HALAMAN

Thursday, June 23, 2016

Langkah Cantik HANURA



Dunia Hawa - Satu poin saya taruh untuk Hanura yang memainkan langkah politik cerdas dengan memegang kendali koalisi khusus pemenangan Ahok...

Hanura sudah pandai memainkan setirnya pada belokan belokan tajam, dibanding ketika mereka gabung dengan "Ahok kw" tahun 2009 lalu. Pak Wiranro yang dulu pernah jadi "tukang becak" sekarang sudah kembali menjadi Jenderal lagi. 

Langkah cerdas Hanura dengan memanfaatkan tikungan, menyalip Nasdem dan Golkar yang juga mendukung Ahok, bisa dibilang hasil berhitung yang cerdas. Mereka ambil kendali supaya peran mereka bisa "terlihat" dalam setiap ulasan di media.

Kebetulan, Ahok memang sangat butuh itu. Sebagai calon independen, ia butuh ada yang menjaga di belakangnya terutama dari tusukan tusukan mematikan di KPU saat pencoblosan dan penghitungan suara. 

Kenapa Hanura berhasil mengambil hati Ahok ? 

Karena Hanura welcome dengan Teman Ahok. Berbeda dengan partai partai lain yang cenderung memandang sebelah poni, Hanura mengajak serta teman Ahok untuk bekerjasama memenangkan Ahok di pilkada DKI.

Dan ini tentunya bukan hasil yang instan, mengingat sering sekali terjadi saling mengunjungi antara para pemuda di Hanura dan teman Ahok. Ada kesepakatan bersama mulai dari membantu pengumpulan KTP untuk Ahok.

Jika Nasdem berhasil meraih banyak keuntungan nama melalui stasiun tv-nya dengan memanfaatkan Ahok, Hanura berhasil memanfaatkan momen terbaik untuk berperan. Sedangkan Golkar masih menunggu, "siapa yang mau nyetor duit ke gua ya?" 

PDIP-lah yang banyak ruginya karena sibuk dengan pertikaiannya terus menerus dengan Ahok. Meski fans club PDIP terus menghibur diri dengan mengatakan bahwa "PDIP dan Ahok cuman pura pura saja berseteru" atau "PDIP akan datang di tikungan terakhir.." tetapi mereka tidak bisa menutup mata ada usaha usaha dari PDIP untuk terus menjegal Ahok. 

Jegalan terakhir dilakukan melalui isu dana 30 M di teman Ahok dan curhat sang mantan yang dipecat tanpa kehormatan. Jegalan ini mirip sekali dengan yang dilakukan PDIP ke Abraham Samad waktu masih menjadi ketua KPK dengan menghancurkan karakternya.

Dari sini kita lihat, Hanura tidak ragu merubah strategi polotiknya sedangkan PDIP masih terjebak pola pola lama.

Kok saya jadi ngomongin Ahok terus ya... maunya sih ngomongin Yusril, tapi orang itu entah kemana... Mungkin sedang belanja di pasar seperti biasanya.

" Kangkung seiket berapa, pak?"
" Lima rebu, pak Ahok... "

" Eike bukan Ahoooookk.. tolong jangan sebut sebut nama itu lagiii.. Ahok adalah Valak.. selalu datang ke mimpi eikeee.. eikee benci dia, eike benci.. benciiiiiii ihhhhh... " dengan gemas menyubit-nyubit lengan pak sayur.

[dennysiregar.com]

No comments:

Post a Comment