Dunia Hawa - Mungkinkah kita mengatakan bahwa Islam tidak terkait sama sekali dengan terorisme? Huruf I pada singkatan ISIS itu kepanjangannya adalah Islam. Pelaku teror anggota ISIS itu secara formal beragama Islam. Dalam aksinya mereka memakai term-term Islam seperti jihad. Mereka juga mengutip ayat-ayat Quran sebagai dasar pembenar tindakan mereka. Lebih penting lagi, sebagian umat Islam mendukung mereka beserta tindakan mereka, secara nyata atau diam-diam.
Saya harus mengakui bahwa ISIS dan berbagai teror yang mereka lakukan, juga berbagai organisasi teroris berikut berbagai aksi teror mereka, adalah bagian dari Islam. Namun harus kita beri catatan, bahwa mereka bukan bagian terbaik, juga bukan bagian yang baik dari Islam. Mereka adalah bagian yang buruk dari Islam. Dapatlah kita katakan bahwa mereka adalah produk gagal dari Islam, produk afkir.
Ada banyak ayat Quran maupun hadist, yang bila diterapkan begitu saja sebagaimana tertulis, akan memicu orang untuk melakukan tindakan keji. Karenanya, ayat-ayat Quran itu harus dibaca dengan pemahaman atas konteksnya, dan diterapkan berbasis pada arus utama ajaran Islam, yaitu kebaikan dan perdamaian.
Sayangnya, ada begitu banyak orang Islam yang begitu terobsesi untuk menjalankan Quran dan hadist secara apa adanya, sesuai yang tertulis. Tak heran, yang mendukung ISIS baik secara terang-terangan maupun diam-diam, adalah orang-orang yang punya obsesi itu.
Quran maupun hadist bertebaran dengan perintah-perintah membunuh dan permusuhan, khususnya kepada Yahudi dan Nasrani. Perintah-perintah itu hidup dalam sanubari umat Islam. Ada yang secara aktif, seperti pada anggota ISIS itu. Ada pula yang pasif, hidup sebagai ajaran yang diimpikan, tapi tidak bisa diterapkan secara aktif, baik karena tidak berani, atau karena tidak memungkinkan untuk dipraktekkan.
Bagi saya, tidak semua ayat Quran itu bisa diterapkan untuk masa kini. Ada banyak yang harus ditinggalkan, karena situasi kita sekarang tidak sama lagi dengan situasi ketika ayat itu diturunkan. Selama seluruh kaum muslimin tidak tegas mengatakan hal ini, maka kita akan selalu menyaksikan berbagai kekejian berlabel Islam. Maka saya memilih untuk mengatakannya dengan tegas, dan terus menerus mengkampanyekannya.
Tentu saya juga tidak serta merta mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya faktor penyebab terorisme. Ada begitu banyak kerumitan, sehingga dalam satu sisi kita bisa mengatakan bahwa Islam maupun kaum muslim adalah korban dari berbagai konspirasi berbasis ketamakan terhadap hegemoni. Tapi sekali lagi, kita juga tidak bisa mengatakan bahwa Islam sama sekali terlepas dari semua itu.
[abdurakhman.com]
No comments:
Post a Comment