Dunia Hawa - Saya tidak tahu apa yang harus saya bahas dari Munaslub Partai Golkar?
Orangnya itu itu saja, perilakunya juga gitu gitu saja dan hasrat mereka ya ga ada perubahan, semua semata demi kekuasaan, jabatan dan - yang pasti - uang. Apa yang bisa diharapkan dari seorang calon pemimpin yang harus nyetor sekian miliar rupiah ke partai supaya bisa menjadi ketua?
Partai Golkar itu seperti hal-nya banyak partai besar lainnya sesungguhnya hanyalah barang mati. Mereka eksis karena dipaksa untuk terus eksis, demi melanggengkan lobi lobi yang ujung-ujungnya pembagian kekuasaan. Saya sendiri heran, kok masih banyak orang yang memilih politikus dari partai ini yang sdh jelas hanya memikirkan elit-nya sendiri dan "rakyat" hanya ada di tepi bibir mereka saja.
Ketiadaan partai Golkar pun tidak mempengaruhi jalannya pemerintahan, karena mereka memang tidak memperjuangkan apa apa selain kepentingan golongan mereka sendiri. Tidak ada yang menarik dari visi dan misi mereka selain pertunjukan wajah wajah lama yang dulunya garong sekarang garing. Saya lihat Nurdin Halid ajah dah males.. Apa yang harus diprediksi dari seseorang yang pernah jadi terpidana korupsi dan menjadikan PSSI sebagai kuda tunggangan?
Setya Novanto? Aduhhh... mau jadi kek, mau ngga kek tetap gada pengaruhnya. Ia hanya dijilat-jilat saja oleh mereka yang suka ma uangnya. Diangkat-angkat supaya mengalir terus isi dompetnya. Dan memang begitulah hukum alam, setiap mahluk selalu berkumpul dengan komunitasnya.
Azis syamsudin? Sama saja. Ia pengikut Setnov dan kemungkinan besar cuman mecahmecah suara ajah. Ade Komarudin? Ga jauh beda. Dia menggantikan Setnov jadi Ketua DPR hanya utk menyelamatkan wajah Golkar saja. Tidak ada militansi apapun untuk berbuat sesuatu bagi bangsa. Duduk, datang dan yes ajalah.
Ada wajah lama Tommy Soeharto, yang disalami dgn hormat oleh sekitarnya. Hormat? Apa yang harus dihormati? Uangnya?. Akbar Tanjung politisi lawas dari era ke era masih aja duduk dan bermain meski model permainannya gada perubahan. Mungkin lupa sekarang tahun 2016, bukan eranya Harmoko jadi Menteri.
Jadi apa yang harus dibahas dari munaslub ini?
Mending bahas Elly Sugigi yang terus meratap di infotainment karena dikhianati suaminya yang katanya selingkuh dan hanya numpang popularitasnya saja. Elly juga lupa, ia numpang dari ketenaran giginya. Sama sama numpang, sama sama menyalahkan...
Asu dahlah..... merepet terus kau, ucok.. kutunjang kau nanti. Macam inang inang di Belawan saja kau, semua kau komentari. Mending kali pun inang inang itu, mereka selalu bayar kopi tak pernah hutang terus macam susah kali. Sana... Kau tarek dulu metro mini itu, itu saja lah yang kau pikirkan dulu biar senang mamak kau di kampung kau kirim duit itu.
Orang kalau tak ada hepeng macam kau lah itu. Limpul limpul pun tak ada di saku. Macam mana kau ini, ucok... sana seruput kopi dulu.. bilang sama mamak kopi, abang yang bayarin... pening kali pala awak segala Golkar pun kau repeti.
Iya bang.. Rapat belakang, rapat belakannggg.. tarekkkkk...
[dennysiregar.com]
No comments:
Post a Comment