seorang guru.

Peristiwa ini sendiri berawal pada waktu dua siswa yang bersekolah di SMP Raden Rahmad Balongbendo, Syafirat Sanjani dan Irfan Mahrus dipanggil oleh Guru BK.

Keduanya dipanggil karena tak mengikuti ibadah Shalat Dhuha. Setelahnya, kedua korban diminta untuk membuka pakaian serta sepatunya, lalu dikalungkan sepatunya ke leher.

Kemudian, Samhudi dituding mencubit lengan korban pada sisi kanan. Namun nahas karena perbuatan dari Samhudi itu dilaporkan ke kantor polisi setempat. Berdasarkan hasil visum Puskesmas Balongbendo, kedua murid tersebut memang terbukti mendapat cubitan keras.

Pada sidang yang sudah dilakukan kemarin, ratusan guru yang ada di Sidoarjo telah melakukan unjuk rasa. Mereka memberikan dukungan moral kepada Samhudi sebagai sesama guru.

Korban Cubit Guru di Sidoarjo sedang merokok. Namun, baru-baru ini kembali beredar foto salah satu korban yang mendapatkan cubitan dari Samhudi sedang merokok.

Foto ini langsung saja menjadi viral di kalangan netizen. Pasalnya, seorang anak yang masih duduk di bangku SMP sangat tidak pantas merokok.

Kalau menurut Anda bagaimana?

[lila, cheria k/ hatree]

No comments:

Post a Comment