Dunia Hawa - Suatu ketika, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Salman Al-Farisi tampak gusar. Sebelum mengenal Nabi dan menjadi seorang Muslim, Salman adalah seorang penganut Nasrani yang tinggal bersama para biarawan di gereja. Salman mengenal para biarawan itu sebagai orang-orang yang baik dan saleh. Hal itu membuatnya sedih karena ia mengira bahwa para biarawan itu akan masuk neraka sebab mereka bukan Muslim. Betapa lembut dan pengasihnya hati seorang Salman, yang memikirkan nasib para biarawan baik hati yang sudah dia anggap seperti sahabat dan keluarganya sendiri.
Mungkin ada di antara kita yang memiliki kegusaran yang sama seperti Salman. Hidup di tengah masyarakat yang bhinneka, kita semua tentu memiliki kenalan, sahabat, atau bahkan keluarga yang berbeda agama. Mereka orang-orang yang baik dan menjalani hidup sehari-hari sama seperti kita. Satu-satunya perbedaan hanyalah nama agamanya saja. Apakah hal ini akan membuat mereka masuk neraka?
Allah menjawab kegusaran Salman dan kita semua lewat ayat berikut:
“Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang Yahudi dan Nasrani dan Shabi’in, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal saleh, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita.” (Al-Baqarah:62)
Tak peduli apa pun agama dan keyakinan seseorang, iman dan amal baik pasti akan mendapat balasan dari Tuhan. Bukankah Dia Sang Maha Adil dan Maha Pengasih? Tak sedikit pun hati yang tulus akan dikecewakan, dan tak sedikit pun perbuatan yang baik akan disia-siakan.
Dari 99 nama-Nya yang agung, Allah memiliki satu nama yaitu Rahman yang berarti Pengasih atau Maha Kasih. Sebagai sang Rahman, kasih-Nya memancar ke segenap penjuru alam raya dan apa yang ada di dalamnya. Kasih ini meliputi segala yang hidup di langit dan di bumi, baik yang merayap, berlari, berenang dan terbang. Dengan kasih sebesar itu, yang melampaui apa pun di dunia ini, sudah tentu kasih Allah juga memancar ke seluruh umat manusia tanpa memandang suku, bangsa, atau pun agamanya.
Sosok Allah sebagai sumber segala kasih begitu sentral dalam Islam, sehingga bacaan basmalah menjadi pembuka dalam hampir semua perbuatan umat Islam. Bacaan basmalah yang berbunyi: Bismillahirrahmanirrahim yang berarti “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Oleh sebab itu, amatlah keliru keyakinan yang mengatakan bahwa surga hanya diperuntukkan bagi satu agama saja. Kasih Allah cukup besar untuk merangkul seluruh manusia di berbagai belahan dunia, termasuk yang tak mengenal Islam. Meragukannya justru berarti kita telah meragukan kemahapengasihan Allah.
Dalam ayat lain Allah berfirman :
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang beriman, Yahudi, Nasrani, Shabi’in, Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan membuat keputusan di antara mereka kelak di hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” (Al-Haj: 17)
Ayat ini menjadi peringatan bagi orang-orang yang sombong karena merasa sudah memegang kunci surga. Mereka yang bahkan sudah berani menunjuk siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka. Padahal keputusan ini adalah milik Allah semata. Muslim atau pun bukan, semua hanya menunggu keputusan-Nya di hari kiamat kelak. Karena Dia-lah hakim yang sebenarnya.
Jika kita selalu mengisi hidup ini dengan perbuatan baik dan cinta kasih pada sesama, maka pesan Allah adalah tidak akan ada ketakutan dan dukacita atas kita kelak di hari kiamat. Namun sebaliknya jika kita mengisi hidup ini dengan keangkuhan, sikap sombong, dan menebar kebencian pada sesama, maka layakkah kita menyebut diri sebagai penyembah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang? Surga-Nya cukup luas untuk kita semua, apa pun agamanya, selama kita mengisi hidup ini dengan kebaikan.
[Islam Reformis]
No comments:
Post a Comment